Agribisnis

Ekspor Ikan Hias Sumsel Naik 21%, Jenis Botia Mendominasi 

Foto : Faldy

Sumselterkini.co.id, Palembang – Jenis Ikan Botia (Chromobotia macrachantus) mendominasi ekspor  ikan hias Palembang dengan total sebanyak 596.939 ekor.

Sementara sisanya jenis ikan hias lain seperti ikan Dalum, Ikan Elang, Tiger Fish, Ikan Serandang, Ikan Betutu dan lainnya, dengan negara tujuan Singapura dan Malaysia.

Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM), Sugeng Prayoga mengatakan ekspor komoditi ikan hias di Palembang pada 2018 mengalami peningkatan sebesar 21 % atau sebesar 238 sertifikasi ekspor dengan jumlah total ekspor mencapai 679.237 ekor ikan, sementara pada 2017 ekspor hanya sebesar 196 sertifikasi dengan jumlah total ikan yang diekspor sebanyak 575.170 ekor.

“Ekspor pada 2018 lalu, 87% didominasi ekspor ikan hias asli perairan Sumatera Selatan,” ungkapnya di Kantor SKIPM Palembang, Senin (14/1/19).

Sugeng menambahkan, untuk pengiriman udang belalang, dimana pada 2017 frekuensi pengiriman domestik sebanyak 3.224 sertifikasi, sebanyak 3.196.120 ekor, namun pada 2018 mengalami peningkatan yang signifikan dengan frekuensi 4.054 sertifikasi sebanyak 3.602.152 ekor.

Ikan Cupang pada 2017 frekuensi pengiriman domestik hanya sebesar 1749 sertifikasi sebanyak 24. 873 ekor, namun ditahun 2018 peningkatan pengiriman mencapai 2754 sertifikasi domestik sebanyak 36.992 ekor.

Peningkatan lalulintas Ikan Cupang ini sebenarnya, kata dia  menandakan terjadi peningkatan kualitas hasil budidaya ikan dari Usaha Kecil dan Menengah[ UKM] pembudidaya ikan dan peningkatan permintaan masyarakat di luar wilayah Sumsel baik itu domestik maupun permintaan luar negeri.

“Sesuai tugas pokok dan fungsinya SKIPM, salah satunya melaksanakan sertifikasi lalulintas komoditi perikanan,” jelasnya.

Sertifikasi yang dilakukan, Lanjut Sugeng, meliputi sertifikasi ekspor – impor dan sertifikasi lalu lintas domestik keluar dan masuk dari wilayah Sumatera Selatan yang melalui pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan pemerintah seperti bandar udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandar Udara Silampari Lubuk Linggau, Pelabuhan Boom Baru dan Pelabuhan Tanjung Api-api.

Untuk kantor pelayanan dan pengawasan di Bandar Udara Silampari baru beroperasi mulai bulan Agustus 2018.

Pada 2018, lanjut dia, frekuensi lalulintas produk perikanan mengalami peningkatan. Baik lalulintas domestik maupun ekspor.

“Peningkatan Frekuensi lalulintas komoditi perikanan Domestik 2018 sebesar 25% dari sebelumnya, pada 2017 hanya sebesar 10.767 sertifikasi menjadi 13.486 sertifikasi pada 2018,” terangnya.[**]

Penulis : Faldy

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com