Industri Kreatif & UKM

“Menteri Budi Arie Ngelawak Serius, Bikin Taipan Dunia Mau Jadi Anggota Koperasi”

ist

KALAU kamu kira kerjaan Menteri Koperasi itu cuma ngurus simpan-pinjam, nerima laporan kas, atau kadang bantu ibu-ibu beli Tupperware koperasi, kamu salah besar, bro. Menteri Budi Arie Setiadi ini kayaknya punya misi rahasia bikin koperasi Indonesia jadi incaran orang luar negeri.

Gak tanggung-tanggung, yang kepincut ini bukan investor ecek-ecek, tapi taipan peternakan dari Brasil. Namanya Joesley Batista, bos JBS, konglomerat daging dunia. Duitnya segede gaban, sapinya kayak jumlah bintang di langit, tak terhitung pakai jari kaki.

Dan tau gak? Orang sekaya dia, ternyata tertarik sama… koperasi desa! Yes, koperasi yang isinya kadang cuma ngurus distribusi pupuk, arisan sembako, dan musyawarah nyari tukang cat mushola.

Batista ini katanya mau langsung terjun ke lapangan, lihat langsung sistem gotong royong warga RW 5. Lah, ini tamu asing kok malah pengin ikut rapat koperasi kayak bapak-bapak pakai sarung dan sandal jepit.

Selama ini banyak yang nganggep koperasi itu jadul, kayak celengan ayam dari tanah liat, padahal sekarang, koperasi udah masuk ke ranah fintech, energi terbarukan, sampai e-commerce lokal. Tapi yang bikin Budi Arie keren, dia bisa ngejual konsep ini bukan dengan presentasi power point 100 slide, tapi cukup dengan gaya nyantai dagelan berselimut visi ekonomi kerakyatan.

Kata Pak Menteri, “Program Kopdes Merah Putih adalah program berdampak sosial dengan kelayakan komersial” Nah lo, itu kalimat kayak pantun level CEO, ringan, tapi ngena. Ini bukan sekadar wacana, bro. Emang udah dijalankan.

Koperasi di desa-desa sekarang mulai punya value chain sendiri, ada yang urus hasil pertanian, ada yang jualan kopi ke luar negeri, ada yang bahkan punya aplikasi kasir buat warung lokal. Koperasi udah kayak startup, cuma logonya masih gambar padi dan kapas.

Ketika taipan dunia pengin belajar dari sistem koperasi kita, harusnya kita bangga. Tapi juga sadar diri, jangan sampai kita malah masih nganggep koperasi itu tempat ngutang buat beli ember dan odol sachet. Batista bilang, dia pengin bawa konsep koperasi desa ini ke Brasil. Artinya? Indonesia punya sesuatu yang dunia butuh, bukan sebaliknya.

Kalau dunia bisnis kapitalis itu kayak Formula 1 cepat, licin, penuh risiko koperasi itu kayak sepeda tandem, gak cepat, tapi semua bisa naik bareng. Bisa ngobrol, bisa nyanyi, bahkan bisa berhenti dadakan buat beli cilok. Ini filosofi gotong royong yang gak dimiliki banyak negara,  kalau ada orang luar negeri yang pengin tiru, berarti kita udah di jalur yang bener.

Dulu kita punya pepatah “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”, tapi sekarang perlu ditambah “Di mana warga ngopi, di situ koperasi berdiri”, karena kadang ide-ide besar lahir bukan di ruang rapat AC dingin, tapi di warung kopi pinggir sawah yang mejanya miring dan sendoknya dari plastik bekas minuman es buah.

Batista bisa beli pabrik daging dalam satu kedipan, tapi dia tetap mau belajar dari balai desa yang gentengnya bocor dan kabel mikrofonnya dililit lakban. Ini pelajaran penting ekonomi rakyat itu bukan soal besar kecil, tapi soal dampaknya ke banyak orang.

Kita hidup di zaman yang lucu, karena ketika orang kita sibuk upload filter mukbang dan joget TikTok di lumbung padi, eh.. orang luar justru datang buat belajar bagaimana caranya desa-desa kita membangun ekonomi lewat koperasi.

Menteri Budi Arie mungkin suka bercanda, tapi kali ini dagelannya serius, dan siapa tahu, tahun depan koperasi desa jadi bahan kuliah di Harvard, gara-gara juragan sapi Brasil cerita soal gotong royong warga Dusun Cibulukan.

Jadi, kalau ada yang nanya “Koperasi itu masih relevan gak sih di zaman digital sekarang?” Jawab aja dengan gaya santai “Relevan banget, Bang, bahkan bos daging se-dunia aja pengin jadi anggota!”.[***]

Terpopuler

To Top