Kesehatan

Tambah Gizi Keluarga, Menteri Ajak Masyarakat Makan Ikan

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) langsung tancap gas usai libur Lebaran 2022. Melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), KKP mengingatkan masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, perbatasan RI – Timor-Leste untuk bangga makan ikan karena ikan banyak mengandung gizi. Terlebih lagi wilayah tersebut dikelilingi laut dengan potensi perikanan yang luar biasa.

“Kekayaan sumber daya ikan Indonesia yang melimpah merupakan modal dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus gizi masyarakat Indonesia,” terang Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti di Jakarta, belum lama ini.

Artati menegaskan, makan ikan sangat penting dalam peningkatan kecerdasan, terutama fase 1.000 hari pertama kehidupan. Merujuk data Susenas 2020, masyarakat Kabupaten TTS dan Kabupaten Belu memiliki preferensi konsumsi yang tinggi pada ikan segar tuna, tongkol, cakalang, dencis, dan ikan kayu.

Kandungan gizi ikan tuna dalam 100 gram berdasarkan data Kemenkes RI meliputi protein (24,4 gr), lemak (0,5 gr), Natrium (45 mg), Vit. B1 (0,12 mg), Riboflavin (0,12 mg), Vit. B5/Asam pantotenat (0,28 mg), Vit. B6 (0,93 mg), Kalsium (4 mg), Zat Besi (0,77 mg), Magnesium (35 mg), Fosfor (2,78 mg), Kalium (441 mg), Natrium (45 mg), dan Zinc (0,37 mg).

“Kandungan zat-zat tersebut sangat bermanfaat untuk pemenuhan protein yang lengkap dari ikan, menyehatkan jantung, mencegah anemia, membantu mengatasi stres, menjaga kesehatan tulang,” urainya.

Karenanya, Artati mengajak masyarakat setempat melalui Tim Gemarikan untuk kembali ke pangan yang melimpah di daerah tersebut. Terlebih angka konsumsi ikan dalam rumah tangga (KIDRT) Kabupaten TTS tercatat 20,33 kg per kapita setara ikan utuh segar. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2021, menunjukkan angka stunting di Kabupaten TTS mencapai 48,3% atau 48 dari 100 balita mengalami stunting. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Belu, dengan angka 39,9% menunjukkan 39-40 dari 100 balita mengalami stunting.KKP (***)

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com