Pemprov Sumsel

Alasan APJI Diminta Dorong Industri Jasa Boga

ril/fot: ist

Sumselterkini.co.id, Palembang – Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI)  dminta dapat mendorong industri jasa boga yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas untuk mencapai kesejahteraan. Pengusaha jasa boga berskala UKM yang membutuhkan pembinaan, agar dapat naik kelas, sehingga pelaku usaha jasa boga semakin berkembang.

Pesan tersebut disampaikan Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, saat membuka Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Tahun 2022  di Ballroom Hotel Novotel, Senin (5/12) pagi.

Pemprov Sumsel sangat optimis APJI tetap tangguh dan kokoh menghadapi adanya ancaman resesi global.“Terpenting APJI dapat melihat peluang dan terus berinovasi. Semua orang butuh makan dalam kondisi apapun, jadi saya kira APJI tidak akan terpengaruh,” ujarnya.

Mayoritas pelaku usaha industri jasaboga adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Lebih spesifik lagi adalah kuliner tradisional dimana para turis domestik dan mancanegara, dipastikan akan tertarik dengan kuliner tradisional.

APJI memiliki peranan penting dalam memperkaya khasanah kuliner tradisional Indonesia serta sebagai wadah para pengusaha jasaboga dalam mengembangkan kuliner otentik Indonesia. Keberadaan APJI juga dinilai strategis dalam meningkatkan daya saing kuliner di tanah air serta mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia, baik di dalam dan luar negeri.

Lebih jauh dikatakannya, dunia usaha sekarang sudah menyadari bahwa sedang memasuki era baru dengan harapan lebih efisien. Sehingga menguntungkan semua pelaku dunia usaha, juga lebih adil dan lebih pasti, karena kesempatan ada di mana-mana.

Sejalan dengan makro ekonomi yang makin baik, meskipun harus terus  diperbaiki lagi dengan fundamental ekonomi yang juga makin kuat, hendaknya semua pihak tidak lekas puas setelah krisis yang dialami beberapa tahun yang lalu.

“Saya mengharapkan para pengusaha jasa boga untuk memanfaatkan bisnis dengan sistem online dan offline. Kedua model bisnis ini harus saling menunjang. Pengusaha jasa boga merupakan pengusaha yang sudah memiliki jaringan luas. Walaupun demikian, pemanfaatan bisnis secara online juga diperlukan. Bisnis jasa boga terkait erat dengan dunia pariwisata. Jika pariwisata berkembang, maka UKM juga berkembang,” jelasnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) RI, Bintang Puspayoga, mengapresiasi atas pemecahan rekor Muri makan 5000 tekwan. Keberhasilan ini tentu tak lepas dari dukungan Pemprov Sumsel terima kasih atas perhatiannya,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Ia juga mengharapkan Rakernas APJI VII dapat menghasilkan rekomendasi yang betul-betul bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Dalam kesempatan itu Rahayu Puspitayoga mengatakan sangat mendukung tema yang diusung. Menurutnya tema tersebut sangat menarik karena kolaborasi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk dapat bersinergi dan saling mendukung satu sama lainnya.

Melalui pemberdayaan perempuan secara ekonomi, maka isu pengasuhan anak, pekerja anak, perkawinan usia dini hingga faktor kemiskinan dapat diminimalisir.

Menteri PPPA itu juga meyakini bahwa APJI adalah organsiasi yang tidak kenal dengan resesi. Ini lantaran APJI punya peluang bisnis yang maaih sangat cerah.

“Karena sesulit apapaun orang tetap butuh makan. Makanya ini penting bagaimana APJI melihat kebutuhan pasar,” tutupnya.[***]

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com