Implementasi, manifestasi, ilustrasi, kontenplasi….
Terimakasih Paman Widji, terimakasih Boy Candra, terimakasih Genta Kiswara, terimakasih Darwis, dan terimakasih Papa Pidi yang romantis…
Darimu kami tahu, sembunyi adalah serangan masif untuk melawan nurani yang sudah pasif….
Darimu kami belajar prihal menulis yang benar, agar tidak ada kelakar yang berdebar…
Darimu kami memahami, karya tak melulu soal puisi, lagu, tausiyah religi bahkan naskah akademisi, sebab semua kekal dan tumbuh di sanubari…
Terimakasih Iksan Skuter, terimakasih Jason Ranti, terimakasih Danilla, terimakasih Pusakata…
Terimakasih atas semua luka yang harum dibalut nada, yang hidup dalam relung nan duka…
Darimu kami belajar, petani adalah raja dan seniman adalah dewa, naskah adalah seorang pujangga dan kesetaraan adalah segalanya…
Darimu kami bernyanyi, melawan melalui seni, mengalir dalam denyut yang sunyi, dan menetap dalam hati yang sepi, agar nurani bangun dan tidak lelap dalam tidurnya ilusi…
Doa kami… dalam sudut ruang tak berbentuk, agar kalian diberi hidup yang cukup, menghidupi manusia yang tak kenal takut, dan menjadi obor untuk selalu orasi prihal hidup yang semakin kalut…
Panjang umur segala baik….
–Afif Musthofa Kawwami-
Dosen Ilmu Politik UIN Raden Fatah