Pemerintahan

Ini Filosofi Organisasi Ala OSO

OSO Sebut Generasi Muda Mulai Lupa dengan Empat Pilar

Ketua DPD RI/Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang mengungkapkan dalam berorganisasi harus ada sebuah struktur yang menguatkan suatu organisasi sehingga visi dan misi organisasi itu bisa berjalan dengan baik.

Foto: Humas Pemprov Sumsel

SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Ketua DPD RI/Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang mengungkapkan dalam berorganisasi harus ada sebuah struktur yang menguatkan suatu organisasi sehingga visi dan misi organisasi itu bisa berjalan dengan baik.

Dihadapan ribuan mahasiswa ada lima filosofi yang disampaikannya, yakni di dalam organisasi yang pertama itu Strategi, Struktur Organisasi, Skill, Sistem dan Target.

“Seluruh mahasiswa agar jangan pernah mundur dan terusla berjuang sebagai mahasiswa. Jangan karena kekurangan fasilitas tidak mau belajar. “Mahasiswa ini adalah harapan bangsa di masa mendatang.

Bahkan para mahasiswa inilah yang menyelamatkan bangsa kedepannya. Jadi kalian inilah harapan yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang,”katanya.

saat membuka Kongres ke IV Badan Eksekutif Mahasiswa/Dewan Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM/DEMA PTAI) se-Indonesia di Gedung Akademik Center UIN Raden Fatah Palembang, Selasa (10/10/2017).

Negara Indonesia memilki ideologi Pancasila. Negara pancasila pada hakikatnya adalah negara yang berkebangsaan dan berketuhanan yang Maha Esa.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara sebenarnya memilki keselarasan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas penduduk bangsa Indonesia.

“Pancasila adalah alat pemersatu bangsa Indonesia sebagai dasar negara dan ideologi negara yang harus kita jaga dan kita bela sehingga tidak boleh diubah dan diganti dengan dasar dan ideolagi lain selain Pancasila,”ujarnya.

Oleh karena itu, ungkapnya BEM/DEMA PTAI harus menjadi salah satu garda terdepan dalam mempertahankan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara dan bangsa Indonesia dengan cara menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat serta bangsa dan negara.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Nasrun Umar menambahkan sebagai bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila maka tercipta harmonisasi dan keseimbangan. Nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan bangsa ini saling tolong-menolong, bantu -membantu, saling hormat- menghormati, gotong-royong, musyawarah dan mufakat itu tidak boleh luntur dan pudar oleh modernisasi.

“Melalui Kongres ke VI BEM/DEMA PTAI ini kita wajib meningkatkan kewaspadaan kita terhadap ancaman, gangguan dan hambatan serta tantangan yang dapat merongrong kewibawaan bangsa dan negara baik dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,”katanya.

Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Drs H. M. Sirozi mengharapkan, pada kongres ke IV ini bisa mengembangkan ide-ide dan juga supaya nilai-nilai luhur Pancasila bukan hanya retorika, bukan hanya dalam tulisan tapi bisa dilihat dari prilaku para pemimpin bangsa, di semua strata, tingkat dan jabatan.

“Sekarang budaya kekerasan, budaya korupsi walaupun sudah ratusan yang ditangkap tetapi tetap saja korupsi dimana-mana. Tentu ini perlu ada pemikiran bagaimana strategi dan upaya-upaya kedepan. ,”ulasnya.

Oleh karena itu, mahasiswa mengambil perannya yang lebih besar kedepan. Sehingga berbagai persoalan bangsa ini tidak hanya diwacanakan, demontrasikan dan diteriakkan dijalanan. Akan tetapi betul-betul bisa dicarikan solusinya yang tepat, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara kedepan ini terus akan membaik.

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com