Sumselterkini.co.id,- Kalau kreativitas itu bayi, Bandung adalah rahim yang empuk dan hangat, tempat semua cerita lahir dan tumbuh menjadi karya yang bikin dunia melongo.
Gak percaya? Lihat saja, talenta dan brand lokal dari kota kembang ini sudah merangsek sampai ke panggung nasional bahkan internasional, kayak pemain bola yang dari kampung naik jadi bintang lapangan hijau dunia.
Wamenekraf Irene Umar bilang, “Dari cerita, kita bisa gali karya anak bangsa jadi buku, komik, bahkan animasi.” Jadi jangan heran kalau cerita di Bandung ini gak cuma numpuk di kepala, tapi disulap jadi produk ekonomi kreatif yang menghasilkan duit, bukan cuma buat numpang nonton Netflix. Nah, microlibrary di Alun-alun Kota Bandung itu ibarat dapur kreatif yang lagi masak bersama, lengkap dengan game corner sebagai bumbu rahasianya.
Bandung Kota Cerita, yang akan digelar akhir Juni 2025, bukan sekadar tempat ngumpul buat dengerin cerita aja, tapi lebih mirip sekolah cerita. Di sini, warga diajari bercerita, supaya bisa jadi alat transformasi kebaikan. Kan katanya pepatah, “Cerita itu seperti benih, kalau ditanam dengan cinta, tumbuhnya jadi pohon yang teduh dan berbuah.”
Bayangkan kalau tiap orang jadi tukang cerita ulung, pasti dunia ini gak bakal garing-garing amat, malah penuh warna dan tawa.
Bandung pun bisa jadi contoh buat kota-kota lain. Di Seoul, Korea Selatan, misalnya, mereka punya “Storytelling Bus” yang keliling kota sambil ceritain kisah-kisah rakyat.
Sementara di Reykjavik, Islandia, cerita turun-temurun bikin budaya mereka makin melekat sampai bikin turis betah. Bandung? Jelas bisa ngeluarin versi khasnya sendiri cerita yang bukan cuma bikin ketawa, tapi juga bikin bangga.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan bilang, cerita bisa bikin orang makin kenal diri dan orang lain. Kayak pepatah Jawa, “Nek kowe ngerti cerita wong liya, atimu bakal luwih legawa”.
Cerita itu jembatan, bukan tembok, yang menghubungkan hati antar manusia. Lewat Bandung Kota Cerita, komunitas-komunitas bisa makin kompak, saling support, dan bareng-bareng bikin kreativitas meledak kayak kembang api.
Sumber inspirasi dari The Caravanserai Collective yang rajin melatih storytelling ini bikin Bandung makin siap jadi pusat cerita nasional. Kalau cerita sudah jadi “produk” yang laku, maka ekonomi kreatif bakal jalan, dan masa depan Indonesia Emas 2045 pun gak cuma mimpi. Karena sejatinya, ekonomi kreatif adalah cara kita mengolah cerita menjadi uang, dan uang itu bahan bakar buat bikin cerita baru yang lebih keren.
Bandung Kota Cerita bukan sekadar festival atau acara biasa. Ini adalah laboratorium hidup di mana cerita disulap jadi modal sosial dan ekonomi. Bandung sudah punya rahim kreatif, tinggal bagaimana kita rawat, biar bayi kreativitas itu tumbuh besar dan sehat, memberi warna baru buat bangsa ini.[***]
