Seni & Budaya

PINGGIR JALAN : Tukang Parkir & Filosofi Hidup Menunggu Peluang

SABTU santai, saat di pinggiran Kota Palembang, tepatnya di Jalan Sei -Selayur depan Bank Mandiri Pusri, di salah satu kedai pempek, pelan-pelan melepaskan beban seminggu kerja.

Di sudut minimarket, berdirilah sosok legendaris
topi miring 27 derajat, rompi oranye pudar, dan peluit yang tidak pernah kalah dari suara klakson.

Namanya  Cemcem [bukan nama aslinya].
Profesi Tukang parkir.
Tapi bagi sebagian orang, dia adalah filsuf jalanan yang diam-diam menyaksikan dunia sambil menggenggam uang receh.

“Kita ini, bang, kayak kendaraan. Kadang dapet tempat bagus, kadang mentok di ujung. Tapi semua ada waktunya.” ujar ia sambil nyender di tiang banner pulsa.

Setiap hari, tukang parkir tidak tahu siapa yang akan datang. Tapi dia siap siaga.
Peluit di tangan, mata jeli membaca bahasa body mobil, dan telinga tajam mengenali suara rem mendekat.

Bukankah hidup juga begitu?

Kita sering kali cuma bisa menunggu peluang, tapi masalahnya, siap nggak kita saat peluang itu nyelonong masuk tanpa lampu sein?

Ada satu momen paling sakral dalam pekerjaan tukang parkir mengatur kendaraan saat mundur.

Coba perhatikan ada yang langsung gas… jebret, hampir nyenggol motor, ada yang pelan, tapi terlalu ragu… akhirnya bengkok posisi.

Bang Rusdi selalu sabar.”Yang penting bukan seberapa cepat ente mundur, tapi seberapa pas ente tahu kapan berhenti.”

Bro, itu bukan cuma buat mobil. Itu buat karier, cinta, dan hidup.

Tukang parkir itu sabarnya level dewa ditolak karena gak punya pecahan seribu, diteriaki “Gak usah diarahin, bisa sendiri!”

Dan… dibilang “Dia nongol doang pas keluar!”

Tapi besoknya tetap ada di situ.

“Bang, kenapa masih mau berdiri tiap hari?”

“Karena ada kemungkinan, hari ini lebih baik dari kemarin.
Tapi kalo saya gak di sini, saya gak akan tahu.”

Tukang parkir bukan cuma soal mobil dan uang receh.
Dia adalah simbol kesabaran, kesiapan, dan keteguhan hati.
Dia tidak mengejar mobil yang belum datang. Tapi ketika datang, dia siap mengarahkan.

Di dunia yang bising dan terburu-buru, mungkin kita butuh sedikit jiwa tukang parkir

Diam, perhatikan, dan siaga, karena peluang kadang datang mundur, bukan maju.

Selamat sabtu sore, bro…
Kalau hidup lagi mentok, jangan lupa cek spion hati, nyalain peluit harapan, dan siap-siap dituntun Bang Rusdi ke tempat yang pas.[***]

Terpopuler

To Top