(Bilingual Article / Artikel Dua Bahasa: 🇮🇩 Indonesia – 🇬🇧 English Summary Below)
ADA kabar cerah dari dapur pemerintah! Bukan dapur politik yang sering panas dan bikin gosong janji, tapi dapur betulan, lengkap dengan panci, sendok sayur, dan aroma rendang yang mengalun lirih dari Komplek Pakri, Palembang.
Kemarin, Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H. Cik Ujang, bersama Wakapolda Sumsel, resmi membuka SPPG Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Acara ini bukan sekadar potong pita dan foto bersama, tapi juga sidak langsung ke dapur! Iya, dapur beneran, bukan dapur anggaran.
Program ini bagian dari Makan Bergizi Gratis (MBG), andalan Presiden kita, Prabowo Subianto, yang termaktub dalam kitab suci pembangunan nasional Asta Cita.
Tapi ingat, bro, gratisan bukan berarti asal-asalan, kalau makanan cuma gratis tapi gizinya minus, ya sama aja kayak beli mie instan diskonan, isinya cuma angin dan MSG doyan sih, tapi jangan harap anak jadi cerdas.
Pepatah Jawa bilang, “Ojo mung kepengin wareg, ning kudu waras”. artinya jangan cuma kenyang, tapi sehat juga penting.
Pak Wagub bahkan wanti-wanti, “Jangan sampai niat baik kasih makan malah bikin perut rakyat mules berjamaah”
Karena itu, dapur SPPG harus kayak dapur istri idaman bersih, higienis, dan bebas dari drama sisa kemarin.
Risiko keracunan pangan itu nyata, bro, kalau kebersihan dapur kaya hati mantan yang belum move on, ya repot. Maka prinsip hygiene sanitasi bukan sekadar teori dari buku LKS, tapi wajib jadi SOP harian. Ibarat masak nasi air harus bersih, tangan cuci dulu, dan jangan sambil update status galau.
Program ini gak bisa jalan sendirian, lho. Harus ada tandem solid antara Dinas Pendidikan (biar tahu siapa yang lapar), Dinas Kesehatan (biar tahu gizi apa yang kurang), dan tentunya tim dapur dari SPPG (biar tahu lauk pauk bukan cuma soal rasa, tapi kandungan gizi).
Kalau tiga instansi ini bisa bersatu, hasilnya bisa bikin anak-anak bukan cuma kenyang, tapi juga kuat kayak Ultraman dan pintar kayak Profesor BJ Habibie versi Gen-Z.
Wagub bilang, “Dengan gizi yang baik, kita bisa cetak generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing”
Bayangkan, bro… Anak-anak yang hari ini makan nasi telur sayur dari SPPG, suatu hari bisa jadi arsitek pembangunan Indonesia Emas 2045. Asal jangan keburu tumbang karena lauknya basi atau nasinya dikasih topping lalat.
Tentu, jangan lupa… jangan karena gratis lalu masyarakat kita males masak sendiri.
Ingat pepatah “Tangan yang bisa menggoreng tahu sendiri, tak akan tergantung pada tahu goreng tetangga”
SPPG ini bukan cuma dapur, tapi pabrik masa depan, karena gizi itu bukan sekadar soal isi piring, tapi soal isi kepala dan isi bangsa.
Tugas kita sekarang jaga kualitas, jaga kebersihan, dan jaga agar semangat ini gak cuma hangat-hangat nasi kotak peresmian. Karena kata pepatah zaman now “nak sehat bukan hasil dari foto bareng pejabat, tapi dari lauk pauk yang niat”. Salam Gizi Mantap!, biar kenyang tak cuma di perut, tapi juga di otak dan cita-cita.[***]
“A Pack of Rice and a 2045 Dream”
BIG news just dropped from the kitchen not the one full of political seasoning, but a real kitchen with stoves, pots, and the gentle scent of future leaders’ lunch.
On Thursday, July 17, 2025, the Vice Governor of South Sumatra, H. Cik Ujang, along with the Deputy Police Chief of South Sumatra, officially opened the SPPG (Nutrition Service Unit) at Pakri Complex, Palembang. And no, this wasn’t just a ribbon-cutting ceremony followed by a plate of gorengan. They actually did a surprise inspection of the real kitchen. Respect!
This whole thing is part of the Free Nutritious Meal Program (MBG) a flagship initiative under President Prabowo Subianto’s Asta Cita vision to combat stunting and boost public nutrition, especially for schoolchildren, pregnant moms, breastfeeding mothers, and toddlers.
But let’s get this straight: “Free” doesn’t mean “cheap”
If it’s free food but zero nutrition, that’s just MSG in a pretty box.
As a wise Indonesian proverb says “Better to eat little with health, than a buffet with regret”
The Vice Governor didn’t mince words “Don’t let this become a free ticket to food poisoning”
Yup. Hygiene and food safety are no joke. Mass-cooked food for kids must follow strict sanitary standards—or we might end up with students doing the samba in the school toilet.
Kitchens like SPPG aren’t just about taste they must be cleaner than your browser history before job interviews. We’re talking zero flies, zero drama, and 100% safety protocols.
For MBG to succeed, it takes solid teamwork between education Office (to know who’s hungry), health Office (to know what’s lacking), dan and of course, the SPPG kitchen crew (to make the magic happen).
This is no solo cooking show. This is MasterChef: Public Service Edition.
In the Vice Governor’s own words “With proper nutrition, we can build a healthy, smart, and competitive generation”
That means every meal from SPPG is not just rice and veggies it’s a spoonful of future.
Imagine: the kid munching on that free lunch today might become the minister of health in 2045, if his protein levels hold up!
Of course, as another wise saying goes “Don’t depend on your neighbor’s fried tofu when you can fry your own”. So yes parents still need to be involved. Don’t outsource your child’s health to a rice box.
SPPG is more than just a food service unit—it’s a time machine to a healthier Indonesia.
Let’s keep it clean, keep it quality, and keep it running—not just when the cameras are on.
Because remember, friends “Smart children are not made by selfies with officials, but by consistent meals with complete nutrition” Salute to SPPG!. Feeding not just stomachs but dreams, brains, and the golden years of Indonesia.[***]