KALAU dulu orang tua sering bilang, “Sekolah yang rajin biar bisa jadi PNS”, sekarang dunia sudah berubah, jadi PNS itu masih oke, tapi kerja di Jepang juga bukan mimpi. Malah kalau bisa bahasa Jepang, peluangnya terbuka lebar kayak pintu Indomaret yang sensornya kelewat peka.
Itulah yang lagi dipikirin Pemkab Musi Banyuasin (Muba), mereka nggak mau anak muda cuma jadi generasi rebahan yang kerjanya scroll TikTok sambil ngutang di warung kopi. Makanya, Disnakertrans Muba bareng SKK Migas jalan ke Bogor. Bukan buat makan soto, tapi buat ngintip pelatihan bahasa Jepang di BLK Kota Bogor.
Ibarat pepatah Kalau mau panen padi, jangan duduk di dangau doang, harus turun ke sawah, Muba ini lagi turun langsung, belajar biar bisa bawa pulang ilmunya ke kampung halaman.
Jepang itu negaranya maju, tapi penduduknya banyak yang sudah sepuh. Anak mudanya lebih suka ngurus kucing peliharaan daripada sawah. Akibatnya, ada enam sektor kerja yang butuh banget tenaga asing. Nah, ini kesempatan emas buat anak Muba!
Teknologi Informasi, cocok buat anak Muba yang lebih jago ngetik kodingan daripada ngetik status galau. Jepang butuh programmer, bukan cuma pro player Mobile Legends.
Manufaktur, seperti mesin, otomotif, elektronik, kalau baut kendor, tinggal cari kunci pas, bukan kunci jawaban Ujian Nasional.
Kesehatan & Perawatan, Jepang penuh kakek-nenek yang butuh dirawat, anak muda Muba bisa jadi pahlawan, sambil belajar sabar.
Pariwisata & Perhotelan, dengan senyum khas wong kito, anak Muba bisa bikin turis Jepang merasa “ohayou” tiap hari. Senyum itu bahasa universal, bro.
Pertanian & Perikanan, kalau di Muba udah biasa nyari ikan di Sungai, di Jepang bisa sekalian nyari tuna segede motor.
Pendidikan, bayangin aja, anak Muba jadi guru bahasa atau budaya di Jepang, dipanggil “sensei” itu kan keren banget.
Enam sektor ini ibarat enam pintu rezeki, tinggal pilih mana yang cocok. Tapi ingat pepatah Kalau nggak punya kunci, pintu nggak bakal kebuka. Nah, kunci itu namanya bahasa Jepang.
Pemkab Muba sudah janji bakal buka pelatihan bahasa Jepang gratis lewat APBD-P. Gratis loh, bukan cicilan kayak kredit HP, tinggal niat aja.
Herryandi Sinulingga, Kadisnakertrans Muba, menegaskan “Pemkab Muba, melalui Program Menciptakan SDM Unggul Muba segera akan melaksanakan pelatihan berbahasa Jepang secara gratis, dibiayai melalui APBD-P Muba. Diharapkan pemuda pemudi di Musi Banyuasin dapat mengakses pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi mereka”.
Bahasa Jepang ini bukan sekadar ngomong arigatou atau ramen enak, namun harus paham budaya kerja mereka yang super disiplin. Bayangin aja, di Jepang telat semenit aja bisa bikin orang minta maaf seolah-olah habis bikin dosa besar. Kalau di sini? telat sejam biasanya alasan klasik “Macet, Pak”, padahal rumahnya deket.
Oleh sebab itu, makanya, Sinulingga wanti-wanti syarat pelatihan ini mutlak, kalau nggak serius, ya wassalam, ibarat naik shinkansen, kalau telat sedetik aja, keretanya udah ngacir duluan.
Jangan tunggu besok kalau bisa belajar hari ini, ingat pepatah Belajar di masa muda bagaikan mengukir di atas batu, kalau malas, hasilnya kayak ngukir di atas air nggak ada bekasnya.
Saran buat anak muda Muba ikutlah pelatihan dengan serius, jangan cuma datang buat update story “Belajar bahasa Jepang nih guys.”
Hafalkan kosa kata kerja, bukan cuma nama makanan. Masa bisa nyebut takoyaki tapi bingung kalau disuruh hayaku! (cepetan!).
Disiplin, di Jepang, bos lebih suka karyawan tepat waktu daripada karyawan banyak alasan.
Ingat, peluang ini nggak datang dua kali, rezeki itu kayak kereta shinkansen, lewatnya cepat, kalau nggak naik sekarang, entah kapan ada lagi.
Dunia kerja itu kayak pasar malam, banyak wahana, tapi nggak semua orang bisa naik. Yang bisa naik adalah yang punya tiket. Nah, tiket buat kerja di Jepang itu namanya bahasa Jepang plus keterampilan kerja.
Muba sudah menyiapkan program, Jepang sudah membuka pintu, tinggal anak mudanya mau melangkah atau cuma diam di rumah. Ingat pepatah Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, belajar bahasa Jepang dulu, kerja di Jepang kemudian.
Jadi pesan terakhir kalau nggak mau ketinggalan kereta shinkansen rezeki, jangan malas belajar, karena rezeki memang nggak ketukar, tapi kalau lo males, bisa-bisa rezeki lo diambil orang yang lebih rajin.[***]