SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Ternyata driver-driver Grab – Go-Jek, khususnya kendaraan roda dua, bukan saja sibuk mengejar penghasilan dan target bonus di jalan. Mereka juga memiliki kepedulian antar sesama tukang Ojek (Grab dan Go-Jek), bersatu padu untuk saling membantu.
Bahkan aktifitas tidak saja di seputar interen mereka, para driver ini mulai eksis keluar, dan peduli terhadap masalah sosial dan lainnya tergabung dalam suatu komunitas driver Grab dan Go-Jek.
Sebut saja, salah satunya Komunitas Grab Gojek Singo Jalanan (LMB) Palembang yang baru berdiri pada Agustus 2017 lalu.
Mereka terlihat kompak dan saling membantu sesama rekan di komunitas bahkan di kegiatan sosial lainnya. Mereka saat ini sudah beranggotakan sekitar 200 driver yang berasal dari driver ojek Grab dan Go-Jek dan basecamp Pasar Lemabang, Jalan Bambang Utoyo.
“Setiap ada aksi yang menyangkut rekan-rekan di komunitas, seperti kecelakaan ataupun kendaraan rusak, kami siap membantu saling kontak dengan sesame rekan,”ungkap Ketua Komunitas Grab Go-jek Singo Jalanan Palembang, Ndan Rusdi saat dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (22/12/2017).
Menurutnya, sejak ada komunitas semua anggota mulai aktif dalam suatu kegiatan yang sudah dijadwalkan, seperti Arisan, Yasinan, serta bakti sosial kepanti asuhan.
Gunanya kata dia, membangun tali silahturahmi antar sesama tukang ojek online (transportasi daring) khususnya roda dua. “Komunitas kami bukan saja tukang ojek dari Go-jek anggotanya, tapi kami juga merangkul rekannya yang berasal dari Grab, karena kami ingin bersatu dan saling bersama di jalan,”ulasnya.
Meski lanjutnya tidak disatu bendera mencari makan di jalan, namun kekompakan antara driver Grab-Go-jek saling mendukung.
“Intinya kami saling kompak sesuai motto dan slogan kami ‘Bersatu untuk Kebaikan Bersama’, kami tidak membedakan dan mendiskriminasi antar sesame, meski anggota Singo mayoritas laki-laki dibanding driver perempuan dan mayoritas driver yang berasal dari bendera Go-jek dibanding Grab, tapi di jalan kami sama sepenanggungan dan senasib,”tambahnya.
Dia menjelaskan, Komunitas Singo Jalanan juga sering berkumpul bersama dengan gabungan komunitas driver ojek (Go-Jek, Grab ) se kota Palembang, jika ada kegiatan aksi solidaritas sesame rekan serta mengajukan usulan ke pemerintah dengan sebutan Sekutu Singo dengan jumlah sekitar 2.000 orang.
“Tapi dari 2.000 orang tersebut mereka memiliki komunitas sendiri, hanya saja ketika ada yang perlu disampaikan ke pemerintah kami bersama-sama tergabung dalam Sekutu Singo,”imbuhnya.
Rusdi menyebutkan saat ini Komunitasnya aktif dalam bidang kerohanian, seperti pengajian dan yasinan keliling yang telah di jadwal ke rumah anggota, selain itu mengadakan arisan bersama anggota setiap bulannya.
Komunitasi Singo juga, paparnya kerap melakukan kegiatan bakti sosial memberikan bantuan ke sejumlah panti asuhan di Palembang, seperti contoh baru-baru ini memberi bantuan kepada Panti Asuhan Ridho Anugrah, Jalan Perumnas Simpang Celentang, Palembang.
“Nilai memang tidak sebeberapa tapi keinginan kami untuk saling membantu sesame sudah menjadi komitmen Singo Jalan, karena dibentuknya komunitas ini kami ingin berkiprah lebih positif bukan saja untuk anggota tapi masyarakat banyak,”ulasnya.
Dia menegaskan di Singo selalu ditanamkan setiap anggota tetap pegang solidaritas baik di dalam anggota maupun di luar, seperti kejadian di luar Singo ada masyarakat kecelakaan anggota di jalan saling kontak untuk mencari bantuan agar masyarakat umum yang mengalami kecelakaan dapat segera ditolong di antar ke Rumah Sakit.
Ke depan tambahnya, Komunitas ini berencana akan membuat Koperasi bersama agar dapat membantu sesame anggota jika membutuhkan bantuan, seperti untuk biaya sekolah anak, membangun rumah atau mengganti kendaraan operasional dan lainnya.
Saat ini ia mengaku setiap anggota ada iuran, hal itu sudah kesepakatan bersama dalam komunitas, per bulan anggota ditarik sebesar Rp15.000 per driver, gunanya untuk kas dan membantu teman-teman anggota jika kendaraannya rusak maupun sebagainya. Hidup Singo.. salam satu aspal…!!