Features

Desa Tanpa Asap di Atas Awan: Revolusi Energi Hijau Tudianzi yang Bikin Netizen Mupeng

ist

Sumselterkini.co.id, WUHAN, TIONGKOK – 22 April 2025 – Kala Festival Bunga Pir berlangsung semerbak di bulan April, Desa Tudianzi yang terletak di pedalaman pegunungan Hubei Tengah, Tiongkok, disambangi lebih dari 50.000 pengunjung hanya dalam dua hari.

Tak hanya sekadar memetik bunga atau berswafoto ria, para wisatawan dibuat takjub oleh teknologi masa depan yang kini hadir di desa masa lalu lampu jalan bertenaga surya dengan penyimpanan daya yang menerangi jalan setapak, stasiun pengisian daya mobil listrik berdaya tinggi yang menghapus rasa waswas di tengah jalan, hingga dapur serba listrik yang menyajikan kuliner khas suku Tujia  semua terangkum dalam satu frasa: revitalisasi desa ramah lingkungan yang keren maksimal!

Bayangkan, anda duduk manis di bangku koridor kuliner, lalu ponsel Anda tiba-tiba terisi daya tanpa colokan. “Lho, meja ini bisa ngecas HP tanpa kabel!” ujar Bu Tan, salah satu pengunjung yang tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya.

Berlokasi di Kabupaten Badong, Prefektur Otonom Tujia dan Miao Enshi, desa ini dulunya cuma titik peristirahatan di jalur kuno Perdagangan Teh dan Kuda sejak era Dinasti Ming. Kini, Tudianzi menjelma jadi bintang panggung energi hijau nasional, jadi desa percontohan dengan operasi nol emisi karbon 24 jam nonstop dan pasokan listrik 100% hijau.

Panel surya di sini bisa dibilang bak cendawan di musim hujan  ada di atap rumah, paviliun, gang, kandang ayam, bahkan kandang babi! Kapasitas energi surya desa ini mencapai 1.800 kW. Satu jam saja beroperasi penuh, bisa menghasilkan 1.800 kWh  cukup untuk mencukupi seluruh kebutuhan listrik desa selama satu hari, jelas Chen Wentao dari State Grid Enshi.

Dulu, listrik adalah kemewahan. Jaringan kabel tua dan sistem tunggal yang sudah uzur bikin desa ini rawan mati lampu. Saat badai, gelap gulita jadi hal biasa. “Kami hanya mengandalkan kayu bakar untuk cahaya dan kehangatan,” kenang Hu De’an (75), sambil menyipitkan mata menahan nostalgia penuh asap. “Kalau lihat tumpukan kayu di bawah atap, baru rasanya hidup aman.”

Segalanya berubah sejak Tiongkok mencanangkan target “dual karbon”  mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan netral karbon di 2060. Energi kayu bakar yang cuma 10-15% efisien dan penuh polusi bikin desa-desa terpencil jadi PR besar.

Solusi datang di Maret 2023 lewat inisiatif nasional yang menggandeng berbagai kementerian. Agustus 2023, proyek percontohan diluncurkan di Tudianzi oleh State Grid Hubei, mengusung tiga pilar pasokan energi bersih yang stabil, pemanfaatan sumber daya yang efisien, dan pengembangan industri hijau.

Contohnya? Lihat saja peternakan babi hitam lokal yang kini jadi tempat wisata edukasi. Atapnya dipasangi panel surya, jalannya bersih dari bau amis. Rahasianya ada di pabrik biogas 30 kW yang memproses kotoran babi dan limbah dapur warga jadi listrik dan pupuk  semua dalam satu siklus berkelanjutan.

“Dulu buang kotoran babi bisa habiskan 40.000 yuan setahun. Sekarang malah hemat 60.000 yuan dari listrik, desinfektan, dan pupuk,” ujar petani Feng Cailong sambil tersenyum lebar.

Setelah nyaris dua tahun pembangunan, Tudianzi kini punya sistem energi rendah karbon yang andal. Kombinasi angin, matahari, mikrogrid, dan sistem penyimpanan daya menciptakan desa yang tak hanya mandiri energi tapi juga ekspor listrik!

Tahun 2024, konsumsi listrik desa melonjak jadi 537.000 kWh – naik 188% dari 2022. Output energi terbarukan desa mencapai 1,44 juta kWh per tahun, setara penghematan 472 ton batu bara dan pengurangan emisi CO₂ sebesar 1.436 ton, plus 43 ton SO₂.

“Total kapasitas terpasang kami sekarang 1.871 kW. Cukup bukan cuma untuk kebutuhan sendiri, tapi juga buat dikirim ke jaringan luar,” kata Yang Lin dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Prefektur Enshi.

Dari desa terpencil yang dulu identik dengan kabut dan kayu bakar, Tudianzi kini menjelma jadi surga hijau di puncak gunung. Desa ini bukan sekadar destinasi wisata, tapi bukti nyata bahwa masa depan bisa dimulai dari kampung halaman  asalkan ada sinar matahari, semangat gotong royong, dan sedikit kreativitas mengubah kotoran jadi cahaya.[***]

Terpopuler

To Top