Agribisnis

Sumsel Optimitis Jadi Lumbung Pangan

Program “SERASI” terlihat dalam 3 hari Desa Sungai Pinang Kecamatan Pantau Bayur sudah terencana dan telah berjalan satu kilometer.

PROGRAM “SERASI” (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) yang dicanangkan di Kabupaten Banyuasin diyakini dapat meningkatkan Produksi pangan di Sumatera Selatan. Ia pun optimistis Kabupaten Banyuasin akan segera menjadi lumbung pangan di Sumsel.

“Hari ini saya meninjau program Serasi,  ternyata sambutan masyarakat sangat hebat serta sangat antusias, karena proyek serasi ini adalah proyek meningkatkan produksi pangan. Dengan lahan yang tidak produktif kita jadikan produktif, lahan yang panen sekali kita panenkan dua kali, yang dua kali dijadikan tiga kali,” ujar Herman Deru saat meninjau lokasi pencanangan Serasi di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Pantau Bayur, akhir pekan ini.

Di lahan seluas 800 hektare biasanya petani hanya satu kali panen. Bahkan saat di musim hujan lahan juga terkena banjir.

Maka dari itu mulai masa kemarau ini diterapkan sistem buang air melalui pompa irigasi menggunakan alat yang dimiliki sendiri. Pompa Irigasi ini juga bukan hanya berfungsi untuk mengalirkan air ke sawah namun juga bisa dilakukan untuk pembuangan air ke sungai.

“Kita bersama-sama kelompok petani, bersama dinas kabupaten pertanian, Harapan kita di tahun depan sudah menampakkan bukti minimal 2 kali lipat dari hasil yang biasanya selama ini dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Ia bahkan menargetkan program yang sudah berjalan beberapa bulan ini berhasil membuat peringkat Sumsel membaik dalam penghasilan lumbung nasional. Dari sebelumnya peringkat 8 nasional menjadi peringkat 5. Diharapkan di tahun 2021 Sumsel sudah di urutan ketiga bahkan menjadi nomor satu nasional.

“Saya berani bilang begitu karena kita bisa mengalahkan Pulau Jawa karena lahan di Jawa sudah jenuh. Sementara kita sangat mungkin meningkatkan kualitas melalui program Serasi dan lainnya, Alhamdulillah selama ini masyarakat Sumsel sangat mendukung,” ungkapnya.

Dari target 200 ribu hektare lahan untuk program SERASI itu jelas HD sejauh ini tak ada kendala berarti. Namjn demikian Ia tetap akan meminta bantuan alat lagi dengan Kementerian Pertanian

“Bapak menteri juga pernah bilang jangan tanggung, kita bertranformasi dari pertanian konvensional /tradisional menjadi pertanian modern jadi harus dukungan alat minimal ekskavator minimal 50 untuk motor hand traktor roda empat paling tidak 100 lagi, jadi panen langsung garap jadi harus dukungan alat,” ungkapnya.

Ia juga memuji Bupati Banyuasin yang telah mencanangkan Program “SERASI” ini serta menggerakkan para tokoh-tokoh yang mendukung, dalam Program “SERASI” terlihat dalam 3 hari Desa Sungai Pinang Kecamatan Pantau Bayur sudah terencana dan telah berjalan satu kilometer

“Ini sekarang kemauan saya, saya Ingin para bupati, Kepala Dinas sering turun lapangan, buktinya pada hari libur ini Gubernur turun ke lapangan melihat hasil program ini,” ujarnya.

Bupati Banyuasin Askolani mengatakan dalam pengelolaan lahan pertanian kedepannya para petani sudah memakai hand traktor roda empat, karena bisa membajak sawah sampai 4-5 hektare, karena dengan cara biasa dalam waktu satu Minggu  hanya bisa 1 hektar lahan,

“Seperti Desa Sungai Pinang Kecamatan Pantau Bayur ini masih tergantung dengan alam, tentunya dengan teknologi baru ini kita akan perbaiki irigasi dan tanggul, bahkan yang tidak ada akan dibuatkan,” ungkapnya.

Namun dalam Program ini membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua tahun, agar yang dicita-citakan bisa terwujud, ia juga meminta dana desa bisa dimaksimalkan sebaik mungkin.

“Agar kita juga tidak tergantung dengan kondisi alam, air laut  kita bisa alirkan kesawah kita, dengan cara sistem pompanisasi dengan teknologi ini kita bisa akan sejahtera,” ujarnya.[**]

 

Penulis : mad

 

 

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com