SEPAKBOLA menjadi pusat perhatian dunia dalam beberapa waktu terakhir. Fédération Internationale de Football Association (FIFA) secara resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 Tahun 2023.
Keuntungan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 antara lain meningkatkan profil negara atau kota, peningkatan pariwisata dan ekonomi, peningkatan infrastruktur, peningkatan kesadaran olahraga, meningkatkan hubungan internasional, dan mempromosikan nilai-nilai dan budaya lokal.
Sementara itu, beberapa kerugian menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 meliputi biaya persiapan yang tinggi, risiko krisis finansial, risiko keamanan dan gangguan lalu lintas, dampak lingkungan, dan masalah sosial seperti permasalahan pemukiman dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dalam mempertimbangkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, negara atau kota perlu memperhatikan manfaat dan risiko yang terkait, serta melakukan persiapan yang matang untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat yang dapat diperoleh.
Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U20 dikarenakan faktor keikutsertaannya Israel dalam ajang tersebut yang mengakibatkan penolakan dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Seperti yang kita tahu, Israel telah melakukan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap Palestina sejak tahun 2008.
Timbul satu pertanyaan, mengapa Israel tidak diblokir? Berbanding terbalik dengan Israel, Rusia telah diblokir dari kompetisi sepak bola internasional karena beberapa pelanggaran. Salah satunya adalah invasi Rusia ke Ukraina. Dua negara tersebut melakukan kesalahan yang hampir sama, namun mengapa hal ditindak dengan hukuman yang berbeda?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memblokir sebuah negara. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
- Keuntungan Ekonomi
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memblokir sebuah negara adalah keuntungan ekonomi. Jika sebuah negara memiliki banyak kepentingan ekonomi dengan negara lain, maka kemungkinan besar negara tersebut tidak akan diblokir, meskipun ada pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara tersebut.
- Kepentingan Politik
Hal ini memainkan peran penting dalam menentukan apakah sebuah negara akan diblokir atau tidak. Jika sebuah negara memiliki kepentingan politik yang penting bagi negara lain, maka kemungkinan besar negara tersebut tidak akan diblokir.
- Hubungan dengan Negara Lain
Poin juga memainkan peran penting dalam menentukan apakah sebuah negara akan diblokir atau tidak. Jika sebuah negara memiliki hubungan yang baik dengan negara lain, maka kemungkinan besar negara tersebut tidak akan diblokir, meskipun ada pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh negara tersebut.
- Kepentingan Militer
Kepentingan militer juga memainkan peran penting dalam menentukan apakah sebuah negara akan diblokir atau tidak. Jika sebuah negara memiliki kepentingan militer yang penting bagi negara lain, maka kemungkinan besar negara tersebut tidak akan di blokir.
Israel memiliki kepentingan politik dan militer yang penting bagi negara Barat, terutama Amerika Serikat. Israel adalah salah satu sekutu terdekat Amerika Serikat di Timur Tengah. Selain itu, Israel memiliki pengaruh yang kuat dalam politik global, terutama di PBB.
Keputusan untuk mengeksekusi Israel dari acara olahraga internasional adalah isu yang sensitif dan kontroversial, terutama karena konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina. Beberapa negara dan organisasi internasional telah memboikot Israel dan meminta negara lain untuk mengikuti contoh mereka. Namun, FIFA telah memilih untuk melanjutkan hubungan dengan Israel, meskipun banyak orang merasa bahwa tindakan FIFA ini tidak adil.
Faktor politik memainkan peran penting dalam menentukan apakah sebuah negara akan diblokir atau tidak. Israel memiliki kepentingan politik yang penting bagi negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Selain itu, Israel memiliki pengaruh yang kuat dalam politik global, terutama di PBB. Hal ini memungkinkan Israel untuk tetap berpartisipasi dalam kompetisi sepak bola internasional tanpa adanya sanksi atau hukuman dari FIFA.
Seharusnya FIFA selaku induk sepak bola dunia harus bersikap netral, tidak hanya memihak ke satu pihak saja. Coba saja kalau Israel juga di berlakukan hal yang sama seperti rusia, maka Israel tidak akan dapat ikut serta dalam gelaran piala dunia tersebut, maka sudah pasti gelaran piala dunia U20 akan tetap di gelar di Indonesia.
Sebenarnya masyarakat Indonesia tidak salah juga untuk menerima timnas Israel buat berlaga di Indonesia, justru kita dapat menunjukkan kepada Dunia bahwa kita berada di pihak mana. Hal yang dapat kita lakukan seperti, pada saat Timnas Israel berlaga kita penuhi stadion dengan bendera palestina, atau melakukan hal yang sama seperti Qatar ketika pembukaan piala dunia dengan menyanyikan lagu Palestina. Dengan menerima Timnas Israel, kita mungkin juga dapat melakukan pendekatan dengan pemerintah Israel buat berdiplomasi tentang kemerdekaan palestina.
Beberapa kelompok di Indonesia mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia karena dapat memberikan berbagai manfaat seperti peningkatan ekonomi, pariwisata, serta meningkatkan profil Indonesia di dunia. Selain itu, penyelenggaraan Piala Dunia U20 juga dapat mempromosikan kesadaran olahraga dan budaya lokal serta dapat menjadi ajang bagi para pemain muda untuk berkembang dan meraih pengalaman internasional. Beberapa kelompok yang mungkin mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia antara lain pemerintah, pengusaha, dan pecinta sepak bola di Indonesia.
Adapun kelompok yang tidak mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia karena adanya potensi kerugian seperti penggunaan dana yang besar, dampak negatif terhadap lingkungan, serta potensi konflik sosial dengan masyarakat lokal. Selain itu, ada beberapa penolakan dari masyarakat Indonesia atas keikutsertaannya Israel dalam gelaran tersebut.
Meskipun ada spekulasi bahwa Indonesia membatalkan acara Piala Dunia U20 2023 karena keberadaan Israel, FIFA tidak memberikan komentar tentang apakah Israel menjadi faktor yang memengaruhi keputusan tersebut. Namun, ada harapan bahwa FIFA akan mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Israel, dan mempertimbangkan tindakan yang lebih adil dan konsisten dalam menindak pelanggaran.[***]
Oleh : Andrian Sani
FISIP UIN Raden Fatah Palembang