Industri

Jadi Pilot Project, Mobil Listrik Siap Mengaspal & Layani Turis di Bali

kemenperin.go.id

KEMENTERIAN Perindustrian mendukung pelaksanaan pilot project dan studi komprehensif mengenai implementasi penggunaan kendaraan listrik di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di daerah destinasi wisata. Upaya ini akan berkontribusi pada pembangunan total value chain kendaraan listrik serta mempercepat industrialisasi kendaraan listrik di tanah air.

”Misalnya, yang dilaksanakan di Bali ini merupakan satu langkah strategis menciptakan pasar dalam negeri, membangun ekosistem kendaraan listrik, sekaligus mempromosikan EV Ecotourism, yang akan mendukung daya tarik wisata di Bali dan Indonesia secara keseluruhan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada peresmian Toyota EV Mobility Project di Nusa Dua, Bali, belum lama ini.

Pada kesempatan acara ini, Menperin AGK didampingi Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier, serta turut dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

”Kehadiran kami di sini karena merupakan momen yang sangat penting sekaligus membuktikan bahwa sektor manufaktur dan pariwisata berjalan dengan sinergi dalam upaya memacu pemulihan ekonomi nasional,” tutur Agus.

Menperin menyambut baik kerja sama antara Toyota Indonesia dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dalam upaya meluncurkan pilot project untuk pengembangan kendaraan listrik di Bali. ”Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, dan kami juga berharap kepada pemerintah provinsi agar dapat menindaklanjuti melalui penerapan zona-zona khusus kendaraan listrik di wilayah Bali,” tuturnya dalam rilis dilaman resmi kemenperin.go.id, kamis [1/4/2021].

Agus optimistis, pelaksanaan proyek percontohan tersebut akan ikut berperan mendukung upaya pemerintah dalam mempopulerkan kendaraan listrik kepada masyarakat luas serta mengakselerasi program percepatan pengembangan kendaraan listrik sesuai amanat Perpres Nomor 55 Tahun 2019.

”Bahkan, membantu pemerintah dalam mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dari business as usual dengan upaya sendiri pada tahun 2030,” tegasnya. Apalagi, Toyota adalah salah satu produsen otomotif multinasional yang berkomitmen untuk terus menambah investasinya di Indonesia, termasuk dalam pengembangan kendaraan listrik.

Di samping itu, Menperin mendorong pendekatan pilot project serupa dapat diterapkan di lima lokasi destinasi wisata super prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Labuan Bajo – Nusa Tenggara Timur, Mandalika – Nusa Tenggara Barat, Danau Toba – Sumatera Utara, Likupang – Sulawesi Utara, dan Borobudur – Jawa Tengah.

”Langkah tersebut tentunya akan dapat mendukung target dari program Making Indonesia 4.0, dengan industri kendaraan bermotor nasional bisa menjadi pemain global dan ekspor hub kendaraan bermotor baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak (Internal Combustion Engine/ICE) atau kendaraan listrik (EV),” paparnya.

President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Susumu Matsuda menyampaikan, EV Smart Mobility merupakan sebuah proyek besar yang menjadi bagian penting dari perjalanan 50 tahun Toyota di Indonesia. ”Sebagai perusahaan mobilitas, kami harap EV Smart Mobility ini tidak hanya dapat menjadi contoh konkret dari solusi mobilitas Toyota untuk mendukung pemanfaatan teknologi elektrifikasi bagi masyarakat luas, tetapi juga sebagai bentuk realisasi dari komitmen Toyota untuk menghadirkan Mobility  Happiness  for  All,” paparnya.

Guna memberikan pilihan lengkap bagi masyarakat, project EV Smart Mobility menyediakan tiga lineup kendaraan elektrifikasi Toyota dengan total 30 unit, yang terdiri dari 20 unit Toyota COMS (BEV), lima unit Toyota C+pod (BEV), dan lima unit Toyota Prius PHEV.

Wagub Bali Tjokorda juga menyambut baik inisiatif Toyota dalam mengembangkan Smart EV Ecotourism di Nusa Dua, Bali. ”Ini sejalan dengan visi kami dalam menghadirkan Green Tourism. Semoga dengan hadirnya ecotourism ini dapat turut serta berkontribusi dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata di Bali agar secara bertahap bisa kembali seperti sedia kala,” ungkapnya.

Target tahun 2030

Agus menyebutkan, pemerintah menargetkan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada tahun 2030 sebesar 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih, dan 2,45 juta unit untuk roda dua. Target produksi KBLBB tersebut diharapkan akan mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat dan lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua.

Sampai saat ini, baru ada tiga perusahaan industri dalam negeri yang membangun fasilitas produksi KBLBB roda empat atau lebih dengan kapasitas sebesar 1.480 unit per tahun. Dalam rangka mendorong industrilisasi KBLBB, pemerintah telah memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal.

Misalnya, untuk konsumen KBLBB berupa pengenaan PPnBM sebesar 0%, pengenaan pajak Daerah (PKB dan BBNKB) paling tinggi sebesar 10% dari dasar pengenaan PKB atau BBNKB, uang muka minimum 0% dan suku bunga ringan, diskon penyambungan daya listrik, pelat nomor khusus, dan insentif lainnya.[***]

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com