Agribisnis

Siapkan Jadi Ibu Kota Energi, Gaet MarkPlus Inc, Bupati : Ini Bukan Mimpi

foto : ist

KABUPATEN Muba mempersiapkan diri menjadi Kota Energi berkelanjutan berbasis sawit dengan menggandeng Markplus Inc.

Menurut Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA dengan pilot project replanting pengelolaan kelapa sawit menjadi bensin, berhasil meningkatkan kesejahteraan petani sawit rakyat dan mewujudkan energi baru terbarukan yang berkelanjutan.

Mengoptimalisasi pengelolaan serta produksi energi berkelanjutan sesuai dengan SDGs hingga tahun 2030 mendatang. Tujuan Muba pada 2025 menjadi Nation of Champion Sustainable Economy atau Juara Nasional tentang ekonomi berkelanjutan dapat segera tercapai.

“Ini bukan hanya mimpi, tapi sudah dirintis dan masuk tahap proses. Produksi bensin sawit dari Musi Banyuasin akan dimulai dalam waktu dekat,” papar Dodi disela zoom meeting Sebagai Pembicara pada Sesi Kepemimpinan dengan Tema Minyak Sawit Berkelanjutan pada Peringatan Konferensi Mark Plus yang Ke-15 Tahun 2021, belum lama ini.

Dodi menambahkan, sebelumnya juga keseriusan dirinya untuk mewujudkan energi terbarukan biofuel telah dilakukannya melalui kerjasama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kelapa Sawit (BPDP-KS).

Pembenahan tersebut diharapkan mampu menyentuh kebutuhan pokok pekebun sawit untuk memperjuangkan terwujudnya pekebun sawit yang sejahtera, mandiri, berdaulat dan berkelanjutan.

“Kita juga nantinya berencana akan membangun mini refinery untuk penampungan sementara, dan sebagai langkah awal, produksi turunan dari tandan buah segar itu akan dikirim ke kilang minyak milik PT. Pertamina di Plaju, Palembang,” ujarnya.

Dodi juga menjelaskan Pemerintah Kabupaten Muba juga telah berupaya mendukung Program Indonesia Sustainable palm oil (ISPO) dengan melaksanakan Muba Sustainable Palm Oil Initaiatif (MSPOI) melakukan berbagai rencana aksi yaitu Mencegah deforestasi melalui moratorium izin baru dan peningkatan produktivitas dengan replanting. Pendekatan lanscape melalui pendekatan satu kesatuan kawasan yang saling mempengaruhi dan memperhatikan area-area dengan nilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV),” terangnya.

Selanjutnya tidak berkebun di lahan gambut melaui moratorium izin kebun di lahan gambut dan restorasi lahan gambut dengan rewetting, revegetation, revetalisasion bersama BRG dan KLHK. Mencegah exploitasi tenaga kerja anak dibawah umur dan perempuan melalui sosialisasi kepada pekebun dan perusahaan-perusahan dan pemantauan berkala.

“Juga membangun area sumber komoditi tersertifikasi dengan keterlacakam kebun dan produksi serta mendorong penggunaan pupuk alami dan mengurangi residu pupuk. Terakhir pabrik mendekati ke rantai pasok sehingga meningkatkan pendapatan petani dengan pengurangan biaya transportasi dan mengurangi emisi kendaraan dengan jarak tempuh yang pendek”, jelasnya.[***]

 

One

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com