Seni & Budaya

*Tribute to Deep Purple Diguyur Hujan, BACR21 dan Steel Warior Menghipnotis Penonton

BAND BACR21 (Bukit Asam Clasic Rock 21) betul-betul memuaskan dahaga kerinduan bermusik dan penikmat musik. Tampil bersama dua personel Steel Warior, Us Gilen (vokalis) dan Gatot (gitar), membuat penampilan di Bozzmen menjadi semakin meriah.
Vokalis BACR21, Bang Lee, tampil sangar dengan lagu Deep Purple Meski di usia kepala 5, vokalnya masih kuat melawan terpaan hujan yan mengguyur panggung.
Sejak 2021 alumni FE Universitas Bengkulu ini bergabung di BACR21 (Bukit Asam Classic Rock 2021, Binaan Porsiba PTBA TBK Pimpinan Rizaldi). Dibentuk Awal Februari 2021. Penampilan tribute Deep Purple adalah Panggung perdananya di Bozzmen Cafe Palembang Tanggal 19 Maret 2021.
Dari sepuluh lagu legenda dari Deep Purple memang tak semuanya bisa ditampilkan. Hujan membatasi penampilan BARC21 yang personelnya, Gitaris Diling, Bassis Doris, Drumer Debi, dan Keyboard Redy, serta vokalis Bang Lee..
Bang Lee sendiri, selama ini konsten di jalur clasic rock, terutama lagu-lagu Deep Purple. Karirenya bermusik berawal sejak di bangku SD tahun 1975 di Bengkulu. Namun, terjun di band sebagai vokalis 1984 di Band Frinship Bengkulu.
Bang Lee atau nama lengkapnya Liabdan, SE atau lebih dikenal dengan panggilan Lee Hendrick, adalah vocalis Jebolan Indonesia Rock Festival Logzelebor 1996 sebagai Juara Favourite.
Selain itu juga vocalis Film anak-anak antara lain Power Ranger,Saintse Iya, Rocob, RX Bio, Kura2 Ninja dll 1995 Produksi Virgo Ramayana Record. Sempat mengeluarkan Album Kompilasi Rock dan Slow Rock Festival Rock Logzelebor 1996.
Tampil bersama Us Gilen dan Gatot di panggung, seakan reuni, sebagai band yang pernah berjaya di festival Logzelebour. Baik Bang Lee maupun Us Gilen, pernah mengeluarkan album dari mayor label berkat prestasinya di festival rock Logzelebour.
Meski tak beradu kemampuan, penampilan BARC21 yang divokali Bang Lee dan featuring Us Gilen plus Gatot membuat kepuasan semakin maksimal. Vokalis dengan rang tinggi, membuat lagu-lagu legenda rock papan atas dunia, Deep Purple, habis dilalap mereka.
Para penonton, pemusik dan penikmat pemusik, diantaranya ada Ketua dan Sekjen DKP Didit dan Qusoi, Sugeng (Black Metal), Andi Lisso, M Taufik (eks Tengkorak), tetap bertahan di depan panggung meski hujan gerimis terus mendera hingga lagu terakhir.
Lagu-lagu Deep Purple seperti Soldier of Fortune, Smoke on the Water, Child in Time, Highway Star, Black Night, Women from Tokyo, When the Blind Man Cries mengalun. Silih berganti, lagu keras dan slow mengalun seakan mempermainkan emosi penonton.
“Dari penampilan ini, terlihat penikmat musik dan kami pemusik sangat rindu tampi all out di panggung. Karenanya, kami berharap pemerintah bisa bijak mengeluarkan atyran dan mekanisme bagaiman para pemusik tetap bisa bermusik sementara protokol kesehatan tetap terjaga,” ujarnya.
“Penampilan di daring, memang tidak bisa membuat puas, selayaknya penampilan luring (luar jaringan),” ujar Bang Lee. Begitupun, Us Gilen, menyatakan hal yang sama. Mereka umumnya rindu akan tepukan dan sorakan penonton, juga gemerincing pendapatan yang bisa membuat dapur tetap ngebul. Para penyedia tepat dan vendor peralatan pun, merasakan hal yang sama.
