KOMANDAN Kodim 0402/OKI-OI Letkol Inf Riyandi mengungkapkan setidaknya 90 % pemicu kebakaran hutan dan lahan karena faktor manusia.
Fakta ini sendiri, kerap ditemukan dilapangan. Ia menuding kebakaran lahan dengan berdalih tidak sengaja merupakan alasan pembenaran yang mengada-ada.
“Kami akan terus mencari pelaku pembakar lahan hingga sampai di proses hukum. Tidak ada pembenaran dalam hal ini,” tegasnya disela Rapat Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Selasa (16/7/2019).
Meski demikian, kecaman terhadap pelaku pembakaran ini sendiri, tidak berlangsung serta merta asal tuduh, namun melalui penelusuran terlebih dulu. “Apakah benar atau tidak sengaja ada yang membakar karena ini sindikasi yang akan ditelusuri,” jelasnya.
Selain itu, ia menerangkan pencegahan karhutla sudah dilakukan pihaknya secara komprehensif. Ia menuturkan sejumlah kegiatan pihaknya, mulai dari menganalisa kebiasaan masyarakat yang tinggal di daerah rawan kebakaran, lalu mendalami teknis pemadaman hingga mencari penyebab dari kebakaran itu sendiri.
Terhadap pemicu karhutla lainnya, Riyandi cenderung menyangsikan faktor alam lebih mendominasi menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan.
“Kalau faktor alam tidak mungkin setiap tahun Tuhan memberikan cobaan karhutlah, jadi harus introspeksi diri apa penyebabnya,” ujarnya.
Lebih tegas lagi disampaikannya, sudah sepantasnya perusahaan perkebunan bertanggung jawab menyiapkan sejumlah peralatan pencegahan sebagai langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
“Kita panggil perusahaannya, bila perlu didatangi langsung dan kalau tidak mau akan dipaksa menyiapkan peralatan tersebut,” katanya seraya mengatakan terdapat sejumlah perusahaan yang belum memenuhi peralatannya.
Sementara itu, Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin menguraikan, setidaknya terdapat sembilan kecamatan masuk kategori rawan kebakaran yang menjadi prioritas pemantauan, yakni daerah pantai timur, Pedamaran Timur, Pedamaran dan Tanjung Lubuk.
“Sedangkan pola yang dilakukan, 70 persen pencegahan dan 30 persen eksekusi dalam mengantisipasi karhutla,” pungkasnya.[**]
Penulis : dra