Tips

Menilik Isu Kesehatan Mental dari Sebuah Cerita 

ist

 

Sumselterkini.co.id, – Beberapa waktu lalu Netflix hadir dengan series Korea terbaru berjudul Daily Dose of Sunshine yang dibintangi oleh Park Bo Young, Yeon Woo Jin, Jang Dong Yoon, hingga Lee Jung Eun. Sejak dirilis pada 3 November lalu, drama yang mengusung tema kesehatan mental ini menarik minat para penonton. Bahkan hingga artikel ini ditulis, Daily Dose of Sunshine masih masuk 10 besar acara TV teratas di Indonesia dengan berada di posisi nomor 2. 

Daily Dose of Sunshine yang diadaptasi dari webtoon ini menceritakan Jung Da Eun (Park Bo Young) seorang perawat yang dipindahkan ke departemen neuropsikiatri. Dengan bimbingan Kepala Perawat, ia berusaha beradaptasi dengan berbagai kisah para pasien dan luka yang mereka hadapi dengan penanganan yang berbeda.

Isu mengenai kesehatan mental memang bukan hal yang baru, beberapa tahun kebelakang isu mental health menjadi sorotan dengan banyaknya yang menyuarakan hal tersebut karena pentingnya memperhatikan bukan saja kesehatan fisik, namun juga jiwa. Topik kesehatan mental nyatanya sudah sering diangkat dalam sebuah film hingga cerita dalam sebuah buku. Seperti film Joker (2019), Kim Jin-Young: Born 1982 (2019), dan  Ku Kira Kau Rumah (2022).
Sama halnya dengan platform baca dan menulis digital Cabaca. Di Cabaca, buku-buku mengenai isu kesehatan mental juga hadir dari sekian banyak topik yang tersaji. Di antaranya seperti buku Silver Line of Clouds karya Filzaaf, lalu Hello, Seventeen karya Oepha Im, buku I Feel Better When I’m with You karya Thierogiara, lalu buku Sali karya A.R. Rizal, Represi karya Anindityas R.P, hingga The Letter You Left Behind karya Niswahikmah.

Selain itu, buku bertajuk Mentally Marshed yang ditulis langsung oleh Marshanda. Buku yang terbit secara digital di Cabaca dan versi cetak diterbitkan oleh Penerbit Tisapinkluv ini mencoba membangkitkan kembali semangat dan makna hidup dengan memberikan bagian kisah dari hidup Marshanda. Mentally Marshed mengajak pembacanya untuk kembali memikirkan rasa kasih dan bahagia yang bisa didapatkan oleh diri sendiri.

Menurut Ririn Ayu yang merupakan editor dari buku Mentally Marshed menjelaskan jika buku ini cocok untuk pembaca yang mengalami krisis kepercayaan diri, merasa dibungkam, pendapatnya tidak pernah didengarkan dan mendapatkan stigma buruk. Selain itu dalam buku Mentally Marshed mencoba memberikan sudut pandang jika kita tidak memiliki pencapaian hal itu tidak harus membuat kita rendah diri. Bagi pembaca lainnya pun, buku ini dapat memberikan pemahaman dari sudut pandang orang yang memiliki mental issue

“Marshanda mencoba menjelaskan jika tidak perlu merasa malu jika memiliki isu kesehatan mental, karena kita tidak minta dalam keadaan sakit. Selain itu, setelah aku membaca bukunya aku paham jika ada orang-orang yang memiliki perhatian khusus pada kesehatan mentalnya lebih baik mencari pertolongan pada ahlinya. Daripada menyalahkan orang lain yang tidak bisa memahami, coba pahami diri sendiri dengan berkonsultasi ke ahlinya,” jelas Ririn Ayu yang diwawancarai secara daring pada (16/11/2023).

Ririn Ayu melanjutkan bahwa buku Mentally Marshed ini memiliki kata-kata yang memikat dan powerfull. Jenis kata-kata yang membuat kita memikirkan ulang dan merasa isi bukunya relatable. Selain itu, penulisannya jujur, tidak menggurui, tetapi terkesan bercerita lalu kita akan menemukan kecocokan. Dan desainnya cantik, sejauh ini buku Mentally Marshed menjadi buku tercantik yang pernah Ririn proofread.

Mentally Marshed terbit pertama kali secara digital di Cabaca pada 10 Agustus 2023, dan saat ini semua bab dari bukunya sudah dirilis dan dapat dinikmati secara penuh dengan 17 Bab.

“Kita hidup di era digital yang canggih tapi membuat kita lebih banyak terpapar oleh hal-hal yang membuat cemas. Mudah-mudahan dengan adanya novel berkualitas dengan isu kesehatan mental ini membuat banyak orang yang mungkin mengalami sesuatu yang kurang nyaman terkait mentalnya tidak merasa sendiri,” ungkap Fatimah Azzahrah, Co-Founder Cabaca saat diwawancarai secara daring pada (16/11/2023). Selain itu, diharapkan kesadaran untuk berkonsultasi kepada profesional makin meningkat. “Ngedatengin psikolog atau psikiater itu nggak apa-apa banget,” tutupnya.[***]

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com