OKI Terkini

“Nasi Bungkus Bergizi, Janji Presiden di Ujung Sendok Anak Sekolah OKI”

ist

Sumselterkini.co.id, – Di balik senyum ceria anak-anak SD Negeri 1 Kayuagung yang baru saja menikmati nasi bungkus gratis, terselip janji besar yang aromanya melebihi lauk rendang dalam kotak makan siang menghapus kelaparan, menendang stunting, dan menyentil ekonomi lokal agar bangkit, seperti tahu goreng yang mekar di minyak panas. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi menggelinding di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan kita semua ikut makan…eh, maksudnya ikut memantau.

Program ini ibarat lontong sayur pagi hari niatnya baik, hangat, dan bikin semangat. Tapi kalau lontongnya keras dan sayurnya hambar, bisa-bisa malah bikin orang kapok sarapan.

Nah, di sinilah pentingnya pengawasan dan eksekusi yang nggak asal-asalan. Bupati OKI, H. Muchendi Mahzareki, dengan semangat 45 menyatakan siap mendukung penuh program ini, dari urusan dapur hingga logistik. Tapi, rakyat kecil tahu betul, mendukung bukan cuma tanda tangan dan foto-foto. Mendukung artinya memastikan ayamnya benar-benar ayam kampung, bukan cuma cerita kampung.

Kita patut mengapresiasi langkah awal dengan 3.000 paket makanan bergizi di Kayuagung. Tapi jangan sampai ini cuma seperti cerita cinta sinetron manis di awal, menguap di tengah, dan hilang tanpa kabar di akhir. Hari ini 400 siswa SDN 1 Kayuagung kenyang, tapi minggu depan siapa yang jamin piring mereka tetap terisi? Jangan sampai program ini jadi seperti bubur yang diaduk separuh hati tak jelas rasanya, tak sampai tujuannya.

Kata Bupati, semua bahan pangan akan diambil dari petani, peternak, dan pelaku UMKM lokal. Ini bagus. Tapi harap dicatat, jangan cuma bilang “lokal”, tapi beli telurnya dari luar kota. Jangan sampai kita disuguhi pepaya dari jauh, padahal pohon pepaya depan sekolah sedang berbuah lebat. Kalau benar program ini pakai bahan lokal, itu artinya bukan hanya anak sekolah yang kenyang, tapi emak-emak pedagang sayur juga bisa tersenyum tanpa harus utang ke warung sebelah.

Dan ini penting program MBG harus tetap bergizi, bukan bergaya. Jangan sampai menunya viral di Instagram tapi nihil protein. Kita tidak butuh makan siang yang estetik tapi gizinya sekarat. BGN harus benar-benar pastikan setiap kotak makan mengandung cukup kalori, protein, vitamin, dan kalau bisa cinta dari ibu dapur yang memasak. Ingat, ini soal masa depan bangsa, bukan lomba plating makanan.

Tujuan program ini katanya mulia  turunkan stunting, naikkan ekonomi, dan perbaiki masa depan. Tapi tujuan mulia tanpa pelaksanaan yang konsisten itu, seperti ayam tanpa sambal  ada, tapi hambar. Jangan sampai ini jadi proyek musiman, rame saat launching, lalu pelan-pelan menghilang seperti THR setelah lebaran.

Yang juga harus kita ingat, program ini bukan ajang panjat sosial birokrat. Jangan jadikan kotak nasi sebagai alat selfie para pejabat. Kita ingin lihat anak-anak kenyang, bukan lihat kepala dinas kenyang kamera. Jangan sampai urusan makan siang jadi ajang pencitraan makan besar.

Pada akhirnya, nasi kotak bergizi ini bukan sekadar menu makan siang. Ia adalah simbol  bahwa negara hadir, bahwa masa depan tidak boleh lapar, dan bahwa anak-anak Indonesia layak makan dengan senyum tanpa harus mengelus perut kosong. Tapi simbol hanya bermakna jika dibarengi kerja nyata. Jangan sampai, seperti biasa, semangat di awal jadi lemas di tengah. Kayak diet hari Senin.

Jadi, wahai para pemangku kepentingan, mari kita kawal program ini seperti kita mengawal nasi goreng malam minggu dengan cinta, perhatian, dan sedikit sambal.

Kalau semua serius menjalankan program MBG ini, bukan tak mungkin kelak Indonesia akan tumbuh besar dan kuat, karena semua anaknya sudah kenyang sejak kecil. Dan itu dimulai dari satu sendok nasi, di SD Negeri 1 Kayuagung.[***]


Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com