MINGGU dini hari (31/8/2025) biasanya Palembang sepi, cuma suara kodok di rawa dan sesekali becak motor pulang mangkal. Tapi dini hari itu suasana berubah drastis, ratusan massa yang diduga kelompok balap liar dan geng motor mendadak bikin kerusuhan besar. Targetnya bukan sembarang tempat Gedung DPRD Sumsel dan sejumlah fasilitas kepolisian jadi sasaran utama.
Kalau biasanya anak muda malam Minggu cari kopi susu atau pacaran di Benteng Kuto Besak, kali ini mereka seperti main di game GTA versi Palembang.
02.35 WIB: Ratusan Massa Mulai Bergerak
Sekitar 200 orang tiba di kawasan Simpang Lima DPRD Sumsel. Bayangkan jalanan dini hari yang harusnya lengang, tiba-tiba jadi kayak arena konser rock tanpa tiket. Mereka berkumpul, suasana makin panas.
03.00 WIB: Aksi Perusakan Dimulai
Tepat pukul 03.00 WIB, pagar dan fasilitas di sekitar DPRD mulai jadi korban. Kalau pepatah bilang, “pagar makan tanaman,” tapi kali ini malah pagar DPRD dimakan massa.
03.08 WIB: Api Pertama Menyala
Tak puas merusak, massa nekat menyalakan api di depan Gedung DPRD. Kalau biasanya orang bakar sate dini hari, ini malah bakar fasilitas negara. Bau asap bukan bikin lapar, tapi bikin waswas.
03.12 WIB: Aparat Tiba, Massa Mundur Sesaat
Polisi bersama TNI Kodam II/Sriwijaya sempat memukul mundur massa. Tapi ibarat kucing dikejar anjing, begitu anjing berhenti, kucing balik lagi, begitu juga mereka.
03.16 WIB: Pos Polisi Jadi Korban Pertama
Pos Polisi di Simpang Lima DPRD dibakar, kalau pos polisi bisa ngomong, mungkin dia bilang “Aku jaga kalian tiap hari, tapi kenapa aku yang dibakar?”
03.18 WIB: CCTV Dibutakan
Takut aksinya terekam, massa merusak kamera CCTV. Dalam film action, biasanya tokoh utama matikan kamera sebelum merampok bank. Nah ini versi lokalnya.
03.26 WIB: Pagar Dirobohkan, Massa Masuk Halaman DPRD
Pintu pagar DPRD dirobohkan, massa menyerbu masuk halaman. Untungnya gedung utama masih utuh. Kalau sampai roboh, bisa jadi trending “Parlemen Drift 2025.”
03.33 WIB: Massa Tinggalkan DPRD
Setelah puas merusak, mereka kabur. Tapi bukan berarti pulang tidur. Mereka malah cari “level” baru.
03.36 WIB: Target Baru: Mapolda Sumsel
Rombongan pindah ke depan Mapolda Sumsel. Kalau dalam game, ini seperti “unlock stage berikutnya.”
03.42 WIB: Pos Polisi Flyover Dirusak
Pos polisi di bawah flyover depan Mapolda dihancurkan. Palembang seolah punya festival “bakar pos” dini hari itu.
03.50 WIB: Batu Melayang ke Mapolda
Massa melempari Mapolda dengan batu. Nahas, satu personel polisi kena di bagian pelipis. Kalau pepatah Jawa bilang, “rawe-rawe rantas, malang-malang putung,” ya begitulah aksi brutalnya.
04.00 WIB: Pos Polisi Simpang Patal Jadi Korban
Belum puas, pos polisi di Simpang Patal juga dirusak. Pos polisi malam itu jadi kayak “menu all you can burn”.
04.17 WIB: Polisi Amankan 8 Orang
Aparat berhasil menangkap 8 pelaku. Tapi massa belum habis, ibarat film seri, masih ada episode lanjutan.
04.25 WIB: Kantor Ditlantas Polda Sumsel Jadi Sasaran
Massa merusak kantor Ditlantas, membakar pos depan, bahkan membakar satu unit kendaraan dinas polisi. Kalau biasanya anak muda bakar ban di jalan, kali ini levelnya naik: bakar mobil dinas.
04.45 WIB: Pos Lantas Kelambi Daro Dirusak
Pos Lantas di kawasan Simpang Rumah Susun Kelambi Daro ikut jadi korban. Malam itu, pos polisi ibarat warung kecil di pinggir jalan: siapa saja bisa mampir, tapi bukan untuk ngopi, melainkan dirusak.
04.47 WIB: 34 Orang Tambahan Diamankan
Polisi bergerak cepat, 34 orang lagi ditangkap. Total ada 42 remaja diamankan oleh Dit Krimum Polda Sumsel. Mereka sekarang bukan balapan di jalan, tapi balapan mengisi BAP di kantor polisi.
Suara dari DPRD
Plt Kabag Humas & Protokol DPRD Sumsel, Muhammad Fakhri Azhar, membenarkan adanya kerusakan fasilitas. “Memang ada beberapa fasilitas yang dirusak, tapi gedung DPRD secara keseluruhan masih aman,” katanya. Dengan kata lain pagar babak belur, tapi rumah masih berdiri.
Pesan Moral dari Malam Rusuh
Kericuhan dini hari itu bikin kita mikir ulang energi anak muda kalau tak disalurkan, bisa berubah jadi kerusakan. Mereka mungkin awalnya cuma balap liar, tapi berakhir jadi liar beneran.
Pepatah bilang “Api kecil jadi kawan, kalau besar jadi lawan”.Begitu pula anak muda kalau diarahkan, mereka jadi kekuatan bangsa. Kalau dibiarkan, mereka bisa jadi badai dini hari yang membakar pos polisi.
Rusuh Palembang dini hari bukan sekadar berita kriminal. Ini alarm sosial. Ada keresahan anak muda, ada kegagalan memberi ruang ekspresi, dan ada simbol-simbol negara yang akhirnya jadi sasaran.
Malam itu, Palembang mencatat sejarah aneh: balap liar berubah jadi drama “Fast & Furious DPRD Edition.” Semoga jadi yang terakhir, bukan awal dari serial baru.[***]