Tekno

Pengguna Internet Di Indonesia Tertinggi di Dunia, Penipuan Transaksi Digital Ikutan Tinggi

Seperempat dari total jumlah masyarakat Indonesia secara langsung pernah merasakan dampak penipuan

foto : ilustrasi

SUMSELTERKINI.ID, Jakarta – Penggguna internet di Indonesia memang beberapa tahun belakangan menunjukan peningkatan secara signifikan, bahkan Kementrian Komunikasi dan Informatika RI merilis pengguna internet di Indonesia terbesar nomor enam di Dunia. Ternyata cukup luar biasa, Orang Indonesia gak Gagap Teknologi (gaptek).

Namun dengan tingginya angka pengguna internet tersebut, kelemahan pun pasti ada, terbukti Korporasi besar di Indonesia disebut masih banyak memiliki kelemahan dalam layanan transaksi digital sehingga membuat angka penipuan transaksi digital di Indonesia ikut Tinggi di Asia-Pasifik.

Perbaikan infrastruktur dan aturan main sangat dibutuhkan karena negara kawasan Asia Pasifik terus meningkatkan digitalisasi mereka.

Experian dan IDC, sebuah firma penelitian pasar ICT dan advisory terkemuka dunia, menerbitkan Digital Trust Index atau Indeks Kepercayaan Digital yang juga bagian dari laporan Fraud Management Insights tahun 2017. Laporan tersebut menyebut tingginya tingkat penipuan di Asia Pasifik.

Managing Director Asia Tenggara dan Pasar Berkembang Experian Asia Pasifik, Dev Dhiman mengatakan, setidaknya terdapat satu dari lima orang pernah mengalami penipuan langsung, sementara satu dari tiga orang atau kerabat terdekat mereka pernah terkena dampaknya.

Tingginya tingkat penipuan bisa berefek negatif terhadap kepercayaan konsumen. Hal ini tentu akan menyulitkan negara ekonomi berkembang, seperti Indonesia karena tingginya kasus penipuan yang terjadi. Seperempat dari total jumlah masyarakat Indonesia secara langsung pernah merasakan dampak penipuan, sementara satu dari dua orang pernah mengalami penipuan pada diri mereka atau orangorang yang mereka cintai.

”Kepercayaan merupakan hal penting pada dunia digital baru ini. Indonesia serta wilayah sekitar terus mendigitalisasi, karena itu sangatlah pentin gbagi organisasi-organisasi untuk menjaga tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi pada penawaran- penawaran digital mereka,” ujar Dhiman dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin.

Dari 10 pasar di seluruh Asia Pasifik, laporan ini menyurvei 3.200 konsumen dan lebih dari 80 organisasi jasa keuangan, telekomunikasi (telko), dan sektor ritel (secara kolektif disebut dengan penyedia layanan) yang masing-masing memiliki pendapatan setidaknya USD10 juta. Negara-negara yang disurvei meliputi Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

”Nilai Indonesia dalam Digital Trust Index relatif rendah, yakni 1,8 dari 10. Ini berarti adanya perbedaan antara pelaku bisnis yang mengelola transaksi digital rentan penipuan dengan pengalaman konsumen yang sebenarnya saat terjadi penipuan. Konsumen tidak akan menggunakan layanan yang tidak terpercaya,” katanya.

Indonesia menduduki peringkat ke-10 dengan nilai rata-rata 1,8. Namun, konsumen Indonesia memiliki tingkat toleransi lebih tinggi terhadap penipuan apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Akan tetapi, tingginya tingkat penipuan disertai layanan pasca-penipuan yang buruk merupakan hambatan utama dalam membangun kepercayaan lebih tinggi. Seperti Vietnam, Indonesia dilaporkan sebagai negara memiliki tingkat penipuan tertinggi dan sektor keuangan diamati sebagai sektor paling terpercaya dibandingkan dengan industri lainnya.

Pencegahan penipuan generasi selanjutnya kini sudah hadir berkat kemajuan teknologi dalam big data dan analisis. Perusahaan manajemen informasi, seperti Experian, menggunakan alat data dan analisis termutakhir untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam mencegah penipuan dan mengotomatisasi pengambilan keputusan.

Meningkatnya volume transaksi digital senantiasa mengejutkan bisnis dan ekonomi di seluruh wilayah Asia Pasifik. Bagi pebisnis, mengatasi meningkatnya skala transaksi digital memerlukan peningkatan investasi yang cerdas pada infrastruktur untuk memproses transaksi-transaksi tersebut sekaligus memastikan optimalisasi standar keamanan, ketersediaan, dan kehandalan mutu layanan digital mereka. Infrastruktur ini termasuk alat-alat untuk mengelola volume transaksi yang meningkat.[okezone]

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com