Pemerintahan

ASN Baru, Harapan Baru, Jangan Cuma Ganti Seragam, Tapi Juga Ganti Semangat

ist

Sumselterkini.co.id, – “Jangan tanya apa yang bisa negara berikan padamu, tapi tanyakan sudah setor absen belum pagi ini?” – modifikasi dari kata-kata John F. Kennedy, edisi ASN rasa lokal.

Belum lama ini, di Halaman Griya Bumi Serasan Sekate lebih mirip panggung konser daripada pelantikan pegawai, ribuan wajah sumringah, dari yang masih semangat 45 sampai yang sudah siap pensiun 20 tahun lagi, berkumpul mendengar Bupati Muba, HM Toha SH, melantik 2.838 PPPK dan 151 CPNS. Totalnya 2.989 jiwa yang kini resmi bergabung ke barisan ASN. Sebuah jumlah yang kalau ngumpul bareng-bareng, cukup buat ngisi stadion mini plus tribun cadangan.

Tentu saja ini bukan sekadar soal ganti status dari tenaga kontrak ke ASN. Ini soal ganti mindset, dari ‘minta absen’ ke ‘minta kerjaan’, karena jadi ASN itu bukan akhir perjuangan, tapi awal dari segala kemungkinan termasuk kemungkinan disuruh kerja saat weekend.

Dalam sambutannya, Bupati Toha menyampaikan pesan yang terdengar seperti lagu kebangsaan baru profesional, berakhlak, pionir anti korupsi. “Saya yakin perekonomian Muba akan makin membaik. Tapi ingat, ASN itu pelayan rakyat, bukan raja kecil di kantor,” ujarnya, setengah serius setengah berharap agar para PPPK tidak menjelma jadi tukang fotokopi yang malas senyum.

Pesan ini penting, karena sejarah mencatat, banyak ASN yang rajin di hari pelantikan, tapi mendadak ngilang saat apel pagi, seperti pepatah tua dari negeri antah-berantah. “Pagi semangat, siang ngantuk, sore lenyap entah ke mana”.

Wakil Bupati, Kyai Rohman, dengan gaya khas ulama kontemporer, menyampaikan agar para ASN baru ini tetap ingat pada niat awal mengabdi, jangan sampai, setelah SK turun, malah hati naikjadi sombong karena jabatan itu titipan, bukan takdir.

Sekda Muba, Dr Apriyadi MSi, membacakan data dengan rinci mayoritas PPPK baru adalah teknis, kesehatan, dan guru. Kalau dijumlahkan, cukup untuk bikin miniatur rumah sakit, sekolah, dan dinas teknis sendiri. Tapi ingat, banyaknya jumlah tidak menjamin kualitas, seperti warung padang, lauk boleh banyak, tapi kalau sambalnya hambar ya tetap zonk.

Dari sisi panggung, Respanila dan Yuli dari Dinas Kominfo tersenyum lebar. Seperti fans K-pop yang akhirnya ketemu idolanya, mereka mengucapkan terima kasih pada Kadis Kominfo, Herryandi Sinulingga, yang katanya selalu menyemangati mereka untuk ikut seleksi. Yah, ini membuktikan bahwa di balik ASN sukses, ada atasan yang rajin ngingetin deadline.

Sementara itu, M. Raka Dewangga dari Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) mengaku bangga disumpah langsung oleh Bupati. Ia bahkan bilang, ini hari paling bahagia setelah lulus skripsi dan nonton konser gratis.

ASN bukan sekadar jabatan, tapi pengabdian. Jangan cuma bangga karena sekarang bisa ikut barisan apel. Tapi banggalah jika bisa jadi solusi warga yang datang ngeluh ke kantor, bukan malah jadi alasan mereka pulang dengan urat leher tegang.

Seperti kata Nelson Mandela. “Apa yang membuat kita besar bukan posisi kita, tapi bagaimana kita menggunakan posisi itu untuk membuat perbedaan,” Nah, kalau ASN baru ini hanya mengandalkan jam kerja dan slip gaji, maka yang berubah hanya status, bukan substansi. Tersenyumlah walau printer rusak, karena wajah ramah lebih ampuh dari tinta penuh. Jangan terlalu cinta kursi kantor karena kadang masyarakat menunggu di luar ruangan. Lawan korupsi dimulai dari menolak gratifikasi pempek. Godaan paling berat ASN di Sumsel memang pempek kapal selam.

Kita berharap, ribuan ASN baru ini jadi seperti mata air di tengah musim kemarau menyegarkan birokrasi yang kadang terlalu panas oleh rutinitas. Jadilah ASN yang bukan hanya sibuk ngisi daftar hadir, tapi juga hadir saat rakyat butuh solusi.

Bangsa ini tidak butuh banyak pahlawan bertopi seragam, tapi pahlawan di balik meja pelayanan yang tidak galak, tidak malas, dan tidak korup. Ingatlah jika engkau tak mampu jadi pejabat hebat, jadilah ASN yang tidak menyusahkan rakyat. Kalau bisa dibuat sederhana, kenapa harus dipersulit?. Salam dari Bumi Serasan Sekate, semoga semua PPPK dan CPNS baru makin semangat, dan jangan lupa. Pelantikan hanya satu hari, tapi pelayanan seumur SK.

Menjadi ASN bukan berarti hidup langsung mulus seperti jalan tol baru, tanpa hambatan. Justru inilah titik awal untuk membuktikan bahwa kerja itu bukan sekadar menggugurkan kewajiban, tapi memberi makna, kalau hanya datang, duduk, ngopi, terus pulang, ya itu namanya kursi, bukan pegawai.

ASN harus bisa jadi pelayan yang tidak cuma sigap pas ada pejabat datang, tapi juga tanggap saat rakyat datang ngeluh, jangan sampai pelayanan publik kalah cepat dari WiFi di rumah sendiri. Kita butuh ASN yang bukan hanya tahu aturan, tapi juga tahu rasa. Karena rakyat datang ke kantor pemerintah itu bukan cari sahabat, tapi cari solusi.

Dan satu lagi, ASN itu ibarat sopir angkot yang dipercaya bawa penumpang (rakyat) ke tujuan (kesejahteraan), kalau sopirnya ngantuk, ngebut, atau malah nyasar, bisa-bisa rakyat muntah di tengah jalan. Maka, jangan jadikan SK itu seperti SIM hanya sekadar formalitas, tapi tak pernah dibuktikan di jalanan.

“Kerja keras mengalahkan bakat saat bakat tidak bekerja keras,” – Kevin Durant

“Jangan takut memulai dari bawah, karena ASN sejati dimulai dari niat baik dan kopi pagi yang jujur,” – Filosofi Warung Kopi Muba

Maka, selamat bertugas para ASN muda!. Jangan cuma semangat di hari pelantikan dan selfie pakai name tag baru. Tapi tunjukkan bahwa Muba bukan hanya kaya sumber daya alam, tapi juga kaya sumber daya manusia yang rajin, jujur, dan ngantor bukan karena takut dimarahi atasan, tapi karena cinta pada pengabdian. Karena pada akhirnya, seragam akan lusuh, SK bisa sobek, tapi kenangan dari pelayanan yang tulus akan dikenang warga seumur hidup.[***]

Terpopuler

To Top