Sumselterkini.co.id, – Kalau Idul Adha itu cuma soal kambing dan sapi, bisa-bisa kita lupa sama pengorbanan yang sesungguhnya, ibadah kurban itu ibarat jadi tukang ojek online bukan cuma soal antar barang, tapi juga soal nyalurin perhatian, waktu, dan tenaga buat orang lain. Begitu juga yang disampaikan Wali Kota Palembang, Drs. H. Ratu Dewa, saat Sholat Idul Adha 1446 H di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, belum lama ini.
“Idul Adha bukan hanya soal penyembelihan hewan kurban, tapi juga tentang pengorbanan jiwa, waktu, pikiran, bahkan materi demi kepentingan bersama,” kata beliau sambil nyengir kayak orang baru ketemu mantan di pasar.
Kalau pakai pepatah, ini mirip “Tak ada rotan, akar pun jadi,” yang artinya pengorbanan itu bisa dalam berbagai bentuk. Jangan kira cuma potong kambing doang, tapi waktu, pikiran, dan tenaga juga kudu dikorbankan supaya kota ini jalan mulus kayak motor baru.
Nah, ngomongin pengorbanan, Wali Kota juga bilang kalau kerja pemerintahan itu enggak beda jauh sama nge-gym. Berat, capek, tapi kalau ada teman buat spotter alias support, beban jadi lebih ringan. Makanya, sinergi dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat itu penting banget. Kalau nggak, pemerintah kayak motor tanpa bensin, diem di tempat doang.
Lebih seru lagi, selepas Sholat Idul Adha, Pak Ratu Dewa buka open house di rumah dinasnya. Pintu rumahnya kayak warung kopi 24 jam terbuka buat siapa saja yang mau ngobrol, curhat, atau sekadar numpang WiFi. Katanya, “Mari jadikan momen ini sebagai ruang kekeluargaan sekaligus menyampaikan aspirasi”. Jadi jangan cuma pakai medsos buat curhat, langsung datang aja biar kelihatan muka juga.
Selain itu, beliau juga tak lupa mendoakan 8.077 jemaah haji asal Sumatera Selatan, termasuk 3.227 dari Palembang yang tengah beribadah di Mina. Kalau doa itu bisa diibaratkan seperti charger, biar mereka pulang dengan hati dan fisik penuh energi mabrur.
Di balik semua kebersamaan ini, Pak Ratu Dewa juga menyentil capaian 105 hari pertama kepemimpinannya. Dari 45 program prioritas, 75% sudah terealisasi. Tapi dia tetap rendah hati, bilang masih banyak PR yang harus diselesaikan. Ini seperti kita baru naik sepeda tanpa roda bantu, masih goyang-goyang tapi semangatnya tetap membara.
Sebagai penutup, beliau mengucapkan, “Semoga setiap pengorbanan dan amal ibadah kita membawa dampak positif untuk membangun Palembang yang Berdaya Kotanya dan Sejahtera Rakyatnya.” Jadi, mari kita ingat bahwa Idul Adha bukan cuma tentang kambing dan sapi, tapi juga soal pengorbanan jiwa dan kerja keras bersama.
Idul Adha mengajarkan kita bahwa pengorbanan itu bukan cuma soal fisik, tapi juga soal hati dan pikiran. Seperti kata pepatah, “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Dengan semangat itu, Palembang bukan cuma jadi kota yang punya kambing kurban banyak, tapi juga kota yang penuh gotong royong dan kemajuan. Jadi, jangan cuma kurban hewan, yuk kurbanin juga waktu dan tenaga demi Palembang yang lebih baik!.[***]