Kuliner

BUMBU JUMAT ala Bik Cik Moya: “Daging Pun Bisa Tersenyum”

ist

AKU Bik Cik Moya, wong Palembang asli, kalau masak itu bukan cuma soal perut, tapi juga soal hati. Kata orang tua dulu, “masak tanpa hati itu ibarat semur tanpa kecap, hambar dan bikin bete” Nah, hari ini aku mau cerita tentang satu masakan yang sejak zaman nenek moyang sudah jadi bintang tamu di meja makan Palembang Malbi Daging Sapi.

Kalau pempek itu ibarat artis sinetron yang sering nongol tiap hari, malbi ini lebih kayak penyanyi lawas, jarang muncul, tapi kalau tampil bikin semua orang terharu sampai nasi tiga piring.

Bahan-Bahan yang Bikin Dapur Wangi

Nah, ini bahan-bahannya, siap-siap nyatet:

  • 1 kilo daging sapi (pilih yang empuk, jangan kayak mantan yang keras kepala)

  • 8 siung bawang merah + 8 siung bawang putih (biar lengkap, ibarat pasangan sejati)

  • 5 butir kemiri (buat pelicin, jangan sampai gosong kayak gosip tetangga)

  • ½ butir pala, 1 sdt ketumbar, 1 sdt merica (biar hidup ada rasa, bukan cuma asin kayak hidup anak kos akhir bulan)

  • 1 ruas jahe (buat angetin, bukan buat kode gebetan)

  • Serai, lengkuas, asam kandis, cengkeh (ini bumbu rempah, ibarat teman nongkrong: lengkap makin rame)

  • 3 sdm kecap manis (biar legit, karena hidup butuh yang manis-manis juga, selain chat dari doi)

  • 1 sdm gula merah, garam, kaldu bubuk, penyedap secukupnya

  • 500 ml santan kental (ini ibarat pendingin suasana, bikin kuah jadi kalem dan adem)

Cara Memasak ala Bik Cik Moya

  1. Haluskan dulu bumbu (bawang, kemiri, pala, ketumbar, merica, jahe). Anggap aja ini kayak ngerjain tugas kelompok: kalau nggak halus, pasti ada yang protes.

  2. Tumis bumbu halus bareng serai, lengkuas, asam kandis, dan cengkeh sampai harum. Nah, kalau sudah wangi, tetangga biasanya mulai pura-pura nyapu depan rumah.

  3. Masukkan air, kecap, gula, garam, dan kawan-kawannya. Jangan lupa koreksi rasa, jangan sampai kemanisan kayak janji kampanye.

  4. Baru deh masukin daging, aduk-aduk sampai kuahnya meresap, kental, dan warnanya menggoda.

  5. Sabar ya, masaknya jangan keburu-buru. Kata pepatah, “air mendidih takkan langsung jadi kopi,” jadi tunggu sampai malbinya betul-betul meresap sempurna.

Hidup itu mirip masak malbi. Harus sabar, banyak bumbu, dan penuh rempah kehidupan, kalau semua serba instan, hasilnya hambar. Jadi, jangan buru-buru pengen hasil, nikmati dulu prosesnya.

Dan ingat, daging yang keras pun bisa jadi empuk kalau diperlakukan dengan benar. Sama kayak hati manusia, jangan dipaksa, cukup diramu dengan sabar dan kasih sayang, insya Allah luluh juga.

Nah, itulah resep Malbi ala Bik Cik Moya, masakan ini bukan sekadar lauk, tapi simbol kebersamaan di meja makan. Dari dapur kecil, kita bisa belajar bahwa cinta, sabar, dan kecap manis bisa menyatukan banyak hati.

Jadi, kalau ada keluarga kumpul, jangan cuma sibuk scroll TikTok. Ajak mereka makan malbi bareng, sebab, “makan bersama itu ibarat jembatan, makin sering dilewati makin kuat pula ikatannya.”

Selamat mencoba, semoga dapurmu makin wangi, hatimu makin tenang, dan piring nasi tetanggamu ikut penuh.[***]

Terpopuler

To Top