Inspirasi

Hijab, Transportasi & Ketekunan Seorang Maharani: “Bisnis Itu Serius, Tapi Dimulai dengan Mimpi”

ist

R.A. KARTINI  dulu memperjuangkan hak perempuan lewat tulisan dan pemikiran, kini para Kartini muda era saat ini mewujudkan semangat itu lewat dunia usaha.

Mereka tidak lagi sekadar berdiri di balik layar, tapi justru jadi sutradara utama mengatur jalan cerita bisnis dengan tangan sendiri. Salah satunya adalah R Maharani Ayu Diningrum, perempuan muda dari Bekasi yang membuktikan bahwa pepatah lama “di mana ada kemauan, di situ ada jalan” bukan sekadar kata-kata, tapi bisa jadi strategi bisnis.

Maharani mendirikan PT Aynara Entertainment Indonesia pada 2018. Bermodalkan mimpi dan niat yang digoreng matang, ia memulai langkah kecil yang kini tumbuh jadi perusahaan multi-bidang hijab, kuliner, transportasi, hingga event organizer. Kantornya beralamat di Jl. Rawa Dollar, nama yang terdengar seperti doa diam-diam rawa yang penuh cuan.

Unit usaha yang melaju paling kencang adalah Aynara Transport. Dulu, armadanya cuma minibus biasa AC-nya pas-pasan, joknya agak keras, tapi niatnya luar biasa. Tapi seperti pepatah bilang, “Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit”. Pelan-pelan, permintaan meningkat. Orang dari daerah yang melancong ke Jakarta pengennya naik mobil yang pas buat keluarga, tapi tetap tampil gaya di story Instagram.

Maka lahirlah layanan mobil mewah, dari Alphard sampai Vellfire, dari mobil keluarga hingga mobil ala-ala pejabat Pemda. “Awalnya kita cuma nyediain minibus, tapi makin ke sini, permintaan makin beragam. Alhamdulillah, bisa berkembang sampai sekarang”, kata Maharani, santai, tapi matanya kayak nyimpen daftar target tahunan.

Ibarat naik tangga, satu per satu anak tangga didaki, bukan loncat langsung ke atas, tapi kaki tetap menapak, sambil bawa galon semangat.

Tak hanya urusan kendaraan, Maharani juga menjahit mimpi lewat brand Aynara Scarves, sejak diluncurkan Januari lalu, hijab ini sudah terjual lebih dari 10 ribu lembar. Itu kalau dipakai bareng-bareng bisa nutup separuh stadion dan bikin heboh TikTok.

Tapi yang dijual bukan cuma kain, melainkan rasa percaya diri. Pepatah lama bilang, “tak kenal maka tak sayang” tapi dalam dunia fashion, “tak cocok di warna, bisa batal beli”. Maka dari itu, Maharani hadirkan pilihan warna yang kalem, desain yang modern, dan bahan yang adem kayak pelukan waktu sahur terakhir.

Usaha Maharani tentu bukan bebas hambatan. Namanya bisnis, kadang naik kayak roket, kadang macet kayak Senin pagi. Tapi seperti pepatah nenek “kalau takut ombak, jangan main di laut”. Justru dari ombak itu, pelaut belajar menaklukkan arah.

Maharani tak hanya bertahan, tapi terus berinovasi. Ia belajar dari pengalaman, memperbaiki yang kurang, dan tetap berjalan meski hujan kritik sesekali datang. Ibarat nasi uduk di pagi hari ramai saingan, tapi kalau sambalnya pas, tetap dicari pelanggan.

Kisah Maharani mengingatkan kita bahwa mimpi besar bisa dimulai dari langkah kecil, asal disertai kemauan keras dan kesabaran panjang. Seperti kata pepatah, “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”. Tapi di era digital, mungkin pepatahnya berubah sedikit “berakit-rakit di WhatsApp group, berenang-renang di marketplace”…

Perempuan tak lagi hanya penerima manfaat, tapi jadi pencipta arah. Maharani adalah buktinya bahwa jadi pemimpin bukan soal gender, tapi soal kerja keras, mental baja, dan ketekunan yang tak mudah padam.

Dan buat kamu yang masih ragu memulai, ingat satu hal Hijab bisa dijual, mobil bisa disewakan, tapi mimpi? Harus dijalankan. Karena bisnis bukan sekadar untung, tapi juga perjalanan dan semua perjalanan besar, dimulai dari satu langkah kecil… dan satu gelas kopi hitam.[***]/angga

Terpopuler

To Top