Terpujilah Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Di dalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku
Tuk pengabdianmu
Terpujilah wahai ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku
Tuk pengabdianmuEngkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkai patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa…
LIRIK lagu yang diciptakan Sartono di atas, ternyata masih bisa ditemui di era digital. Tengok saja, apa yang dilakukan ke dua guru sekolah dasar di Kab. Banyuasin. Bahkan sungguh mulia perjuangan ke dua guru ini, Lesi Lestiana, S.Pd dan Etty, S.Pd, tak mau anak didiknya ketinggalan pelajaran, guru kelas II Sekolah Dasar Negeri (SDN) 13 Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin ini rela door to door datangi rumah siswa untuk memberikan mata pelajaran.
Meski pun, dihantui Covid-19 yang saat ini tengah mewabah, namun mereka berdua ikhlas mengajar, apalagi tidak semuanya anak didiknya merupakan anak dari kalangan mampu dalam sisi ekonomi.
Mencerdaskan anak didiknya salah satu komitmen mereka, bahkan hal ini dilakukan guna meringankan wali muridnya yang tak mampu.
“Ini salah satu solusinya, harus mendatangi rumah murid satu persatu, karena jika berajar melalui daring, mungkin tidak semua wali murid yang mampu untuk membeli Hanphone pintar dan pulsa /kuota,”papar Lesi Lestiana, S.Pd dan Etty, S.Pd, Jumat [24/7/2020].
Masdarina, salah satu wali murid, dari Arif Anugrah kelas 2 B yang berdomisili di Tanjung Agung, Kab. Banyuasin mengapresiasi langkah positif yang diambil ke dua pendidik tersebut. Ia mengatakan selain dirinya terbantu anaknya juga tambah semangat belajar meskipun di rumah.
“Alhamdulillah, adanya kunjungan ibu gurunya anak saya tambah semangat belajar di rumah, kami salut dan sangat berterimakasih atas perjuangan ibu guru ini,” ungkapnya.
Lesi Lestiana, S.Pd saat di jumpai wartawan menerangkan kegiatan ini rutin mereka lakukan, guna mensuport dan memotivasi anak untuk tetap belajar meskipun di rumah.
“Kalau bicara lelah, rasanya tidak ada rasa lelah, karena itu kewajiban kami sebagai guru, tidak bisa mengajar di kelas, kami datangi ke rumah-rumah, melihat anak-anak didik belajar dengan giat, rasa lelah itu langsung hilang pak” ungkapnya, Jum’at (24/7/2020).
Terkait berapa rumah yang ia kunjungi, ibu dua anak ini mengatakan tergantung jarak rumah anak didiknya tinggal.
“Kalau di dalam satu kompleks perumahan atau kampung ada 4 atau 6 orang siswa, di datangi semua secara bergantian,”tuturnya.
Namun, akunya terkadang juga mereka berdua berbagi di rumah siswa yang berbeda.
“Di kampung itu jumlah siswanya sedikit kita mengajar bersama, kadang juga kami berbagi, satu hari itu bisa 5 sampai 7 rumah siswa, “sebutnya.
Senada dijelaskan Etty. Spd bahwa secara pribadi dirinya merasa sedih dengan kondisi anak yang belajar di rumah, karena selain menambah beban wali murid yang harus membeli kuota internet.
Selain itu, lanjut dia, juga menambah beban orang tua untuk membimbing anaknya menyelesaikan tugas dari sekolah. Secara pribadi dirinya juga merasa kurang puas jika mengajar daring saja.
Dengan kedatangannya ke rumah murid, harapannya, mereka mampu mengurangi beban siswa terhadap mata pelajaran yang sulit.
Sikap ke dua guru ini bisa menjadi contoh untuk guru-guru lainnya, yang ada di Sumsel, sukses bu, keikhlasan ibu pasti mendapat dukungan semua wali murid ..[***]
Penulis Madi