Peristiwa

Titik Api di Sumsel Meningkat, BMKG : Pertengahan September Belum Berpotensi Hujan, Waspada Karhutla dan Kesehatan

foto : one

TITIK Api [hotspot] di Sumatera Selatan mengalami peningkatan seiring dengan musim kemarau yang hingga kini masih berlangsung. Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Polri, yang dipaparkan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan update penanganan Karhutla di Mabes Polri, Jakarta, dilaporkan Rmol, kemarin.

Sumsel ungkapnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 40 menjadi 143. Lalu untuk luas lahan yang mengalami Karhutla di wilayah hukum Polda Sumatera Selatan mencapai kurang lebih 7.06 ribu hektare, dengan jumlah tersangka sebanyak 18 perorangan untuk korporasi tidak ada.

Untuk total keseluruhan wilayah yakni sembilan Polda yakni Riau, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur telah menetapkan 175 orang tersangka dengan empat tersangka perusahaan alias korporasi.

Dari 175 orang tersangka, 101 berkas telah naik statusnya menjadi penyidikan, 16 berkas sudah pelimpahan tahap satu, dua berkas tersangka sudah tahap P.19 serta 21 berkas sudah pelimpahan tahap dua tersangka dan barang bukti ke Kejaksaan Agung.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyebutkan sepanjang 2019 mencatat sudah ada 2.591 hektare lahan di sejumlah wilayah  yang terbakar,  dan semua itu berdampak terhadap kualitas udara di Palembang.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, sejak awal tahun sampai September ini lebih dari dua ribu hektare lahan terbakar yang diakibatkan sulitnya akses menuju lokasi. Bahkan beberapa titik, upaya pemadaman hanya mengandalkan water bombing.

Kebakaran lahan di Sumsel ini cukup tersebar dan yang lahan yang paling luas terbakar berada di Kabupaten Muba dengan luas sekitar 1.000 hektar. Serta sejauh ini sudah enam unit helikopter yang diturunkan untuk melakukan water bombing,” ujar Ansori.

Sedangkan berdasarkan catatan data Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan), Ansori menuturkan, titik panas (hotspot) yang tersebar di sejumlah wilayah dalam Provinsi Sumsel, 2.998 titik. Bahkan 1.123 titik diantaranya muncul sejak September.

Tren peningkatan jumlah titik api diprediksi akan terus bertambah seiring puncak musim kemarau yang masih berlangsung hingga Oktober. Sebaran titik panas terbanyak berada di Kabupaten Muba dengan jumlah mencapai 889 titik,” paparnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa hari terakhir kepulan asap mendominasi cuaca di Kota Palembang dan mengakibatkan kualitas udara tak lagi sehat.

 

Kualitas udara

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Benny Setiajidi mengatakan, asap yang beredar mengandung partikel-partikel kering menyebabkan jarak pandang berkisar antara 1.000-8.000 meter dengan jarak pandang terendah terjadi pada pukul 06.00 WIB. “Selain mengganggu jarak pandang, asap juga akan terasa berbau, perih di mata dan menyebabkan sesak pada pernafasan,” ujar Benny.

Hal itu, dirinya melanjutkam, dikarenakan angin dari arah Tenggara berikut titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan >80 persen yang berkontribusi asap di Palembang dan sekitarnya, yakni Air Sugihan, Pampangan, Banyuasin I, Tulung Selapan, Pedamaran, Cengal dan Pematang Panggang.

Kondisi ini menyebabkan data pada pukul 10.00 pagi tadi dalam kategori ‘Tidak Sehat’ dengan rentang 180-187 µgram/m3 dan diprakirakan kondisi asap ini akan terus berlangsung di wilayah Palembang dan sekitarnya hingga titik-titik panas hilang.

Sedangkan berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG dengan rentang prakiraan pada 9-16 September belum ada potensi hujan di wilayah Sumsel. Ia mengatakan BMKG berulang kali mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran dan tetap membuang sampah pada tempatnya.

Sebelumnya Kebakaran hutan terjadi kemarin di daerah Kalidoni tepat di Perum Pesona Harapan, namun api tidak sempat menyebar karena tim damkar dari Pemkot Palembang dan Pusri siap siaga. Selain itu terjadi juga kebakaran hutan di Desa Teluk Tenggulang kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan  hampir tiga hari di daerahnya.

Sekda Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan guna mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan, Pemkot terus melakukan pemantau hospot di beberapa titik yang rawan terjadi kebakaran, dengan menugaskan Camat dan Kelurahan dan bekerja sama dengan aparat setempat, seperti Babinsa dan kepolisian Sekta setempat

“Saya juga sudah meminta Kasatpol PP Kota Palembang membentuk tim khusus pemantau kebakaran di Wilayah Palembang, bahkan sudah mensosiliasikan melarang warga jangan membakar lahan atau sampah, karena dapat menyebabkan kebakaran besar, hal itu juga ada sanksi pidananya.[**]

Penulis : berbagai sumber

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com