Seni & Budaya

Ada Puisi “ Shubuh” Bisa Jadi Bahan Renungan

ril/fot: ist

Pingintau.id, – Puisi ini memadukan elemen-elemen alam, spiritualitas, dan kesiapan untuk beribadah dalam satu gambaran yang indah, mengajak pembaca untuk merenungkan makna mendalam dalam menantikan sholat shubuh. Simak

 

Shubuh

Di pelupuk fajar yang masih malu-malu, Aku menatap langit yang penuh sejuk dan syahdu. Shubuh menjelang, hati merindu, Menunggu panggilan suci untuk berdoa.

Dalam kesunyian pagi yang masih terlelap, Kulihat bintang-bintang perlahan menghilang. Kulangkahkan kaki menuju tempat sujud, Hati merenungi kebesaran sang Pencipta.

Dekap hangat angin pagi membelai wajah, Seperti sentuhan-Nya yang penuh kasih sayang. Dalam kesederhanaan waktu yang tersisa, Aku menunggu sholat untuk bersujud dan berbicara.

Kicau burung yang perlahan bergema, Seolah mengingatkan akan sang Pencipta. Dalam kesunyian ini, aku merasa dekat-Nya, Menanti momen suci yang takkan terlupa.

Shubuh yang datang dengan kesejukan dan kedamaian, Menyapa hati dengan pesan suci yang abadi. Aku menunggu, tak sabar menanti, Untuk berdiri di hadapan-Nya, dalam sholat yang sempurna.

Jika fajar yang semakin cerah adalah tanda, Bahwa cahaya-Nya senantiasa mengarahkan. Maka, shubuh adalah waktu yang berharga, Menunggu sholat, dalam khusyuk dan tulus ikhlas.

 

Puisi tersebut menggambarkan suasana pagi menjelang fajar, khususnya saat waktu shubuh, yang menjadi momen yang istimewa bagi umat Muslim. Puisi ini mencoba menyampaikan makna dan perasaan yang terkandung dalam menantikan waktu sholat shubuh:

Kedamaian dan Keheningan: Puisi ini menggambarkan suasana pagi yang masih sunyi dan tenang, di mana alam dan hati merasakan kedamaian. Ini mencerminkan momen di mana kita dapat merenung, berkomunikasi dengan diri sendiri, dan bersiap untuk berhubungan dengan Tuhan.

Kontemplasi dan Kedekatan dengan Tuhan: Puisi ini menyoroti momen kontemplasi di mana penulis merenungi kebesaran Sang Pencipta dan mengekspresikan kerinduan hati untuk berdoa dan bersujud. Ini mencerminkan momen pribadi yang diisi dengan kebersamaan dan kedekatan spiritual dengan Tuhan.

Sederhana dan Kesederhanaan: Penekanan pada kesederhanaan dalam puisi ini mengajak pembaca untuk melihat keindahan dalam hal-hal sederhana, seperti suara burung yang bernyanyi atau hembusan angin pagi. Ini mengajarkan bahwa kebahagiaan dan kedekatan dengan Tuhan dapat ditemukan dalam hal-hal sehari-hari yang sering diabaikan.

Antisipasi dan Kesiapan: Puisi ini menciptakan nuansa antisipasi terhadap waktu sholat shubuh yang akan datang. Penulis dengan sabar menunggu momen untuk melaksanakan sholat, yang merupakan kewajiban agama. Ini mencerminkan kesiapan jiwa untuk menghadap Allah dan melakukan ibadah dengan penuh khusyuk.

Pesan Agama dan Kebijaksanaan: Puisi ini mengandung pesan agama yang mendalam, mengajarkan pentingnya menjaga ibadah dan koneksi spiritual dengan Tuhan. Ini juga menunjukkan kebijaksanaan dalam merasakan keindahan ciptaan-Nya dan menghargai waktu-waktu suci dalam agama.[***]

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com