Nasional

Hutan di Papua Sedang Tidak Baik-baik Saja

Greenpeace Indonesia/foto : Greenpeace Indonesia

Lagi dan lagi, kawasan hutan adat akan dicaplok oleh perusahaan kelapa sawit. Kali ini Suku Awyu yang menjadi korban keserakahan perusahaan sawit  PT Indo Asiana Lestari (PT IAL).

 

Hendrikus “Franky” Woro, perwakilan masyarakat adat suku Awyu,  berusaha keras untuk mendapatkan keadilan atas tanah hutan adat milik mereka.

GP0STW9UR_Low_res_with_credit_line

“Kami tidak ingin ada perusahaan-perusahaan mana pun yang masuk dan merusak hutan kami.  Hutan itu sangat penting bagi kami masyarakat adat. Kami mau makan, mau minum, mau ambil kayu, semua tergantung kepada alam.”

-Gregorius Yame-

Franky sudah melayangkan gugatan lingkungan hidup dan perubahan iklim ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jayapura pada awal Maret kemarin. Franky ingin Pemerintah mencabut izin PT IAL yang didasarkan dari analisis dampak lingkungan (Amdal) yang tidak mempertimbangkan hak-hak masyarakat hukum adat, khususnya Suku Awyu. Namun sayangnya, pihak PTUN Jayapura tidak memberikan transparansi informasi atas izin yang dikantongi oleh PT IAL tersebut.

 

Namun ternyata perjuangan mereka tak cukup hanya sebatas di Jayapura. Sesaat setelah gugatan dilayangkan di Jayapura, muncul informasi bahwa PT Megakarya Jaya Raya dan PT Kartika Cipta Pratama – yang lahannya terletak berdampingan dengan PT IAL di Provinsi Papua Selatan – menggugat Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Alasannya kedua perusahaan tersebut ingin Menteri KHLK membatalkan Surat Keputusan Penertiban dan Penataan Pemegang Pelepasan Kawasan Hutan atas nama kedua perusahaan tersebut.

 

Tentu saja Franky dan teman-temannya tak tinggal diam. Mereka terbang ke Jakarta untuk mengajukan permohonan sebagai tergugat intervensi ke PTUN Jakarta. Mereka menyambangi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menuntut keadilan atas hak hutan adat di Papua. Aksi mereka ini mendapatkan perhatian media dan masyarakat Indonesia.

Vindes - Suku Awyu

Dukungan datang dari berbagai pihak. Perjuangan suku Awyu belum selesai. Mereka masih terus memperjuangkan keadilan atas hak-hak hutan adat di tanah Papua. Suku Awyu membutuhkan lebih banyak dukungan untuk keadilan.

GP0STWAI5_Low_res_with_credit_line

Suku Awyu tidak hanya memperjuangkan hak mereka atas hutan adat di Papua. Mereka juga memperjuangkan keselamatan lingkungan hidup karena ancaman krisis iklim semakin nyata kita rasakan. Perjuangan ini milik kita bersama.

Salam Hijau Damai,

Greenpeace Indonesia 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com