Pandemi, memang tak bisa dihentikan. Tapi, bermusik pun, jangan sampai terhenti oleh pandemi. Terutama tampilan luring.
Deep Purple
Deep Purple secara resmi berdiri tahun 1968 dengan formasi Jon Lord (keyboards), Ritchie Blackmore (guitar), Ian Paice (drums), Nick Simper (bass), dan Rod Evans (vocals) dengan debut album perdana “Shades of Deep Purple”. Tahun 1969 kembali mereka menelorkan dua album sekaligus “The Book of Thaliesyn” dan “Deep Purple”. Kesuksesan mereka semakin menggila apalagi setelah pergantian formasi vocalist dari Evans ke Ian Gillan dan posisi bassist dari Simper ke Roger Glover. Tour mereka sukses luar biasa di Amerika Serikat. Dengan formasi inilah Deep Purple mencatat sejarah baru yaitu kolaborasi antara grup rock dengan orkestra, yakni ketika mereka bekerjasama untuk menghasilkan mahakarya “Concerto for Group and Orchestra” dengan London Philharmonic Orchestra. Seiring dengan kesuksesan ini mulai muncul beberapa band dengan aliran sejenis seperti Black Sabbath dan yang lain-lain
Deep Purple merupakan salah satu grup band asal Inggris yang sangat digemari hampir oleh semua kalangan anak muda dunia di era 60 sampai 80-an. Meskipun beberapa kali sempat gonta-ganti formasi termasuk vocalist utama, ditambah lagi kondisi mereka saat ini yang tidak lagi muda, rupanya magnet Deep Purple masih terasa kuat terutama bagi kalangan penggemar mereka para remaja tahun 70-an, atau sekarang orang-orang yang berusia 40 tahunan ke atas.
Richie Blackmore keluar dan digantikan Bolin. Setelah merampungkan album “Come Taste the Band” (1976), Bolin yang kecanduan berat narkotik tidak bisa meneruskan posisinya dan pada akhirnya kebiasaan ini yang mengakibatkan hidupnya berakhir karena over dosis. Setelah kejadian itu, seakan menjadi anti klimaks bagi Deep Purple, mereka tiba-tiba tidak produktif lagi, mereka seakan vakuum.
Delapan tahun setelah mengalami mati suri, tepatnya pada tahun 1984 Blackmore, Gillan, Glover, Lord, dan Paice sepakat menghidupkan kembali grup mereka dan berhasil me-release album yang bertajuk “Perfect Strangers”. Tahun 1987 mereka merekam tour mereka ke dalam album “The House of Blue Light” serta tahun berikutnya, 1988 dengan “Nobodies Perfect”. Tahun 1989 Gillan hengkang karena berselisih paham dengan Blackmore dan ia digantikan oleh ex vocalist Rainbow yaitu Joe Lynn Turner. Formasi ini hanya berhasil mengeluarkan satu album “Slaves and Masters” pada tahun 1990. Selama promo tour berjalan, Turner akhirnya keluar dan Lord beserta Paice menginginkan Gillan kembali. Pada tahun 1993 formasi ini masih bisa menghasilkan album “The Battle Rages On”. Tetapi sesuai dengan berjalannya waktu, ketidak cocokan antara Gillan dan Blackmore semakin memuncak yang berakhir dengan pengunduran diri Blackmore. Melalui pencarian yang cukup panjang akhirnya Steve Morse menggantikan sebagai guitarist. Mereka kemudian me-release “Perpendicular” (1996) dan “Abandon” (1998). Formasi ini bertahan sampai tahun 2002 karena Jon Lord, salah seorang yang bersama Deep Purple sejak awal berdirinya, karena alasan kesehatan mengundurkan diri. Pada konser kedua mereka di Jakarta tahun 2003, posisi Lord sudah digantikan oleh Don Airey (mantan Whitesnake, Rainbow). Hingga akhirnya pada tahun 2003 formasi ini menghasilkan album “Bananas” yang juga sukses. Mereka kembali meluncurkan album baru pada Oktober 2005 dengan cover “Rapture of the Deep”. (muhamad nasir)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com