DUNIA yang serba digital ini, di mana orang bisa ngedit foto jadi glowing, suara bisa di-autotune, dan status hati bisa berubah lebih cepat dari promo flash sale masih ada satu benda sederhana yang tetap apa adanya.
Dia gak bisa bohong, gak bisa pura-pura kuat, gak bisa pasang filter.
Namanya… mau tau semua kalian ? dia adalah benda sederhana murah, yakni.. sandal jepit.
Iya, ya…. aneh khan ? cuma sandal jepit!, sifatnya benda itu selalu di bawah telapak kaki, seperti bawahan yang bisa dipakai untuk menginjak benda-benda kotor sekalipun…mengindari nazis.
Benda yang sering kita injak tanpa permisi, yang kita seret-seret ke warung, ke kamar mandi, bahkan kadang cuma dijadikan cadangan kalau sepatu basah. tapi sifatnya baiknya dia selalu tetap setia, tetap hadir, tetap melindungi kaki dari benda tajam agar gak luka, selain kotoran binatang yang bernazis, dan terakhir dia tetap jujur, salut!!.
Bahkan sandal jepit, diciptakan memang jadi benda sepele, namun punya nilai luhur, coba tengok sandal jepit kamu. Mungkin talinya udah miring, rapuh sering kena panas, air hujan dan bahkan belakangnya udah tipis kayak kulit lumpia, bahkan warnanya udah gak tahu warna apa.
Tapi apa dia ngeluh?
Nggak.
Apa dia minta diganti?
Nggak juga.
Dia tetap ngikutin ke mana kakimu pergi. Walau hujan, panas, atau jalan berbatu.
Dia gak pernah menuntut lebih. Hanya ingin setia menemani.
Kadang kita manusia, justru terlalu banyak pura-pura.
Pura-pura bahagia. Pura-pura kuat.
Padahal seperti sandal jepit, boleh kok ngaku lelah. Boleh jujur kalau sedang rapuh.
Bak pepatah baru dari teras rumah-ku, dulu pepatah ini bilang “Air tenang menghanyutkan”
Sekarang, izinkan aku tambahin “Sandal jepit diam-diam mengajarkan kejujuran”
Kalau kita renungkan sendal jepit itu, gak perlu bersuara keras seperti knalpot motor yang bising mengganggu waktu tidur, tapi tindakannya nyata dan sabar tak mengeluh…
Rusak….. ngaku….. putus…. dia diam, lecet…… tetap menemani.
Jujur dengan bentuknya, tulus dengan fungsinya.
Bandingkan dengan kita. Kadang mulut senyum, tapi hati berkabut.
Kadang bilang “aku baik-baik saja” padahal nggak.
Padahal gak apa-apa kok, jujur itu bukan kelemahan itu keberanian.
Oleh sebab itu sendal jepit bisa jadi renungan / refleksi dari sifat alas kaki itu yang selalu berada di teras rumah, kadang yang kiri berada jauh sama yang kanan karena ditendang-tendang ingat waktu masa kecil dulu tak ada bola akhirnya sendal jepit jadi korban jadi bola di tendang ke gawang satu dengan yang lainnya.
Sandal jepit ngajarin banyak hal, antara kesederhanaan, dia nggak butuh gaya, tapi tetap nyaman, keikhlasan. Meskipun diinjak, dia gak pernah balas nyikut, gak nangis, dan tetap rendah hati, selalu di bawah, tapi jadi penyangga utama.
Mungkin sudah waktunya kita belajar lebih jujur pada diri sendiri dulu.
Kalau capek, istirahat.
Kalau salah, minta maaf.
Kalau rindu, bilang.
Kalau cinta… ya, jangan cuma ditahan, bilang juga, siapa tahu dia nungguin dari tadi sambil sandal jepit juga.
Yang jelas bro jujur itu nyaman, seperti sandal jepit, karena…
Kadang hidup ini gak harus terlalu ribet.
Gak perlu selalu tampil sempurna, gak perlu selalu kuat, gak perlu pamer…gak perlu angkuh selalu benar,, diatas langit ada langit…
Cukup jadi diri sendiri, jujur dengan rasa, dan tetap berjalan… pelan-pelan, seperti langkah kaki pakai sandal jepit.
Karena kejujuran itu, bukan tentang siapa yang paling banyak bicara,
tapi siapa yang paling setia pada makna.
Dan kalau suatu hari hidup terasa berat,
coba buka pintu rumah, lihat ke bawah.
Mungkin sandal jepitmu sedang tersenyum lembut dan berkata
“Gak apa-apa capek, yang penting kamu tetap jujur”
Dengan langkah sederhana,
pakai sandal jepit yang jujur…
dan hati yang gak suka tipu-tipu.
bro…
Jangan cuma jadi orang yang keliatan keren di feed, tapi kosong di hati.
Jangan cuma jadi pembicara hebat di podcast, tapi plin-plan soal komitmen.
Jangan cuma jago ngelike postingan “jujur itu mahal”, tapi bohongin orang tua soal uang SPP.
Kalau dunia ini penuh orang jujur kayak sandal jepit, mungkin semua kampung akan cinta damai
Mungkin pernikahan gak perlu tes kepribadian.
Dan mungkin… kita semua gak perlu overthinking tengah malam.
Akhir kata…
Kalau kamu masih belum bisa jujur sama orang lain, belajarlah dari sandal jepit.
Dia gak banyak ngomong, gak banyak gaya, tapi dia selalu setia di bawah jujur dalam segala bentuknya.
Karena hidup ini, kadang cukup dijalani…[***]