Peristiwa

Ketika Ibu-Ibu RT Dambakan Air Bersih & Jalan yang Mulus

dirgahayu republik indonesia

“Kami hanya pasrah dengan kondisi ini, apalagi jika musim kemarau sumur yang baud an berkarat kering,”

foto : one

SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Sejak dua hari ini langit di Kota Palembang terlihat mendung, hujan pun sejak kemarin malam sudah mulai turun sangat deras, sehingga  membuat udara terasa dingin menyelimuti sekujur tubuh.

Saat jam menunjuk pukul enam di Kamis pagi, sejumlah warga yang ditinggal di Perumahan Pesona Harapan Jaya dan Nirvana, Jalan Azhari, Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni Palembang terlihat  mulai terlihat sibuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Maklum -lah memang mereka tinggal disebuah perumahan bersubsidi yang memang notabene-nya rumah murah, dibangun pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Suasana perumahan tersebut memang terlihat sangat nyaman,dan Asri, seperti suasana di pedesaan. Aktivitas warga pun di pagi itu terlihat sibuk,  ada yang tengah  berolahraga dengan sengaja berjalan pagi, ada yang telah rapi untuk berangkat kerja, bahkan  ada

pula terlihat masih sibuk beres-beres rumah dan belanja sayur.Katanya Bakal Mengalir 24 Jam, Kok Masih Banyak Warga di Palembang Belum Nikmati Air Bersih Tirta Musi

Seiring berjalannya waktu, tampak terlihat satu ibu rumah tangga yang paruh baya dan tengah hamil menggunakan kendaraan Honda Scoopy membonceng ke dua anaknya yang masih  duduk ditingkat sekolah dasar (SD) untuk pergi ke sekolah.

Dengan penuh hati-hati ia mengendarai motornya, sembari memilih jalan yang bisa dilalui, maklumlah juga memang kondisi Jalan Azhari tersebut rusak parah, penuh lobang sedalam 2-3 cm, becek dan licin. Apalagi setelah diguyur hujan yang sangat deras.

Sekali-kali juga Ibu tersebut menghentikan motornya saat berpapasan dengan kendaraan roda empat karena bingung memilih jalan yang mulus lagi.

“Waduh jalan kok belum diperbaiki, padahal ini jalan poros dan satu-satunya jalan penghubung bagi kami yang tinggal di seputar sini, “ keluhnya.

Menurutnya sangat susah sekali dengan kondisi ia yang tengah hamil melalui jalan ini, apalagi jika sudah diguyur hujan 3-4 jam, karena mengendarai motor harus kerja ekstra dengan jalan kondisnya licin, berlobang, takut berbahaya.

Jum, warga Perumahan Pesona Jaya pun mengakui, dulu dua tahun lalu jalan tersebut sudah pernah di cor dan itupun baru kali pertama. Ironisnya hanya cukup berumur sekitar 9-10 bulan dan jalan Azhari tersebut sepanjang sekitar 100 meter sudah rusak kembali, akibat kerap dilalui dump truck bermuatan tanah dan material bangunan.

“Jalan ini satu-satu yang bisa kami lalui karena tidak ada jalan alternatif lagi, kami mohon ada perhatian serius, sehingga kami yang tinggal di komplek perumahan yang berjumlah lebih kurang 400 kepala dapat nyaman,”keluh lagi.

Sebelumnya warga pernah melaporkan beberapa kali baik melalui di surat pembaca di media cetak, dimedsos mengenai jalan ini, namun hanya ditanggapi akan ditindak lanjuti saja, hingga kini disaat proyek jalan di Palembang sudah hampir selesai semua berjalan, tapi belum ada realisasinya jalan Azhari untuk di cor.

“Walikota Harnojoyo juga sempat melakukan program bersih-bersih parit dan gotong royong di Jalan Azhari, dan warga melalui perwakilan sudah mengajukan juga proposal, tetapi kami tidak tahu, yang jelasnya kami berharap sekali pak Harno dapat merealiasikan akhir tahun ini,”akunya pasrah.

