Seni & Budaya

Tak Pernah Berhenti Hasilkan Karya Puisi

Foto : Faldy L

MENULIS puisi semenjak masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 1983, dan hingga kini Amanda Maida Lamhati yang juga akrab disapa Fir Azwar tetap komitmen menulis puisi.

Bahkan dari hasil karya puisinya itu, teman-teman di Dewan Kesenian Palembang [DKP] mendorong ia untuk membuat album.

“Lebih 500 puisi karya saya itu, yang jadi 120 kumpulan puisi atau antologi puisi, 5 lagu atau musikalisasi puisi, yang ada di buku dan CD Album Perahu Tak Lagi Kutambatkan,” ujar Amanda Maida Lamhati usai pentas antologi dan album musikalisasi puisi yang diadakan di Auditorium RRI Palembang, Sabtu (27/10/18).

Amanda Maida Lamhati, menjelaskan Sebenarnya judul album tersebut, di akui nya dari judul puisi yang dia buat pada 2014.

Pesan dari album itu, dia berharap dunia sastra, tak lagi menjadi sebuah komunitas minoritas, karena sastra itu adalah sesuatu yang asyik untuk dinikmati.

“Saya mengajak lewat buku ini,  terutama seluruh generasi untuk mencintai puisi dan karya sastra,” tegasnya.

Sementara itu sang musikalis dari antologi ini, Iir Stone, mengaku tingkat kesulitannya besar sekali, mengingat, dirinya harus memahami makna dari puisi itu, dan yang paling berat kesulitannya ada pada lagu Perahu Tak Lagi Ku Tambatkan.

“5 lagu itu, intonasinya diambil dari intonasi puisi itu sendiri, yang sebenarnya ada melodi disetiap katanya,” ujar Iir.

Sementara itu, sang perupa di acara itu, Rudi Maryanto, mengatakan dirinya melukis lepas saja mencoba menangkap moment dari beberapa puisi dan ilustrasi musik, merespon dari setiap lantunan puisi dan musikalitas yang dibawakan, dimana teaterikal itu memberikan bentuk katanya dan dirinya membentuk dari rupanya. “Intinya membekukan teks itu dalam bentuk gambar,”tegasnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata ( Disbudpar) Sumsel, Irine Camelin Sinaga, mengapresiasi dari kegiatan ini dengan mengatakan ini adalah karya besar dari seniman besar Sumsel.

Menurutnya hal ini bersinergi dengan salah satu misi dan visi Gubernur Sumsel, yakni memberikan ruang publik dan ruang terbuka bagi seluruh karya-karya seniman di Sumsel.

“Ini salah satu bentuknya, dan kita sudah janji bulan Desember mudah-mudahan akan ada tampilan lagi, bukan hanya lagu, syair dan puisi, tapi juga nanti kita akan lihat generasi – generasi teatherical, yang mana Sumsel ini terkenal karakternya cukup bagus,” terangnya.[**]

 

Penulis            : Faldy Lonardo

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com