Seni & Budaya

Pembubuhan Warna Pada Wajah Tokoh

foto : istimewa

MEMBANGUN keindahan dalam satu ilustrasi gambar atau lukisan, membutuhkan konsentrasi penuh di dalam diri perupa. Paling tidak, perasaan dan jiwanya akan mengarungi kreativitas secara utuh. Sense of human, atau perasaan terdalam dari jiwa pelukislah yang mampu menentukan baik buruknya gambar atau lukisan.

Karena itu Rembradt van Rijn dan Leonardo da Vinci sepakat untuk memberi keindahan pada gambar perlu perimbangan warna-warna natural dengan pencahayaan warna yang ilistratif. Mencermati gambar foto yang diilustrasi warna-warna menarik yang dibubuhi kreativitas pelukis Arie, cukup menarik.

Sebab seulas potret yang tadinya terkesan menggambarkan bentuk natural, ternyata lebih menarik setelah dibubuhi perwarnaan pada sudut-sudut tertentu. Arie tampaknya tidak ragu untuk memulas warna-warna cerah (terang) di wajah gambar yang kalau setuju saya beri judul “Tokoh”.

Mengapa gambar foto ini menjadi lebih menarik untuk ditatap dan dinikmati secara estetika, karena warna-warni mencolok yang memperindah tampilan gambar semi lukisan.

Seperti dikemukakan Leonardo, bentuk natural pada gambar dibangun dengan ilistrasi perwarnaan yang kuat agar menumbuhkan draft foto lukisan yang estetis.

Sosok gambar hasil potretan fotografer belum tentu artistik. Bahkan hanya terkesan menumbuhkan persepsi natural. Karena dibubuhi warna-warna di berbagai sudut wajahnya,  maka gambar “Tokoh” ini menjadi ilustrasi menarik.

Sebab secara psikologis, selain mengespresikan wajah yang menyimpan sejumlah masalah di balik jiwa orangnya, pernak-pernik kelengkapan warna justru memperkuat tampilan gambar secara estetika. Sebenarnya, pemunculan tokoh dalam satu lukisan atau foto seseorang, lebih banyak digagas dengan kreativitas pelukis atau fotografernya.

Dari hasil karyanya akan menjelaskan segala persoalan di balik layar belakang gambar dan lukisan tersebut. Yang membedakan kreativitas antara lukisan dan foto adalah kemampuan pelukis atau fotografer menangkap momen di lukisannya (foto).

Apa yang dikemukakan Rembrandt dan Leonardo itu memiliki alasan kuat terkait pewarnaan yang dipoles dalam tiap relung dan sudut tubuh lukisan atau foto.

Foto ilistratif “Tokoh” yang digarap Arie ini cukup manis dipandang dari berbagai sudut. Sebab warna tegas yang menonjol pada tiap sudut wajah, memperlihatkan perbandingan antara datar yang tinggi dan rendah.

Hanya perlu diperhatikan pembubuhan warna yang tepat agar karakter gambar lebih kuat dan memperlihatkan perwatakan tegas sebagai wajah tokoh dalam momen rasa di pelukis.

Karena warna akan menentukan logika natural untuk menetapkan celah dan sudut-sudut gambar. Sebenarnya, jika bukan foto art ilustratif, warna hijau kurang memberi arti jika dipoles di lekukan antara  pipi dan bibir.

Karena warna hijau lebih tinggi tempramen warna dibanding cokekat tua, maka kesannya agak lebih tinggi datar kulit gambar. Tapi karena ini merupakan ilustratif ficture, maka secara estetika warnanya memberi kesan utuh sebagai gambar ilustratif yang dirakit Arie. (**)

 

 

Anto Narasoma

Tirta Bening, 10 September 2019

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com