Butuh Air Bersih

Selain, dampakan Jalan Azhari yang mulus, sejumlah warga terutama ibu-ibu rumah tangga di perumahan Pesona Harapan Jaya dan Nirwana memohon kepada  walikota/wakil walikota dapat merealisasikan air bersih (ledeng).

Sebab selama ini sudah empat tahun berjalan di perumahan tersebut tak dialiri air bersih, terlebih di perumahan Pesona Harapan Jaya tahap satu yang dijanjikan difasilitasi air PAM Tirta Musi hingga kini tak terealisasi.

“Ntah kami sendiri tidak tahu dengan pengembangnya, persoalan ini sebanarnya sudah berapa kali diangkat dan dilaporkan ke namun tak pernah ada realisasinya,”tutur Janaria Warga perumahan Pesona Harapan Jaya tahap satu.

Menurutnya jika membaca di media rumah subsidi ini telah digulirkan dari zaman SBY hingga ke Jokowi, dan merupakan program nasional karena dibangun hampir disetiap daerah.

“Pengembang membangun dan menjual nya ke masyarakat yang berpenghasilan rendah dan disetiap daerah pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membantu infrastrukturnya seperti Air Bersih dan Jalan, namun sayang rumah murah disediakan sudah tidak maksimal, apalagi rumah yang dibangun okeh pengembang asal-asalan,”keluhnya.

Warga berharap Walikota Palembang dapat mencarikan solusinya agar masalah air bersih dapat direalisasikan segera. Selama ini kami bergantung dengan air dari sumur yang dibuat sendiri, dengan kondisi air keruh,baud an berkarat.

“Untuk menjernihkan air menjadi bersih terpaksa disaring dulu, coba bayangkan saja untuk mendapatkan air bersih satu ember saja bisa memakan waktu 30 menit karena air disaring pasti tidak seder air ledeng,”keluhnya lagi.

dirgahayu republik indonesiaDia menilai semua program Walikota selama ini, jika melihat pemberitaan cukup bagus semua, apalagi dengan program bersih-bersih kali dan bergotong royong, serta subuh berjamaah, semua masyarakat sangat mengapresiasinya, namun sayangnya program tersebut tidak diimbangi dengan program infrastruktur yang maksimal.

Sebab ia menilai masih banyak masyarakat yang marjinal (pinggiran) terutama yang tinggal di perumahan bersubsidi belum mendapatkan ketersedian air bersih dan jalan yang bagus. “Kami kadang iri melihat masyarakat yang sudah memiliki air bersih dan jalannya dicor, sementara kami terus berjuang dari jalan yang becek, berlobang,”curhatnya.

Hal senada diakui Juli, sudah 4 tahun lenih tinggal di perumahan bersubsidi, tapi belum menikmati air bersih, hanya mengandalkan air dari sumur yang kondisinya bau, berkarat dan kuning. Untuk mendapatkan air bersih, untuk mandi, mencuci dan membuang hajat mengandalkan air saringan.

“Kami hanya pasrah dengan kondisi ini, apalagi jika musim kemarau sumur yang baud an berkarat kering, Kami terpaksa meminta ke saudara di daerah Sekojo pangkal yang memiliki air ledeng dengan menggunakan drum atau dirigen air,”keluh Juli juga.

Tetapi ulasnya terkadang merasa tidak enak meminta terus, akhirnya warga juga membeli air galon di isi ulang. “Coba bayangkan berapa pengeluaran jika harganya Rp5.000 per galon x 5 galon per hari, jika 1 bulan harga air galon dibeli, lebih mahal uang untuk membeli air bersih dibanding membayar angsuran rumah,”akunya.

Apalagi terangnya, jika meminta air bersih yang jaraknya berkilo-kilo melalui jalan Azhari yang kondisinya rusak parah, sangatlah riskan sulit.

Pantauan ST di Kamis pagi (7/12/2018) saat turun hujan, memang benar kondisi jalan Azhari sepanjang lebih kurang 100  meter, kondisinya sangat rusak parah, terkesan tak layak lagi untuk dilalui. Terlebih jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan dimiliki oleh warga setempat. Warga di Komplek Pesona Harapan Jaya dan Nirwana pasti melintas di Jalan tersebut.

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com