Seni & Budaya

Tubuh Penari Tetap Dikelola Meski Pandemi

Pandemi bukanlah alasan untuk mengistirahatkan penampilan dan menghentikan pengelolaan tubuh penari dan penggiat teater. Tampil virtual maupun tatap muka, membutuhkan energi dan kondisi tubuh yang sama primanya.
Tampil solo sebagai ferformer dan pemateri workshop, Erwin Mardiansyah mendapat apresiasi penggiat tari dan teater Palembang.
Gelar Karya & Workshop Tari secara virtual dan tatap muka terbatas dilaksanakan Senin (5 Juli 2021) pukul 13.00 wib s.d Selesai bertempat di Guns Cafe Palembang, Kambang Iwak Palembang.
Sebagai ferformer, dosen Olah Tubuh Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini menampilkan karyanya berjudul “Id”. Sementara sebagai pemateri, dia memberikan workshop olah tubuh dengan dominasi horisontal dan minimal vertikal. Formasi yang justru sebaliknya banyak digunkan dalam seni pertunjukan tari dan teater.
Menurut Erwin Mardiansyah, karya berjudul “ID’ ini berbicara tentang konsep yang sangat mendasar dimana ini menjadi pijakan dalam kehidupan manusia yaitu hablum minannas dan hablum minallah atau biasa disimbolkan dalam bentuk garis menjadi horizontal dan vertikal.
Dijelaskan dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Hablum minannas atau biasa disebut hubungan antar makhluk hidup, merupakan hal yang sebetulnya harus dipelajari oleh manusia terlebih dahulu agar dia memahami dan memaknai arti kehidupan di dunia yang nanti pada akhirnya menyerahkan kehidupannya pada Tuhan yang Maha Esa. “Berdasarkan hal tersebut, pengkarya menginterpretasikan hubungan horizontal melalui sebuah proses ketubuhan yang divisualkan melalui gerak-gerak serta pola-pola rendah/membumi sebagai simbol manusia berusaha untuk mengenali tubuh/dirinya sendiri sebelum berusaha mengenali makhluk hidup lain dan lebih jauh lagi mengenali tuhan (Hablum Minallah),” ujarnya.
Penampilan karya “id’ yang juga disiarkan melalui Instagram dan Youtube DKP dimainkan Erwin secara total. Tampil tanpa baju, pergerakan tubuhnya begitu kuat dan penuh tenaga. Ditingkahi tempo yang lambat menuju kencang, pergarakan tubuhnya benar-benar membuat penonton terkesima.
“Terlihat sekali bahwa dalam seni pertunjukan, tari bisa padu dalam aksi teaterikal. Dan tari ternyata tidak semata lemah gemulai dan berupa tari sembah dan sekedar tari kreasi,” ujar Surtianingsih, penggiat tari yang hadir.
Conie Sema, penggiat teater, menyatakan bahwa melalui layar live streaming, perpaduan kerja seni pertunjukan bisa semakin menonjolkan specipik kerja masing-masing, seperti lighting, videografis, dan penata musik. Sehingga, karya yang disajikan semakin menjadi lebih komplit di mata penonton,” ujarnya.
Masa pandemi, menurut pengelola Teater Potlot ini, telah memberikan kesempatan kepada penggiat seni untuk lebih kreatif.
Melalui gelar karya dan workshop ini, dimaksudkan agar seniman Palembang, khususnya penggiat teater dapat tertular virus tetap berkarya dan selalu menjaga kondisi tubuh di era pandemi ini.
Minimal 2 jam
Olah tubuh, menurut Erwin, harus dilakukan penggiat seni secara rutin. Minimal dua jam sehari. Sehingga, skill dan kemampuan semakin terasah.
Sekretris Dinas, Dra Terry dalam samutannya mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Palembang, memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan DKP. “Terutama dalam membangun iklim berkesenian.” ujarnya.
Ferformer Erwin Mardiansyah tampil selama durasi 12 menit. Singkat namun terasa penuh variasi dan padat pesan. “Melakui gerakan yang didominasi horisantal dan diselingi aksi vertikal,” komentar Hasan, Ketua Komite Teater DKP.
Tampak hadir, selain Sekretaris Qusoi, juga Bendahara DKP Asri alias Aci, dan penyair Jaid Saidi, serta Viki dan Ewa. Workshop olah tubuh yang disampaikan Erwin juga mendapat respon yang serius dari penggiat tari maupun teater di Palembang. Beberapa teknik olah tubuh yang dikuasai Erwin, dipraktikkan bersama.
Di tengah wabah yang selalu membuat resah, Dewan Kesenian Palembang (DKP) melalui Komite Tari tetap berkomitmen mengembangkan Seni Budaya dan terus berolahraga untuk meningkatkan imun agar terus kuat.
Caranya, menurut Ketua DKP Ms Iqbal Rudianto, dengan mengadakan Workshop Tubuh Tari, agar performance pelaku seni tari (penari) tetap terjaga.
“Justru di tengah pandemi, imun seniman, khususnya seniman tari harus terjaga dan kian kuat. Mau tidak mau, tetap harus selalu latihan dan berolahraga,” ujarnya sembari menambahkan kegiatan ini gratis namun dengan jumlah peserta terbatas di Guns Cafe. (nasir)

biodata Ferformer/Narasumber:
Nama: Erwin Mardiansyah, S.Sn., M.Sn
TempatLahir: Paninggahan
TanggalLahir : 27 Desember 1992
Pendidikan
2016 – 2018 : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang
2011 – 2016 : Institut Seni Indonesia Padangpanjang
2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Junjung Sirih
2005 – 2008 : SMP Negeri 1 Junjung Sirih
1999 – 2005 : SD Negeri 04 Gando Paninggahan
Pekerjaan
Dosen Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung. 2019 – sekarang
Pendiri sekaligus ketua Komunitas Paga Art Movement. 2016 – sekarang
2012
Penari karya Hoyak Tabuik Koreografer Romy Nusyam, S.Sn.,M.Sn pada acara Pekan Budaya, Sumatra Barat
Penari karya Mangalagak koreografer Arif rahman pada acara Shwocase IDF (Indonesian Dance Festival) di Taman Ismail Marsuki Jakarta
Penari karya “SIKAP” koreografer Abderzak Haomi dari Perancis pada acara Lokakarya dan tour karya di beberapa kota di Perancis
Penulis Artikel “Nan Lah Lapuak” Pengaruh Modernitas Terhadap Adad pada Jurnal Besaung Jurnal Seni, Desain dan Budaya di UIGM Palembang.
Koreografer karya “Pagar Diri” pada acara Dialog Tari IV Himata Jurusan Tari ISBI BANDUNG
Koreografer Karya “PAGA” pada event Gelar Karya Tari Koreografer Banten di Cilegon, Banten
2020
Sutradara sekaligus aktor karya “ID” dalam acara KIDUNG VIRTUAL oleh ARTMAY STUDIO di BANDUNG
2021
Sutradara sekaligus aktor karya “ID” dalam acara Festival Teater Tubu II Virtual & Sarasehan Tubuh Virtual 2021 di Bandung. (m nasir)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com