DIKUKUHKAN sebagai salah seorang Gadis Protokol Kesehatan pekan lalu, Rosa Indiana, minggu ini mengikuti Grand Final Putri Remaja Indonesia Sumsel 2020 di Jakarta.
Selain dirinya, dua orang lainnya juga mewakili Sumsel di ajang ini. Keduanya, Nanda Artika Natasya dan Geta Zahra Alkhansa Harahap.
Sebelumnya, Rosa lolos sebagai runner up Putri Remaja Indonesia Sumsel 2020. Inilah yang membawa Rosa Indiana Jannatri Harkha melenggang ke Grandfinal ajang tersebut di Jakarta. Sementara Nanda Artika, menjadi Putri Remaja Indonesia Sumsel 2020 dan Geta Zahra sebagai Putri Remaja Indonesia III Sumsel 2020.
“Doakan saya bisa membawa nama Sumsel, khususnya Palembang, ke puncak ya. Bisa membawa pulang selempang Putri Remaja Indonesia 2020 ke tepian Musi,” ujar siswa kelas II SMAN 1 Palembang ini renyah.
Tanpa beban, sepertinya, karena dia pun melakukan dan mengikuti ajang itu juga tanpa beban. Sebagai salah seorang Gadis Protokol Kesehatan Kompas RI dari 18 pasang Bujang Gadis Protokol Kesehatan yang dikukhukan pekan lalu, Rosa mengaki dalam berbagai kesempatan selalu mengupayakan mematuhi protokol kesehatan. “Minimal, bisa jadi contoh orang di sekitar kita dalam berprilaku dan bertindak sesuai protokol kesehatan,” ujarnya.
Soal hasil yang bakal diraihnya di Grand Final Puteri Remaja Indonesia 2020 yang diikutinya, mengalir dan berusaha maksimal saja. “Dibawa santai saja. Yang penting, saya berusaha maksimal. Dan orang lain yang menilai,” tambah remaja pemilik rambut yang pernah mencapai lebih dari satu meter ini.
Bayangkan, hingga dia berusia 16 tahun sekarang ini, ternyata rambutnya hanya sekali dibotakin waktu bayi. Setelah itu dibiarkan tumbuh alami. Dan, pekan lalu, dipotong sedikitnya 20 cm untuk menyesuaikan dengan kondisi ajang yang diiikutinya.
Selama ini, bukan tak pernah pernah dipotong. “Tetapi, pemotongan itu sekedar merapikan,” tambah sang ibu yang senantiasa mendampingi putri keduanya itu.
Rosa, selama ini dikenal sebagai remaja yang multi talenta. Bahkan, dia menyenyangi seni tradisional. Yang bagi remaja seusianya, mungkin sesuatu yang menjadi nomor kesekian.
Diantaranya, dia menyukai Irama batanghari sembilan, yang identik dengan Sahilinan. Di beberapa daerah, irama batanghari sembilan malah disebut sahilinan. Meskipun, ada juga yang menyebutnya rejungan ataupun betembang,
Beruntung, Rosa punya teman yang menjadi parnert di atas panggung, yakni Randi. Mereka kerap berduet diiringi petikan gitar tunggal.
Kini, seakan mereka berdua menjelma ikon irama milenial irama batanghari sembilan. Rosa, putri pasangan Rika Aisaby. SE dan Hamzah. SIP, MM ini mencoba melebur dalam seni budaya tradisional tersebut. Beberapa kali, runner Up Putri Remaja Sumsel 2020 ini tampak terlihat fasih membawakan irama Batanghari Sembilan. Tentu saja berdua Randi.
Seperti saat penutupan Webinar Plus: Artnormal, iklim kesenian menuju kenormalan baru, yang digelar Dewan Kesenian Palembang (DKP), keduanya tampil memukau. Sambutan penonton atas lagu Kaos Lampu karya Sahilin yang dibawakan berduet dengan Randi Putra Ramadan, seorang putra maestro Dulmuluk, seperti biasanya cukup meriah.
Dalam berbagai acara remi di pemerintahan Kota Palembang maupun provinsi Sumsel, keduanya sering membuat hadirin kagum dan takjub karena seolah menjadin ikon baru irama batanghari Sembilan.
Kini, remaja milenial yang bercita-cita menjadi dokter ini terus aktif menempa dan mengasah diri. “Sebagai anak muda saya ingin melestarikan dan memperkenalkan kesenian asli daerah, seperti irama batanghari sembilan dan Dulmuluk kepada anak muda zaman now,” ujarnya ringan ketika dihubungi via WA.
Ayo kita dukung dengan memberikan tanda like dan menonton profilnya di channel youtube maupun Instagram panitia: Untuk Youtube di channel DD Organization dengan link: https://youtu.be/QfY658TKlfU .
Sementara untuk IG bisa dengan memfollow: @officialputeriremajaindonesia Rosa Indiana Jannatri H Sumatera Selatan 2. Semoga Sukses. (**)
Gadis Protokol Kesehatan Masuk Grand Final Putri Remaja Indonesia 2020
By
Posted on