Seni & Budaya

Cap Go Meh, Ratusan Kendaraan Malam Ini Mulai Padati Jalan Menuju Pulau Kemaro

Puncaknya diselenggarakan di Pulau Kemaro, sehingga membuat Jalan May Zen Macet.

istimewa

SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Usai Magrib, Rabu sekitar pukul 19.00 WIB, Jalan May. Zen, Keluruhan Sei-Selayur hingga Jalan Sutami menuju Pulau Kemaro (arus datang) mulai ramai dipenuhi kendaraan pribadi menyusul warga Tionghoa (Cina) di Palembang dan luar Sumsel mulai berkunjung ke Pulau Kemaro untuk melaksanakan sembahyang.

Cap Go Meh merupakan rangkaian perayaan tahun baru Tionghoa yang jatuh pada 16/2/2018 lalu, dan puncaknya akan dirayakan di Pulau Kemaro. Diperkirakan iring-iring akan memadati sepanjang Abdul Rozak (Patal-Pusri), Yos Sudarso- RE Marthadinata – May Zen, Jalan Sutami menuju Pulau hingga tengah malam nanti diperkirakan kendaraan akan merayap.

Bahkan sampai malam ini puncaknya diperkirakan kian padat, karena perayaan cap go meh di Pulau penuh sejarah ini bisa berlangsung selama 2 – 3 hari.“Sekarang mulai macet sejak tadi pukul 19.00 WIB, apalagi ruas Jalan May Zen, juga dipadati dengan kendaraan umum yang bukan tujuan ke Pulau Kemaro serta truk petikemas dan lainnya, sehingga kian padat,”kata Erni warga Harapan Jaya, selasa sore.

Dia berharap, aparat bisa diterjunkan lebih banyak lagi untuk mengatur lalu lintas agar tidak kian macet, seperti tahun lalu serba sulit membawa kendaraan. Perayaan Cap Go Meh sendiri yang dipusatkan di Pulau Kemaro merupakan Delta Kecil di Sungai Musi. Bagi warga Tionghoa sebenarnya penting karena merupakan puncak dari pada Tahun Baru Imlek. Masyarakat Tionghoa biasanya bersembah dan berdoauntuk memohon rezeki agar berlimpah dengan membakar dupa.

Di Pulau kemaro sendiri yang juga banyak menyimpan cerita legendaris yang identik dengan legenda yang berkembang dan sampai saat ini masih dipercayai oleh masyarakat.

Dalam cerita legenda konon, Siti Fatimah dan Tan Bun Ann dianggap sebagai cikal bakal terbentuknya Pulau Kemaro. Siti Fatimah yang merupakan putri dari Kerajaan Sriwijaya, menjalin asmara dengan pangeran dari Tiongkok bernama Tan Bun Ann. Namun, kisah cinta itu berakhir tragis. Keduanya tenggelam di Sungai Musi.

Minta Jodoh
Kisah cinta keduanya terus dikenang, termasuk dalam perayaan Cap Go Meh. Pada hari terakhir perayaan Imlek di Pulau Kemaro, masyarakat menyembelih kambing di depan makam Siti Fatimah sebagai perwujudan rasa syukur. Dan sampai sekarang juga masyarakat Tionghoa terutama kaum generasi mudanya menjadikan perayaan Cap Go Meh menjadi ajang mencari jodoh.

Menurut pengurus Pulau Kemaro, Tjik Harun, akses jalan menuju Pulau Kemaro sudah, aman untuk menyeberang ke Kemaro pihaknya sudah memasang lima ponton sepanjang 150 meter sejak Minggu, 25 Februari lalu. Ponton ini merupakan donasi atau bantuan dari umat Tridharma.

Akses untuk pejalan kaki berupa jembatan ponton tersedia untuk warga yang ingin menuju Pulau Kemaro, Palembang, dalam rangkaian perayaan Imlek tersebut. Pengurus Pulau Kemaro menjalin kerja sama dengan banyak pihak untuk membangun akses khusus berupa jembatan, yakni beberapa ponton yang disatukan.

Selain jembatan sudah terpasang, panitia juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak dalam penyediaan lokasi parkir dan keamanan. Sejak kemarin, aparat kepolisian dan TNI sudah berjaga di Pulau Kemaro, baik di pintu masuk hingga area pulau.
Dia menambahkan hampir setiap tahunnya, pulau tersebut dipadati warga terutama saat gelaran Cap Go Meh berlangsung. Bahkan, per hari ada puluhan ribu pengunjung yang datang silih berganti.

Saat puncak Cap Go Meh saja ada sekitar 40.000 orang pengunjung yang datang baik untuk menikmati malam Cap Go Meh ataupun beribadah di Kelenteng Hok Cing Bio yang berada di Pulau Kemaro.[one]

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com