SEANDAINYA sebuah paviliun mungil seluas 60 m² di Cologne, Jerman, yang menjadi panggung para pengembang gim Indonesia. Jangan salah sangka, meski kecil, aura yang keluar dari paviliun ini lebih riuh daripada pasar kaget saat Lebaran. Di sinilah para developer muda dan berbakat menunjukkan kemampuan mereka, dari demo interaktif, cosplay nyentrik, hingga panggung hiburan yang bikin pengunjung tersenyum-senyum seperti anak kecil lihat es krim gratis.
Di Gamescom 2025, paviliun Indonesia bukan hanya soal angka atau transaksi, meski potensi Rp273 miliar, tentu bikin mata berbinar. Lebih dari itu, ini adalah panggung kreativitas, dari lobby 60 m² ke mata dunia, seperti tukang bakso kecil yang tiba-tiba ditawari franchise internasional. Para developer lokal, mulai dari Rizero Studios hingga Busy Beaver Studio, tidak sekadar memperlihatkan gim mereka, tapi juga menunjukkan semangat humor ala Indonesia ramah, hangat, dan nggak takut salah langkah.
Victor dari Busy Beaver Studio bercerita, awalnya mereka tegang menghadapi calon penerbit dari Amerika, Jepang, hingga Prancis. Bayangkan, bahasa Inggris mereka masih gugup, tapi publisher menyambut dengan ramah dan malah memberi masukan kritis.
Di situlah kreativitas dan humor bersatu developer Indonesia belajar beradaptasi sambil tetap membawa karakter lokal dalam produk mereka. “Kalau salah, kita ngakak bareng, bukan panik,” kata Victor. Nah, filosofi ini mirip pepatah lama “Tertawa sebelum tertimpa masalah, lebih baik daripada menangis setelahnya”.
Selain humor, inovasi interaktif juga jadi senjata andalan, ada demo gim yang bisa dimainkan pengunjung langsung, cosplay karakter lokal yang bikin mata dunia tak berkedip, dan panggung hiburan yang menunjukkan gaming bukan sekadar jualan angka, tapi seni dan hiburan. Bahkan, di arena e-sports internasional, developer Indonesia bisa melihat tren terbaru, memahami ekspektasi global, dan membangun jejaring.
Misalnya seorang developer kecil tiba-tiba berdiri di tengah kerumunan profesional e-sports dari berbagai negara, sama-sama mencoba strategi, tertawa, dan saling belajar, kreativitas bukan monopoli satu bangsa, tapi pertukaran budaya global yang penuh tawa.
Di sisi lain dunia, negara seperti Finlandia dan Korea Selatan juga menekankan humor dan kreativitas dalam pameran gim mereka. Finlandia, misalnya, terkenal dengan demo interaktif berbasis AR, sementara Korea Selatan menghadirkan cosplay dan mini-concert di paviliun mereka. Indonesia, dengan segala kelucuan dan gaya khasnya, mampu menandingi cara mereka menarik perhatian dunia. Hal ini membuktikan bahwa kreativitas anak bangsa bisa sejajar dengan pemain global bahkan bisa punya ciri khas tersendiri.
Tak hanya sekadar hiburan, langkah Indonesia ini juga mempunyai dampak ekonomi nyata, dengan potensi transaksi USD 17,07 juta atau Rp273 miliar, partisipasi di Gamescom 2025 bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan industri gim lokal, yang pada 2024 mencapai Rp700 miliar. Bayangkan, dari satu paviliun kecil tapi kreatif, nilai ekonomi bisa melonjak seperti kembang api malam tahun baru cepat, spektakuler, dan meninggalkan kesan.
Selain angka, pembelajaran dan jejaring menjadi poin penting, kolaborasi dengan mitra internasional memungkinkan developer lokal mendapatkan insight langsung tentang standar global, joint venture, hingga akses pasar yang lebih luas. Seperti pepatah lama “Sedia payung sebelum hujan, tapi bawa juga payung warna-warni supaya orang lain ikut senang”. Humor dan kreativitas Indonesia menjadi payung itu menarik perhatian dunia sambil membangun peluang nyata.
Paviliun Indonesia di Gamescom 2025 bukan sekadar soal transaksi atau angka, tapi simbol bagaimana humor dan kreativitas bisa menjadi strategi global. Developer lokal menunjukkan bahwa mereka tidak takut bersaing, tetap membawa identitas, dan bisa menyihir dunia dengan cara uniknya sendiri. Dari panggung kecil hingga mata dunia, Indonesia membuktikan bahwa gaming adalah seni, bisnis, dan hiburan yang bisa berjalan seiring.
Kalau kita ibaratkan, paviliun ini seperti tukang bakso yang awalnya hanya dikenal di kampung, tapi tiba-tiba menu jualannya dicicipi oleh chef internasional dan mereka semua tertawa, menikmati, serta ingin ikut membawa bakso itu ke restoran mereka. Begitulah semangat developer Indonesia ceria, kreatif, dan siap go global, tapi tetap punya rasa lokal yang hangat.
Dengan potensi transaksi besar, jejaring internasional, dan pengalaman penuh tawa ini, masa depan industri gim Indonesia jelas cerah, asalkan tetap memadukan kreativitas, humor, dan strategi. Gamescom 2025 menjadi bukti nyata bahwa dari humor, kita bisa menciptakan peluang ekonomi global, dan dari kreativitas, dunia akan menoleh pada Indonesia.[***]