Kebijakan

Cegah Stunting, Prov Sumsel Anggarkan Dana Senilai Rp145 Miliar

Foto : humas

PROVINSI Sumatera Selatan menganggarkan dana senilai Rp145 miliar guna mencegah bahaya stunting pada anak.

“Stunting ini bukan soal gizi saja tapi kesadaran mereka mengolah gizi karena banyak juga orang yang mampu dan mereka makan daging terus tiap hari kan tidak sehat juga. Artinya ini membutuhkan pengetahuan. Dan masalah stunting ini butuh peran semua pihak bukan hanya ahli gizi, Dinkes tapi PU juga karena memerangi stunting ini akan kita mulai dari penyediaan sanitasi yang baik,” ujarnya Gubernur Sumsel Herman Deru Di sela acara Sumpah Profesi dan Pelatihan Kompetensi Ahli Gizi “Kredensial dan NCP Basic” 12-14 September di S-One Hotel Palembang, Kamis (12/22/2019).

Menurutnya kasihan sekali, jika generasi mendatang masih harus merasakan menderita stunting. Hal ini tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinkes saja tapi juga Diskominfo, Dinas PU dan lainnya. Bagi HD tak perlu membangun sesuatu yang belum jelas manfaatnya bagi masyarakat jika pembangunan fisik masyarakat itu sendiri belum maksimal.

Ia mengungkapkan penyebab utama  stunting kurangnya asupan gizi. Hal ini diperparah jika seorang ibu hamil tidak memiliki pengetahuan memadai soal asupan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anaknya.

“Jadi pengetahuan si ibu juga penting. Makanya saya minta di kelurahan-kelurahan dan desa di Kaur Umum nya kalau bisa ada kerjasama dengan ahli gizi. Biar sosialisasi ini bisa terus digencarkan,” jelasnya.

Dia menerangkan stunting adalah isu paling ditakuti di dunia. Kalau ada permasalahan baru orang cari ahli gizi kenapa. Karena dengan stunting akan tersimpul  bahwa negara tersebut tidak perhatian.

HD mengatakan, akar masalahnya penyebab adanya stunting ini bukan karena masalah mampu dan tidak mampu. Tapi kesadaran masyarakat bahwa asupan bergizi tidak harus mahal.

“Memang tempe bergizi tapi ya jangan mendoaan lagi, mendoan lagi. Tahu lagi, tahu lagi. Tapi bagaimana ini diolah jadi makanan yang enak dan bervariasi biar anak-anak bersemangat makannya,” kata HD.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel Dra Lesty Nurainy Apt. M.Kes mengungkapkan penyebab utama masalah stunting adalah status kesehatan ibu dan asupan gizi.

Dimana status kesehatan ibu tersebut dipengaruhi beberapa hal berupa pelayanan kesehatan, asupan dan yang paling penting juga adalah masalah sanitasi.

“Kalau khusus untuk masalah gizi itu tindakan yang kita ambil adalah memperbaiki keseluruhan baik sanitasi ketahanan pangan, air bersihnya kemudian pelayanan kesehatannya supaya masyarakat bisa menjangkau pelayanan kesehatan,” jelas Lesty.

Saat ini kata Lesty, angka stunting Sumsel masih dibawah angka nasional untuk Bayi 2 tahun sebesar 29,8% dan Balita 31,7%.

Sebanyak 370 orang peserta hadir dalam kegiatan tersebut seperti utusan dari Jakarta, Yogyakarta, Merauke, Riau, Jambi dan 17 kab/kota se Sumsel.[**]

 

Penulis : ril

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com