SAAT dunia yang serba cepat kayak motor matic di jalan lurus, ternyata masih ada anak muda yang bisa sabar. Namanya Andre Apriansyah, atlet menembak asal Musi Banyuasin (Muba).
Di saat itu, banyak remaja sibuk ngincar headshot di game online, malah sebaliknya Andre fokus cari headshot di lapangan sungguhan dan bukan kaleng-kaleng, hasilnya emas pertama untuk Muba di PORPROV XV Sumsel 2025!
Tanggal 24 Oktober 2025, di arena menembak Sekayu, Andre berdiri tenang. Wajahnya datar, tapi di balik ketenangan itu ada badai bukan badai cinta, tapi badai konsentrasi. Pelatuk disentuh lembut, napas ditahan, “plak!”, peluru meluncur dan langsung bikin juri tepuk jidat, bukan karena salah, tapi karena tepat sasaran.
Kata orang, kalau mau sukses itu harus fokus, tapi ya.. Andre ini definisi fokus versi ibaratnya level dewa, karena di tengah suara supporter yang teriak-teriak kasih semangat, kayak emak-emak rebutan minyak goreng, dia tetap tenang. Seolah-olah dunia berhenti berputar. Kalau hati manusia bisa dibidik seakurat itu, mungkin udah banyak yang jatuh cinta sama Andre hari ini.
Ketua Perbakin Muba, H. Pathi Riduan, saking semangatnya sampai sumringah kayak dapet THR tambahan. hahaha…”Alhamdulillah, emas pertama buat Muba dari menembak. Ini hasil kerja keras dan latihan yang enggak kenal waktu,” ujarnya bangga.
Kalimatnya sederhana, tapi maknanya dalam, sebab di balik satu peluru emas itu, ada keringat, sabar, dan doa yang panjang.
Sebelum Andre bisa menembak dengan akurat, dia harus menembak rasa malas dalam dirinya dulu, sebab jujur aja nih, menembak itu bukan cuma soal “kena target”, tapi soal perang batin.
Coba bayangkanaja, berdiri tegak, napas diatur, tangan jangan goyang, mata jangan berkedip, pikiran jangan ke mana-mana. Itu sama aja kayak hidup, kalau terlalu banyak mikir, pasti meleset. Tapi kalau tenang dan yakin, hasilnya bisa bikin bangga satu kabupaten.
Bapak pelatihnya bahkan bilang, “Menembak itu bukan soal senapan, tapi soal pikiran. Kalau pikirannya goyang, peluru juga bakal nyasar”.
Nah, cocok banget buat kita yang sering gagal bukan karena kurang hebat, tapi karena pikiran kita kebanyakan drama internal.
Begitu pula papan skor muncul dan nama “Andre Apriansyah – MUBA” di atas, penonton bersorak. Ada yang jingkrak, ada yang peluk-pelukan, ada juga yang langsung update status “Bangga jadi wong Muba!”.
Dan di sudut arena, Andre cuma senyum tipis, gaya pemenang sejati, yang tahu bahwa emas sejati bukan cuma di dada, tapi di mental.
Tim menembak Muba hari itu nurunin empat atlet. Tapi yang pertama bikin sejarah ya si Andre ini. Emas pertamanya jadi kayak starter pack semangat buat atlet lain.
Kata Ketua Perbakin lagi, “Ini baru awal, masih banyak peluru emas yang bakal kita tembakkan”
Wih, kalimatnya kayak trailer film aksi, tapi versi lokal!
Filosofi dari Peluru
Kalau dipikir-pikir, olahraga menembak ini filosofis banget, peluru itu kayak cita-cita, kecil, tapi bisa menembus kerasnya dunia kalau diarahkan dengan fokus dan niat baik….
Kalau nembak asal, ya nyasar…..
Kalau hidup asal, ya bubar…….
Jadi, pesan moral dari Andre “Hidup itu kayak menembak, kalau mau kena target, jangan asal tarik pelatuk”
Oleh sebab, kadang kita gagal bukan karena kurang peluru, tapi karena buru-buru narik pelatuk sebelum siap.
Oh… iya, di sela-sela ketegangan itu, ada juga momen kocak, pasalnya seorang supporter Muba teriak, “Andre!. Ingat mantanmu kalau lagi bidik!”, hahaha!
Langsung satu tribun ngakak, tapi siapa sangka, setelah teriakan itu, peluru Andre justru paling akurat. Mungkin karena energi patah hati emang ampuh buat fokus, asal diarahkan ke target yang benar, bukan ke status WhatsApp mantan.
Emas pertama dari menembak ini bukan cuma angka di papan medali, tapi bukti bahwa anak-anak muda Muba bisa jadi tumpuan masa depan olahraga Sumsel.
Kalau Andre bisa, kenapa yang lain tidak?
Kata pepatah tua “Yang tenang, yang menang”
Dan Andre baru aja membuktikan bahwa ketenangan bisa lebih tajam dari peluru.
Jadi, dari kisah Andre Apriansyah ini, kita belajar bahwa prestasi enggak lahir dari keajaiban, tapi dari ketenangan dan ketekunan.
Dia bukan cuma nembak sasaran, tapi juga nembak rasa ragu di dada sendiri.
Bukan cuma ngincar emas, tapi juga menanam semangat buat Muba dan Sumatera Selatan.
Karena di balik satu peluru emas itu, ada pesan “Kalau mau kena target besar, jangan cuma kuat tangan, bahkn kuat hati juga harus”.
Dan buat para pembaca yang lagi berjuang di hidup masing-masing, ingatlah…
Hidup ini kayak lapangan tembak. Kadang hasilnya belum kena, tapi kalau terus latihan, lama-lama bisa bikin “headshot” ke takdir bahagia.
Andre Apriansyah, dari Sekayu, bidiknya bukan cuma ke papan tembak, tapi ke masa depan yang cemerlang. Dan pelurunya, jelas udah kena di hati kita semua.[***]