Pojok Fisip UIN Raden Fatah

Strukturasi Tradisi Mudik di Masa Pandemi Covid-19

ist

MUDIK atau pun pulang kampung sudah menjadi tradisi yang tidak bisa lepas dari masyarakat khususnya di Indonesia. Sebagai negara yang luas, kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan perantau dari daerah lain yang datang ke kota-kota besar untuk mencari penghasilan dan mengubah perekonomian keluarga.

Menjelang hari raya ini masyarakat muslim yang merantau tersebut berbondong-bondong mempersiapkan diri untuk kembali ke kampung halaman tercinta setelah sekian tidak bertemu keluarganya selama bekerja di daerah orang lain. Apalagi di masa pandemi saat ini, beberapa masyarakat yang tidak berkesempatan mudik pada saat lebaran Idul Fitri, bisa jadi memaksakan dirinya untuk mudik agar dapat berkumpul dan menikmati momen bersama keluarga di hari raya Idul Adha.

Fenomena “mudik” sudah menjadi rutinitas sosial masyarakat Indonesia. Bahkan ketika di masa pandemi Covid-19 dan penerapan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat sekali pun dan ketika pemerintah menerapkan beberapa kebijakan mengenai pelarangan mudik, beberapa masyarakat tetap mudik karena sudah menganggap ini bagian dari tradisi. Kebijakan pemerintah yang dalam hal ini untuk membatasi mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lainnya guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 nampaknya bertentangan dengan masyarakat yang melakukan mudik ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga dan berinterakasi dengan orang terdekat.

Mudik merupakan tradisi yang sudah menjadi bagian dari adat istiadat masyarakat Indonesia.Konsep silaturahim dalam mudik itu lebih diikat oleh spiritualitas agama dan budaya. Salah satu hal yang unik pada fenomena mudik ini yang dapat dikaji ialah meskipun kemajuan teknologi informasi saat ini semakin berkembang di masyarakat, hal itu tidak berpengaruh kepada aktivitas mudik, misalnya kemudahan masyarakat dalam berkomunikasi melalui gadget smartphonenya namun mudik tetaplah menjadi pilihan untuk bertemu sanak saudara yang tentunya melibatkan kehadiran secara fisik.

Menjelang hari raya besar pemerintah juga berantisipasi menerapkan kebijakan baru untuk membatasi ruang gerak masyarakat di wilayah-wilayah tertentu. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya perhatian pemerintah terhadap rakyatnya,dengan membangun posko-posko penyekatan antara perbatasan wilayah tertentu. Setiap orang yang akan melintasi jalur perbatasan antar kota akan menjalani pemeriksaan di awasi dan di data agar dapat terdeteksi dengan mudah. Langkah tersebut sudah mulai diterapkan di berbagai wilayah perbatasan. Data tersebut meliputi keterangan vaksinasi, keterangan swab, riwayat kesehatan, asal daerah, pekerjaan, alamat di desa, dan tanggal kepulangan yang dapat digunakan untuk pemetaan apakah pemudik berpotensi terpapar virus corona atau tidak.

Dilihat dari aspek sosiologi, tradisi mudik yang dilakukan masyarakat di masa pandemi saat ini merupakan bagian dari strukturasi. Teori strukturasi sendiri mengajarkan konsep tentang individu yang dikatakan sebagai aktor (agency) yang memiliki peran untuk memproduksi dan mereproduksi struktur dalam tatanan sosial yang mapan. Agen akan mampu untuk merubah dan menghasilkan struktur-struktur baru jika tidak menemukan kepuasan dari struktur yang sudah ada sebelumnya. Struktur merupakan seperangkat aturan (rule) dan sumber daya (resource) atau seperangkat hubungan transformasi yang diorganisasikan secara rapi sebagai nilai-nilai sosial. Menurut Giddens, struktur lahir atas beberapa kesadaran sebagai hasil dari pengaruh kejadian sehari-hari dalam konteks tindakan sosial yang dilakukan secara terus menerus.

Struktur juga terbentuk karena adanya tradisi, institusi, aturan moral serta cara-cara yang mapan untuk melakukan sesuatu, dan hal ini semata-mata merupakan akibat yang ditimbulkan dari tindakan agen tersebut. Proses terbentuknya struktur juga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Giddens juga menyatakan konsep rutinisasi.

Kegiatan rutin, hal apapun yang dapat dikerjakan dengan kebiasaan, merupakan elemen paling dasar dari sebuah aktivitas sosial sehari-hari. Rutinisasi merupakan hal paling penting dalam mekanisme psikologis, yaitu rasa percaya atau keselamatan ontologis dilanggengkan dalam aktifitas kehidupan sosial sehari-hari. Dalam teori strukturasi Giddens, yang paling disoroti yaitu struktur dan aktor. Struktur di sini yaitu aturan dan sumber daya yang digunakan dalam produksi atau reproduksi sistem. Sedangkan aktor ini merupakan individu yang di mana segala sesuatu terjadi tidak akan mungkin jika aktor tidak melakukan intervensi di dalamnya.Struktur yang mempengaruhi aktor ini bisa dilihat dalam dua arti.

Pertama yaitu memampukan, dan kedua yaitu menghambat. Artinya menurut Giddens, si aktor ini memiliki kebebasan untuk meninggalkan struktur, dan tidak selalu patuh terhadap struktur. Maka dari itu, ini memungkinkan aktor untuk mencari kesempatan untuk memilih keluar dari peraturan yang sudah ada dimana kondisi ini dinamai dialectic of control atau aktor dapat melawan struktur yang berupa kontrol. Dalam hal ini, mudik pada saat lebaran yang dianggap sebagai suatu tradisi dalam masyarakat dapat diubah oleh masyarakat itu sendiri melalui reproduksi struktur. Apalagi beberapa kebijakan yang telah dihimbau oleh pemerintah mengenai pelarangan mudik di masa pandemi seharusnya mampu mereproduksi struktur tradisi mudik.

Kondisi seperti inilah yang membutuhkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran covid-19. Pandemi memang menghambat sendi-sendi kehidupan akan tetapi kita sebagai manusia yang memiliki rasionalitas untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan.

Melakukan tradisi mudik atau tidak melakukannya di masa pandemi ini bukan hanya sebatas pilihan rasional yang muncul karena kesadaran dari masyarakat. Namun, hal tersebut juga tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah yang melarang mudik karena dikhawatirkan mobilitas masyarakat dapat lebih menyebarkan wabah Covid-19 ini dan kita semua harus dapat berpartisipasi menanggulangi wabah pandemi Covid-19 ini dengan prokes yang ketat. Semoga wabah ini segera berlalu.[***]

 

Mariatul Qibtiyah, S.Sos, MA.Si

Dosen Ilmu Politik FISIP UIN RAden Fatah Palembang

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com