Industri

Beirut & Mojokerto di Gunjang Ledakan dari Bahan Kimia, Bagaimana dengan 2 Pabrik Tua Pusri ? Begini Jawabnya

foto : Pusri.co.id

BELUM lama ini, masyarakat dunia dikejutkan dengan peristiwa ledakan yang mengguncang Kota Beirut, Lebanon yang menewaskan ratusan orang dan melukai  lebih dari 5.000 orang.

Pejabat keamanan Lebanon mengumumkan insiden tersebut diduga berasal dari ledakan sekitar 2.750 ton amonium nitrat di salah satu gudang di Pelabuhan Kota Beirut.

Ledakan yang sangat dasyat tersebut yang berasal di tepian pantai itu menimbulkan gelombang kejut yang jangkuannya sangat luas, membuat hancur gedung di Kota Beirut.

Perdana Menteri, Lebanon, Hassan Diab mengatakan sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang selama 6 tahun

“Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan,” kata Diab pada pertemuan dewan pertahanan, seperti dilansir kantor berita AFP, dari detik.com

Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.

Ledakan besar itu terasa hingga ke Siprus. Jarak Lebanon ke Siprus cukup jauh hingga ratusan mil.

Belum usai masyarakat dunia berduka, terutama di Indonesia, lagi-lagi ada insiden hampir mirip dengan meledaknya bahan kimia [amonium nitrat] Beirut kemarin di Mojokerto, Jawa Timur.

Ledakan tersebut berasal dari pabrik bioetanol, milik PT Energi Agro Nusantara [Enaro]. Meski memang ledakannya tak sedasyat yang terjadi di Beirut tersebut.

Namun dalam peristiwa tersebut, sedikitnya mengakibatkan 10 pekerja menderita luka bakar, bahkan dikabarkan ada 1 yang meninggal dunia.

Kapolres Mojokerto Kota AKBP Deddy Supriadi mengatakan, 11 korban tersebut merupakan pekerja dari perusahaan konstruksi. Perusahaan tersebut menjadi rekanan dari PT Enero untuk mengerjakan pipanisasi di lokasi ledakan.[detik.com]

Ledakan terjadi di PT Enero, Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto sekitar pukul 15.15 WIB. Bagian yang meledak merupakan tangki penampungan bioetanol. Suara ledakan terdengar hingga radius 4 kilometer. Pasca ledakan, api membakar tangki dan area di sekitarnya.

Bagaimana dengan PT Pupuk Sriwidjaja [Pusri] Palembang sendiri ?. Pabrik pupuk urea tertua di Tanah Air ini keberadaanya berada di lingkungan masyarakat yang sangat padat. Sebelah timur berbatasan dengan daerah Kampling dan Intirub [ perumahan masyarakat yang sangat padat], sebelah barat, yakni daerah satu ilir merupakan lingkungan sangat padat tak bedanya dengan daerah timur, Kelurahan Sei-Selayur Kalidoni, Palembang. Belum lagi diseberang Sungai Musi, Ulu juga merupakan daerah yang sangat padat.

PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun, dari empat unit pabrik tersebut, pabrik I B dibangun era 90 -an, sementara Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri II B yang dibangun  sekitar tahun 2013-2014. Dua pabrik III, IV usiannya termasuk udzur dibangun sekitar 40 tahun lalu.

Perseroan juga, berencana membangun pabrik Pusri-III B guna mewujudkan visi “Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia” melalui peningkatan efisiensi dan daya saing perusahaan.

Pembangunan ini merupakan proyek revitalisasi untuk mengganti pabrik lama, yaitu Pabrik Pusri-III dan Pusri IV, yang berteknologi lama serta boros penggunaan energinya.

Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro  mengatakan kapasitas produksi Pabrik Pusri IIIB sebesar 2.000 ton, amoniak per hari atau 660.000 ton per tahun. Sedangkan produksi urea mencapai 3.500 ton per hari atau 1.155.000 ton per tahun.

“Pelaksanaan Pembangunan Pabrik Pusri IIIB di Sumatera Selatan telah mendapat dukungan pemerintah melalui Kementerian BUMN dengan target mulai konstruksi di pertengahan tahun 2021 dan mulai berproduksi di tahun 2024,” ungkap Mulyono dalam rilisnya belum lama ini.

Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri III dan Pusri IV (existing), teknologi yang digunakan pada Pabrik Pusri IIIB merupakan teknologi yang lebih ramah lingkungan dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar ± 10 MMBTU per ton urea, sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp 1,5 triliun per tahun.

Namun apakah pembangunan revitalisasi pabrik III B tersebut dilakukan di Komplek Pusri, Sei-Selayur lagi atau di Tanjung Api-api [TAA], ? jawabannya ada pada Pemerintah Provinsi Sumsel dan PT Pusri sendiri.

Menanggapi dua peristiwa pabrik meledak tersebut, Reza, salah satu warga Kapling, Sei-Selayur, Palembang yang rumahnya berdekatan dengan tembok PT Pusri menerangkan, jika dikaitkan dengan dua peristiwa tersebut, “Rasa-rasanya sulit membayangkan, apalagi daerah Kampling merupakan masuk ring 1,”katanya, Selasa.

Tetapi, berdoa saja, lanjut dia,semoga dua peristiwa  ledakan itu, terutama di Kota Beirut, Lebanon jangan sampai terjadi disini. Apalagi Pusri sendiri ada dua pabrik yang tua umurnya.

“Kami ingin jika ada pembangunan lagi, kalau bisa di luar Komplek, tapi itu hak-nya Pusri karena mereka juga punya tim kajian, apalagi kalau bisa manajemen Pusri harus belajar dari 2 kasus tersebut, mati galo, saro kito klo Pusri meledak,,,yang jelas hanya Allah SWT yang tahu, dan Pusri harusnya lebih kerja ekstra lagi dan menempatkan SDM yang lebih paham,”akunya.

Perlu diketahui, memang amoniak gas  merupakan bahan baku untuk pupuk urea yang dicampur air Sungai Musi, berbeda dengan dua bahan kimia yang meledak di Kota Beirut dan Pabrik Mojokerto. Meski demikian, Pusri juga perlu waspada, karena dua pabrik Pusri sudah berumur tua.

Menanggapi dua peristiwa tersebut, dihubungi via whats app/WA, semalam Nilam Hayatmi, Asisten Manajer Humas PT Pusri Palembang menyatakan pengamanan di area pabrik Pusri sangat ketat, Bahkan setiap hari ada inspeksi, selain itu pemeliharaan berkala pabrik lama dan baru dilakukan Turn Around (TA/Pemeliharaan).

Disisi keamanan dan keselamatan terus dilakukan secara rinci, khususnya untuk bahan baku, bahan kimianya, proses pembuatannya, peralatannya juga. Semuanya dikontrol menggunakan safety data sheet, agar tetap terjaga.

Walaupun teknologi Pusri III & IV sudah berumur udzur, namun tetap pengawasannya lebih prioritas, dan selalu mengikutin prosedur pengamanan. “InsyaAllah aman dan terkendali, karena sesuai prosedur,”akunya.[***]

 

One

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com