TAHUN pertama pemerintahan Prabowo-Gibran nggak cuma soal pidato megah atau sidang PBB. Ternyata ada kabar bahagia dari sawah, yaitu terkait pupuk subsidi tiba tepat waktu, dan bikin petani senyum sampai gigi kelihatan semua!.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, bilang, “Tata kelola pupuk subsidi berubah drastis. Petani sekarang bisa menebus pupuk lebih gampang, lebih cepat, lebih efisien. Pokoknya, nggak kayak dulu harus antre sambil bawa tikar di bawah terik matahari, sampai kelihatan kayak pertunjukan sirkus”.
Rahmad juga menambahkan, pemerintah punya jurus pamungkas, Perpres No 6 Tahun 2025 & Permentan No 15 Tahun 2025, yang gunanya untuk memangkas 145 regulasi, biar distribusi pupuk nggak ribet lagi. Kalau dulu pupuk nyasar kayak paket online yang hilang di gudang, sekarang nyampe tepat waktu, pas musim tanam, bikin panen mantap!.
Biar lebih gampang, karena sekarang ada empat titik serah pupuk subsidi, yakni pengecer, koperasi, gapoktan, dan pokdakan. Jadi petani tinggal melipir ke titik terdekat, nggak perlu muter-muter kayak lagi nyari sinyal 4G di tengah sawah.
“Ini bukti nyata komitmen pemerintah dan Pupuk Indonesia, efisiensi, akuntabilitas, dan kesejahteraan petani nomor satu,” ucapnya.
Efeknya langsung terasa. Tahun ini, penyaluran pupuk subsidi dimulai tepat 1 Januari 2025, untuk kali pertama dalam sejarah!. Jadi petani dapat pupuk pas musim tanam, bukan telat kayak paket belanja online yang selalu on the way.
Hingga 19 Oktober 2025, Pupuk Indonesia sudah menyalurkan 6,14 juta ton pupuk, alias 64% dari total alokasi nasional 9,55 juta ton. Dibanding tahun lalu naik 10%, dibanding dua tahun lalu naik 23%!. Intinya, pupuk datang duluan, panen datang belakangan… tapi lebih mantap!.
Keberhasilan distribusi ini langsung berimbas ke produktivitas pertanian. Presiden Prabowo bilang tahun 2025 sebagai tonggak sejarah baru saat Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York. Produksi beras dan cadangan Pangan Nasional mencapai titik tertinggi dalam sejarah, menandai Indonesia bukan cuma swasembada, tapi mulai ekspor beras ke berbagai negara. Tetangga pun bisa nyobain nasi Indonesia.
Di lapangan, perubahan ini bikin petani happy, misalnya, Pak Joko dari Brebes bilang. “Dulu harus antre berhari-hari, sekarang cukup ke koperasi dekat rumah, pupuk langsung tersedia. Panen lebih banyak, dompet lebih tebel, anak-anak senang, istri senang, tetangga iri… hahaha!”.
Bahkan saat ini, Pupuk Indonesia juga makin modern, karena sistem digital memantau distribusi real-time, jadi stok pupuk tidak macet di gudang, petani nggak panik, dan panen lancar jaya. Bisa dibilang, pupuk sekarang kayak ojol premium sebab datang cepat, tepat, dan bikin senyum lebar.
Rahmad menegaskan, mereka bakal terus menjaga ketersediaan pupuk di gudang supaya petani gampang tebus. Jadi panen lancar, produktivitas naik, dan Indonesia makin siap ekspor.
Oleh karena itu, intinya reformasi pupuk subsidi bukan sekadar angka di laporan. Ini soal petani happy, panen lancar, Indonesia siap ekspor. Pupuk datang duluan, senyum datang belakangan… tapi lebih lebar!. hahaha.
Jadi, kalau ada yang bilang swasembada pangan cuma jargon, lihat aja sawah-sawah Indonesia yang lagi senyum sambil panen beras, siap diekspor ke tetangga. Di era Prabowo-Gibran, pupuk nggak cuma bahan kimia, tapi bikin petani bahagia, perut kenyang, dan senyum mekar kayak bunga matahari!.[***]