MUBA Terkini

Pertama di Sumsel, RSUD Sekayu Miliki Laboratorium PCR

foto : Istimewa

SALAH satu kendala utama dalam percepatan penanganan kasus Covid-19 adalah lamanya waktu untuk mengetahui hasil uji swab PCR terhadap pasien yang diambil sampelnya. Selain karena banyaknya sampel yang harus diuji, juga terbatasnya tempat yang bisa melakukan pengujian tersebut.

“Kita menyadari bahwa salah satu langkah percepatan penanganan dan pencegahan adalah kecepatan dalam melakukan testing covid-19, karenanya saya meminta jajaran Dinkes dan Rumah sakit untuk meningkatkan dan menyediakan sarana testing ini. Baik melalui rapid tes, tes cepat molekuler, maupun uji swab PCR, alhamdulillah akhirnya bisa terwujud,” ujar Dodi.

Upaya mitigasi baik melalui skrining, tracking serta langkah-langkah sosialisasi maupun upaya penerapan protokokes yang dilakukan Dodi di Muba terbukti semenjak awal Juli 2020, jumlah kasus terus menurun hingga awal agustus 2020.

“Kita menggunakan anggaran BLUD yakni anggaran yang bisa kita kelola sendiri, jadi bisa lebih cepat ketimbang menunggu APBD,” ujar Direktur Utama RSUD Sekayu dr Makson Parulian Purba MARS.

Diketahuii PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.

DNA merupakan material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA dan RNA setiap spesies makhluk hidup membawa informasi genetik yang unik.

Keberadaan DNA dan RNA ini akan dideteksi oleh PCR melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan. Nah, dengan adanya PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri atau virus akan bisa dideteksi dan akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut.

“Untuk RSUD baru Sekayu yang punya lab, sebentar lagi juga RSUD Provinsi. Tapi untuk Sumsel, rumah sakit daerah yang sudah memiliki ya kita,” tandasnya.

Untuk sampel sendiri jelas Makson diambil dengan metode swab, ada banyak titik tempat pengambil sampe ditubuh manusia. Tapi pihaknya cenderung ke hidung dan tenggorokan lantaran lebih nyaman bagi pasien.

“Kita sudah menerapkan standar safety setingkat BSL 2, jadi lebih aman untuk mencegah penyebaran virus saat pengambilan maupun pengujian sampel,” katanya.

Saat ini kata Makson, pihaknya mencoba masuk sebagai bagian dari Laboratorium PCR jejaring Kementerian Kesehatan RI. Mereka sudah melakukan assesmen ke Dinkes Provinsi dan Litbang Kemenkes.

“Kita sudah melakukan pemeriksaan sampel uji, jadi istilahnya untuk Quality Control, sampel baik yang negatif maupun positif berdasar hasil Uji BBLK kita uji, kalau hasilnya sama berarti sudah memenuhi standar bagian jejaring. Sejauh ini hasilnya sama, kita tunggu nanti prosesnya,” tukas dia.[***]

Ril

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com