SETELAH sukses bikin robot nangis gara-gara sayur lodeh dan hampir dijadikan ikon emosi galaksi, Sarip Petir dipindahkan ke tempat yang katanya “paling cantik se-tata surya” Planet EstetikTapiIrit, disingkat PETI.
“Di sana semua warganya glowing, selfie-ready 24 jam, dan punya standar kecantikan yang lebih tinggi dari algoritma TikTok,” kata bosnya sebelum keberangkatan.
Sarip manggut-manggut sambil ngecek jerawat kecil di dagu.
Tapi ternyata, sesampainya di sana… Sarip syok.
Semua warga PETI memang glowing, tapi setelah dilihat dekat, semua wajah mereka diproyeksikan oleh filter hologram. Aslinya? Jangan tanya. Ada yang alisnya miring kayak jalan rusak, ada yang giginya kayak keyboard rusak, dan satu alien ketahuan dagunya nyimpan kartu SIM.
“Selamat datang di PETI,” sambut petugas imigrasi dengan suara manja.
Wajahnya kinclong banget. Tapi pas hologramnya ngadat dikit karena sinyal cuaca galaksi buruk, muncul wajah asli: kumis lebat dan bekas luka bentuk bebek.
“Wah, sinyal turun ya,” gumam Sarip pelan.
Petugas langsung pasang filter darurat dan nyemprot mukanya pakai hologram spray.
Tugas Sarip di PETI adalah jadi Reality Beautician tukang touch-up filter buat wajah warga yang mau tampil di acara resmi. Macam acara nikahan holografik, seminar diet visual, atau sidang perceraian virtual karena pasangan ketahuan ngirim selfie tanpa edit.
Slogan resmi kantornya “Karena Kejujuran Itu Penting, Tapi Jangan di Muka.”
Sarip bingung.
“Bukannya makin lama makin susah bedain mana orang beneran, mana avatar?” tanyanya ke bos.
Bosnya, Bu Belantika Glowz, menjawab sambil re-touch eyeliner hologramnya.
“Kita tidak mencari kebenaran, Sarip. Kita cari pencahayaan terbaik”
Masalah muncul saat Sarip datang ke kantor tanpa mengaktifkan filter mukanya.
Dia cuma pakai bedak dingin warisan Emak dan lip balm rasa jeruk nipis.
Hasilnya?
Sirine “Keaslian Terdekteksi” langsung meraung.
Ruangan panik. Satu staf pingsan. Printer meledak. Seekor kucing peliharaan hologram kabur dari layar.
“Wajahmu… nyata?! Astagaaa!!” teriak rekan kerja, si alien bermata empat yang sedang pakai filter wajah Song Joong-Ki.
Sarip diminta segera mengaktifkan filter default.
“Tapi, Bu. Saya mau kerja pakai wajah saya sendiri. Biar jujur,” ujarnya pelan.
Bu Glowz langsung membagikan memo “Siapa pun yang jujur di planet ini, akan dicurigai sebagai agen sabotase visual.”
Kartu Kredit & Operasi Estetik Gratis (Syarat & Ketentuan Berlaku)
Karena tekanan sosial, Sarip ditawari paket “Upgrade Muka 4.0”.
Isinya Hidung lancip preset, mata berkaca bintang, tulang pipi dari asteroid Venus, senyum permanen level idola drama Korea
Cicilan 780 tahun dengan bunga 0% bulan pertama, lalu naik jadi 480% setelahnya.
Gratis biaya pasang, tapi kena denda kalau ketahuan tidur tanpa filter.
Sarip menolak. Tapi malah dituduh “terlalu polos” dan dijadikan studi kasus kejujuran.
Wajahnya dipajang di kantor dengan tulisan”Inilah Sarip. Manusia Asli. Harap Tidak Ditiru Tanpa Pengawasan Psikolog”
Setelah 3 bulan kerja dan mental babak belur karena tiap hari harus aktifin 38 filter di wajah, Sarip resign.
“Kenapa keluar?” tanya HRD hologram.
“Saya cuma pengin hidup tanpa takut jerawat,” jawab Sarip.
“Dan bisa ngaca tanpa mikir ini gue beneran, apa hasil editan?”
“Kadang kita lupa, wajah asli mungkin gak sempurna. Tapi dari situ tawa, air mata, dan bekas tidur nyenyak itu berasal. Kalau hidup harus selalu bersinar, jangan-jangan kita cuma bohlam.”
Sarip kembali ke penginapan. Cuci muka pakai sabun biasa.
Lalu senyum…
Untuk pertama kalinya setelah sekian minggu…
Tanpa efek glow.
Tanpa filter.
Tanpa cicilan.
Dan tetap… ganteng apa adanya.
(versi Emak).[***]