Pojok Fisip UIN Raden Fatah

Bicarakan Keilmuan Sosial di Tanah Melayu, Fisip UIN Raden Fatah Hadirkan Pakar Melayu dari 5 Universitas di Asia

ist

Sumselterkini.co.id, – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang mengadakan Webinar Internasional dengan tema “Building And Strengthening Networks Of Social Scientists In Tanah Melayu”. Secara Daring Melalui Zoom Meeting, Rabu (15/03/23). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan Fisip UIN Raden Fatah Prof. Dr. H. Izomiddin, M.A.

Webinar ini menghadirkan lima pembicara dari universitas di Asia yang membahas seputar jejaring keilmuan sosial di Tanah Melayu. Pembicara dari Universitas Sains Malaysia, Dr. Nik Norma Nik Hasan, Ph.D memberikan penjelasan terkait identitas Melayu. “Sebagai seorang melayu yang lahir dan dibesarkan di Malaysia, bagi saya Melayu adalah mereka yang menggunakan bahasa melayu seharian, beragama Islam, mengamalkan adat melayu dan secara fisik berkulit warna sawo matang,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun ada yang mengaku sebagai orang Jawa atau suku lainnya, baginya mereka tetap bagian dari melayu. “Di Malaysia, orang Melayu boleh terdiri dari orang Jawa, Minang, Bugis, Aceh, Banjar, Rawa, Mandailing dan beberapa etnik Indonesia yang berhijrah ke Tanah Melayu sebelum adanya sempadan politik. Namun mereka tetaplah orang Melayu,” tuturnya.

Nik Norma berharap dari pemaparan ini, masyarakat terutama mahasiswa dapat melihat perbandingan budaya yang dibuat oleh orang Melayu dari negara lain terutama dari Indonesia.”sangat disayangkan, saat ini masih sedikit sekali perbincangan mengenai hubungan budaya antara Orang Melayu,” ucapnya.

Di layer yang sama, pembicara dari FISIP UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. H. Izomiddin, MA menjelaskan mengenai perkembangan peradaban islam melayu sampai saat ini.“Faktanya, saat ini unsur – unsur teknologi yang diciptakan di negara dan bangsa muslim melayu memang muncul, tapi tidak ada karakteristik kemelayuan, misalnya beberapa industri teknologi di Indonesia atau negara muslim lainnya,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa dapat dirasakan sekarang sudah berangsur hilang wujud cara dan etika melayu.“Karena di Indonesia dapat dirasakan berangsur hilangnya hikmah kebijaksanaan dalam urusan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,” tutur Izomiddin.

Senada dengan ini, Pembicara dari Nihon University Japan, Prof. Dr. Takuji Arai, Ph.D mengatakan beberapa negara yang menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa pengantar,“Jika kita menakrifkan tanah melayu atau dunia melayu secara meluas, ia merangkumi negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei dan juga kawasan selatan yag menggunakan bahasa mealyu sebagai penghantar,” jelasnya.

Kemudian. Prof. Alexander G Flor, Ph.D menuturkan pandemik tidak menyebabkan pergesaran budaya ke media digital.“Pandemi tidak menyebabkan pergeseran ini ke media digital. Tetapi hanya mempercepat migrasi. Kami juga percaya bahwa banyak dari pengaturan ini akan di utamakan,” ujarnya.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi Fisip UIN Raden Fatah dengan berbagai perguruan tinggi di Asia. “ Dengan kegiatan ini kita berharap kajian melayu yang merupakan distingsi UIN Raden Fatah dapat terus dikembangkan.” UJAR ketua Pusat Layanan Internasional UIN Raden Fatah, Susi Herti Afriani, Ph.D.[***]

(Nisa & Imel)

 

 

 

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com