Nasional

Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Lima Orang Utan Dilepasliarkan

KAWASAN Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya menerima penghuni baru, yakni lima ekor Orang Utan Kalimantan yang diberi nama “Anjas”, “Cemong”, “Joyce”, “Kotap”, dan “Otan” dari pusat rehabilitasi Yayasan IAR Indonesia (YIARI) di Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Pelepasliaran tersebut serangkaian memperingati hari lingkungan hidup sedunia.

Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta, mengatakan, pelepasliaran satwa itu merupakan hasil kolaborasi antara Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR), BKSDA Kalimantan Barat, dan YIARI sebagai bagian dari pelaksanaan program reintroduksi orang utan sekaligus rangkaian Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Juni ini.

“Mereka (lima ekor Orang Utan) dianggap sudah layak untuk dilakukan pelepasliaran di Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, setelah menjalani proses rehabilitasi antara tujuh sampai dengan 11 tahun di Pusat Rehabilitasi Yayasan IAR Indonesia di Ketapang,” kata Kepala BKSDA Kalbar dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Senin (20/6/2022).

Lebih lanjut Sadtata menjelaskan, setiap Orang Utan harus menjalani tes kesehatan sebelum pelepasliaran untuk memastikan kesiapan mereka berada di alam liar, sebagai satwa endemik Kalimantan dengan status konservasi Critically Endangered (CR) berdasarkan IUCN.

Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, satwa dilindungi tersebut diangkut mempergunakan jalan darat dari Ketapang menuju Melawi yang menempuh perjalanan selama 15 jam.

“(perjalanan ini) melewati enam kabupaten yaitu Ketapang, Kayong Utara, Sanggau, Sekadau, Sintang, dan Melawi. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan mempergunakan jalan air dan berjalan kaki,” jelasnya.

Menurut Sadtata, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dipilih menjadi lokasi pelepasliaran karena mempunyai lingkungan yang cocok sebagai habitat untuk Orang Utan.

Dalam kawasan hutan lindung ini, kelima Orang Utan dinilai bisa menemukan berbagai macam jenis tumbuhan yang bisa dikonsumsi mereka sebagai sumber pakan utama.

“Jenis-jenis vegetasi penyusun hutan di Taman Nasional itu mempunyai kecukupan baik dalam jumlah maupun keragaman jenis sebagai pakan orang utan,” imbuhnya.

Dia memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, baik itu instansi maupun lembaga nonpemerintah serta masyarakat yang terlibat dalam upaya penyelamatan satwa endemik Kalimantan ini.

“Namun begitu, kita masih perlu inovasi-inovasi program jangka panjang yang lebih efektif dalam upaya konservasi orang utan,” pungkasnya.InfoPublik (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com