Musik & Film

Qodrat 2, Pabrik Gula, & Jumbo, Trio Lebaran yang Ngalahin Opung-Opung Bagi THR !

foto : ist

Sumselterkini.co.id, – Sejak kapan nonton film di bioskop jadi bagian dari tradisi Lebaran? Ya sejak nenek-nenek kita mulai ngeluh cucunya nggak pulang-pulang karena “lagi di XXI nonton film hantu, Nek.” Bahkan ada emak-emak yang salah masuk studio, niat nonton film religi eh malah nonton film action sampai teriak, “La ilaha illallah kok berdarah semua anaknya!” Tapi itulah kenyataannya, Lebaran 2025 bukan cuma ajang maaf-maafan sambil nyomot kastengel di toples orang, tapi juga momen bangkitnya industri film lokal. Tahun ini bioskop bukan cuma tempat pacaran diam-diam habis tarawih, tapi jadi panggung kemenangan sineas tanah air!.

Berdasarkan data dari berbagai jaringan bioskop dan pelaku industri film, jumlah penonton film Indonesia saat Libur Lebaran 2025 tembus jutaan. Serius. Jutaan. Bukan juta-jutaan kayak saldo akhir bulan, tapi beneran rame! Artinya, masyarakat Indonesia tuh udah mulai milih film lokal ketimbang nonton ulang Fast & Furious 47: Dom Nyetir ke Mars.

Menteri Ekonomi Kreatif merangkap Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, bahkan sampai nyengir kayak dapet THR dobel waktu ngumumin kabar ini. Menurut beliau, ini pertanda bahwa perfilman kita lagi naik daun. Ya, naik daun beneran, bukan cuma trending sesaat lalu hilang kayak mantan.

Sebut saja tiga film lokal jagoan lebaran Pabrik Gula karya Awi Suryadi (yang katanya bikin orang keluar bioskop sambil nyari tebu), Qodrat 2 dari Charles Gozali (dijamin bikin merinding, bukan karena AC bioskop), dan JUMBO, film animasi nasional yang bukan cuma lucu, tapi juga bikin sejarah!

JUMBO ini bukan sekadar nama makanan di warung padang, tapi film animasi karya Ryan Adriandhy yang disokong 420 kreator (bukan angka kebetulan, semoga semua waras saat produksi). Film ini dalam waktu tujuh hari doang, sukses menembus angka 1.005.252 penonton! Ini tuh semacam ayam geprek level 100, pedesnya keberhasilan sampai luar negeri bisa nyium aromanya. JUMBO secara resmi menggeser rekor Si Juki The Movie: Panitia Hati Akhir (2017). Si Juki, mohon maaf lahir batin, posisimu tergeser, tapi kenanganmu tetap di hati.

Pemerintah nggak cuma tepuk tangan dari jauh, tapi juga aktif mendukung. Lewat Kemenparekraf, program fasilitasi, insentif, sampai promosi lintas platform digalakkan. Bahkan katanya, kalau perlu, promosi film akan dipasang di kemasan minyak goreng dan dus parcel Lebaran. Semua demi dukung sineas lokal!

Teuku Riefky juga berharap makin banyak produser dan sineas muda kolaborasi bareng platform digital. Biar film Indonesia nggak cuma muter di bioskop Cibubur doang, tapi juga bisa ditonton sampai ke festival film internasional dan dapur mertua di Kalimantan Timur.

Keberhasilan ini bukan cuma soal angka dan tiket, tapi tentang harapan. Bahwa industri film Indonesia itu kuat, bisa lucu, bisa menyeramkan, bisa menyentuh hati dan bisa booming tanpa perlu aktor luar negeri atau CGI kebanyakan. Dan dampaknya bukan hanya ke layar bioskop—tapi nyebar ke warung popcorn, ojek online, tempat nongkrong, hingga usaha kecil yang jualan es teh di depan bioskop.

Kalau kita bisa bikin film animasi yang ditonton sejuta orang dalam seminggu, artinya kita juga bisa bikin ekosistem kreatif yang menghidupi jutaan ide lain. Tinggal bagaimana kita sebagai penonton terus dukung karya lokal. Beli tiket asli, jangan nonton bajakan. Kalau perlu, ajak mantan nonton bareng biar dia tahu kamu udah upgrade selera.

Jadi, yuk kita terus ramaikan bioskop, dukung film Indonesia, dan jadikan setiap Lebaran bukan hanya waktu untuk pulang kampung, tapi juga pulang ke hati perfilman nasional. Karena siapa tahu, di antara popcorn dan suara surround, kita bisa menemukan cinta… atau minimal nemu film bagus yang bikin kita bangga jadi orang Indonesia.[***]

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com