Kebijakan

Sumsel Bentuk Tim Investigasi Terkait Korban MOS di Sekolah Taruna Indonesia

Foto : Humas Pemprov Sumsel

TAK mau kejadian semakin berlarut dan kembali terulang, Gubernur Sumsel H.Herman Deru langsung membentuk tim investigasi guna menuntaskan kasus yang menyebabkan dua orang siswa meninggal dunia saat mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS) di Sekolah Taruna Indonesia Palembang. Ia bahkan memberi tenggat waktu seminggu bagi tim khusus yang dibentuk agar dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Hal itu dikemukakannya saat melayat langsung kerumah duka Wiko Jerianda (14) yang berada di Jalan Pertahanan Plaju pada Sabtu  (20/7/2019).

Diakui Gubernur Sumsel H. Herman Deru usai mendapatkan kabar tentang telah meninggalnya Wiko dari awak media, Ia meyakinkan kepada masyarakat dan keluarga bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam atas kejadian ini.

“Maka untuk proses hukum itu akan terus saya giring sedemikian rupa sehingga pihak kepolisian dapat segera mengembangkan apa yang sudah ditetapkan kemarin ada satu sebagai tersangka karyawan dari Sekolah Taruna Indonesia tersebut. Dan ini yang tadinya dikabarkan kritis ananda Wiko ini ternyata juga kembali kepada sang khalik,” tuturnya.

Herman Deru menuturka, jika persoalan ini merupakan kesalahan oknum maka Ia serahkan hukumnya berjalan dan ditegakan seadil-adilnya kepada penegak hukum baik itu kepolisian maupun kejaksaan.

“Sekarang lagi dibuat tim untuk secara detail kenapa oknum itu bisa berbuat begitu apakah memang ada prosedur yang memang dibuat oleh lembaga, nah ini kita sedang kita turunkan timnya mudah-mudahan dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan. Kalau ini kesalahan lembaga maka kita akan berikan sanksi yang setimpal. Segera Saya kasih waktu seminggu saja tim ini untuk berkerja dari Senin ini nanti,” ungkapnya

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan bahwa untuk menuntut kedisipinan siswa tidak juga harus dengan kekerasan.  Sedangkan untuk Diknas Provinsi Sumsel ia menghimbau agar masa orientasi siswa itu seluruh format nya diubah.

“Tim investigasi komprehensif jadi dari orang tua, dewan pendidikan kota, dewan pendidikan provinsi kita libatkan semua. Jumlah tim maksimal 9 orang diketuai oleh Kadis Pendidikan. Kemudian kepada orang tua sebelum mendaftarkan anak-anak ini cari tahu dulu sekolah yang dituju anak-anak, jangan sampai terhanyut karena namanya, gedungnya tapi bagaimana cara mereka memperlakukan peserta didik,” pungkasnya.[**]

Penulis : one

 

 

 

 

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com