Olahraga & Otomotif

Diplomasi Sepak Bola ala Prabowo & Infantino, Saat Bola Masuk Sidang PBB

foto : pssi/ilustrasi

SIDANG Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) biasanya identik dengan suasana serius, isinya pidato para pemimpin dunia tentang perang, ekonomi, dan krisis iklim, namunminggu ini, ada kejadian yang membuat forum itu terasa agak berbeda. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan kehormatan Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Sejenak, dunia yang sibuk dengan isu rumit jadi tersenyum, “loh, bola bisa masuk PBB?” Ya, itulah diplomasi gaya baru Indonesia, di tengah riuh global, kita justru menendang bola ke panggung dunia.

Sepak bola sering dianggap hanya hiburan, tapi di Indonesia, ia jauh lebih besar. setiap kali Timnas bermain, jalanan sepi, warung ramai, dan layar televisi jadi pusat perhatian, dari tukang parkir sampai profesor, semua bisa bersatu teriak “Indonesia!”

Prabowo tahu betul kekuatan ini, ia menyebut sepak bola bukan cuma olahraga, tapi sarana pemersatu bangsa. Infantino pun sepakat, bahkan menjanjikan FIFA akan terus mendukung langkah Indonesia, dari pembinaan usia dini, pembangunan stadion, sampai peluang menggelar Turnamen Internasional.

Ini ibarat sebuah “kick off” baru, kalau biasanya diplomasi diukur dengan pidato panjang dan perjanjian tebal, kali ini Indonesia memilih jalur berbeda, yakni menendang bola sebagai simbol persahabatan dunia.

Coba pikirkan, suasana New York saat itu, di satu ruangan, para diplomat sibuk membahas resolusi konflik, di ruangan lain, Prabowo dan Infantino duduk membicarakan masa depan sepak bola Indonesia, kontrasnya lucu, tapi sekaligus simbolis karena Indonesia ingin tampil beda.

Seperti pepatah bilang, “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”, dipanggung PBB, kita tak hanya menjunjung diplomasi politik, tapi juga membawa misi olahraga, sebuah cara halus menunjukkan bahwa Indonesia bukan sekadar penonton, tapi pemain aktif di arena global.

Pertemuan itu tentu saja bukan akhir, melainkan awal, harapan terbesar ada pada anak-anak muda yang setiap sore masih main bola di lapangan becek, dengan gawang dari sandal jepit. Mereka inilah calon bintang masa depan. Jika diberi fasilitas, pelatih berkualitas, dan jalur kompetisi sehat, siapa tahu dari kampung kecil lahir “Messi dari Merauke” atau “Ronaldo dari Riau”.

Optimisme ini bukan mimpi kosong, negara lain sudah membuktikan, jepang sukses mengirim pemain ke Eropa setelah serius membina usia dini. Korea Selatan melahirkan bintang dunia, seperti Son Heung-min karena liga mereka terkelola profesional. Indonesia pun bisa, asal tidak menyerah di tengah jalan.

Duta budaya

Sepak bola juga membuka jalan ke bidang lain, saat Indonesia menggelar Piala Dunia U-17 kemarin, dunia menyaksikan stadion kita, budaya kita, bahkan keramahan penonton kita, pariwisata ikut terdongkrak, ekonomi lokal bergerak, dan citra bangsa meningkat.

Kalau kita konsisten, sepak bola bisa jadi “duta budaya” Indonesia, dunia mungkin tak selalu ingat isi pidato di Sidang PBB, tapi gol spektakuler atau atmosfer stadion bisa melekat lama di benak mereka.

Seperti pepatah bilang “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”, begitu juga dengan sepak bola, perubahan tak terjadi dalam semalam, tapi lewat langkah-langkah kecil yang konsisten, satu akademi, satu stadion, satu program pembinaan, lama-lama bukit prestasi akan terbentuk.

Pesan moral dari pertemuan Prabowo dan Infantino sederhana namun dalam, sepak bola bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi tentang persatuan dan masa depan. Ia bisa menjadi perekat bangsa di dalam negeri sekaligus alat diplomasi di luar negeri.

Di tengah dunia yang penuh konflik, Indonesia bisa berkata, kami punya cara berbeda untuk bicara perdamaian. Bukan dengan senjata, tapi dengan bola, bukan dengan ancaman, tapi dengan sorakan suporter.

 Jika ada yang bertanya, “Apa yang dibawa Indonesia ke Sidang PBB kali ini?”, jawabannya sederhana, bukan hanya pidato, tapi juga bola, karena lewat bola, Indonesia sedang menendang harapan baru, harapan bahwa persatuan bisa lahir dari stadion, dan diplomasi bisa dimulai dari lapangan hijau.[***]

Terpopuler

To Top